Kwan tersenyum melihat perubahan ekspresi Jeff, ia memajukan wajahnya dan memberikan kecupan ke dahi, hidung dan bibir pria itu.
Jeff memandang Kwan lagi.
"Sudah tidak marah lagi?" Tanya Kwan.
Jeff tersenyum, "Sedikit." Jawabnya lagi.
Kwan tertawa kecil, lalu mengecup bibir Jeff lagi. "Sekarang masih?"
Jeff mengerutkan hidungnya, matanya bergerak ke atas. "Humm.. sedikit lagi.."
Kwan memberikan kecupan-kecupan lain ke bibir Jeff.
Jeff tertawa kecil.
"Sekarang masih?" Tanya Kwan manis.
Jeff mengulum bibirnya menahan senyuman menatap Kwan.
"Aku akan ada disisimu dari sekarang hingga konsermu selesai." Janji Kwan.
Senyuman Jeff semakin lebar, lalu mengecup pipi Kwan gemas. Namun ia berhenti dulu untuk menatap pria itu, "Jangan sekali pun terlalu dekat dengan anak itu ya." Ucapnya memberitau.
Kwan mengangguk mengerti, "Ya.." jawabnya, "Ini.. makan lagi. Kau masih harus latihan kan." Ia menyodorkan sisa potongan sandwich.
Jeff mengambilnya dengan senang hati dan mulai makan.
+++
Kwan berdiri di sisi bawah panggung menonton penampilan Jeff di konsernya. Ia mengenakan baju kaus lengan panjang berwarna hitam dan celana jeans. Di lehernya tergantung tag staff.
Jeff menyelesaikan satu lagunya, namun musik masih dimainkan perlahan. Ia memandang orang-orang yang memenuhi tempat itu, ia sendiri merasa takjub dengan banyaknya orang disana.
Kwan tersenyum melihat ekspresi Jeff.
"Aku menciummu, kau menciumku.. Aku mencintaimu.." Jeff menyanyikan lirik lagunya tanpa iringan musik, hanya petikan gitar dari band pengiringnya. Ia tersenyum setelah menyanyikan bait lagu itu, "Mmmm... sebelum aku melanjutkan.." ia berbicara di mikrofon, matanya mencari-cari ke sisi panggung. "Sepertinya tadi aku melihat Kwan.."
Terdengar sorakan penonton mendengar itu.
Kwan tertegun mendengar namanya disebut, ia melirik ke kanan dan kiri canggung sendiri. Ia bingung melihat Brian mendekatinya dengan senyuman mengembang.
"Kwan~" panggil Jeff lagi. Tatapannya antusias melihat Kwan didorong naik ke panggung oleh Brian melalui sisi panggung. Ia melepaskan gitarnya, seorang staff menerimanya, lalu menghampiri Kwan ke sisi panggung. Sorak sorai penonton mengiringinya.
Kwan menatap Jeff serius, "Jeff?!"
Jeff tersenyum lucu sembari menarik tangan Kwan, "Naik dulu.." pintanya.
"Jeff!!" seru Kwan tertahan sembari ditarik naik, Brian mendorongnya dari belakang.
Jeff menarik Kwan ke tengah panggung dan merangkul bahunya kuat agar kekasihnya tidak kabur. Tangannya mengambil mikrofon dari stand, "Semuanya, kekasihku. Kim Kwan.." ucapnya memperkenalkan.
Kwan merasa wajahnya sangat panas di depan sebanyak itu manusia yang menonton konser kekasihnya. Ia hanya bisa tersenyum canggung mendapat sambutan riuh dari mereka semua.
Jeff menoleh ke belakang, layar besar di belakang mereka berubah menjadi photo dinding di studio musiknya.
Kwan memandang ke belakang dan mengerutkan dahinya bingung.
"Kalian taukan ini dimana?" tanya Jeff pada penonton.
"STUDIOMUUUU!!" sorak penonton menjawab.
"Benar, studioku." jawab Jeff, "Apa nama studioku?" ia mengarahkan mikrofon ke penonton.
"KIM KWAAAAAAN!!!!" jawab penonton kompak.
Kwan memjiat dahinya malu.
Jeff tertawa melihat reaksi Kwan, "Seseorang jadi malu.." ucapnya menggoda.
Penonton tertawa lucu.
Kwan menatap Jeff sebal.
Jeff menatap Kwan lucu, "Aku sudah berkata akan membayar pajak karena menggunakan namamu kan?"
Kwan menghembuskan nafas panjang, namun sebelum ia membuka mulut untuk berkomentar, ia tertegun saat Jeff menarik tangan dari bahu dan berlutut di depannya.
Jeff menatap Kwan lekat, tangannya mengambil sebuah kotak kecil dari saku celananya dan membuka benda itu di hadapan kekasihnya.
Kwan terpaku melihat sebuah cincin dengan mata-mata berlian yang terlihat indah di dalam kotak.
Seluruh ruangan di penuhi jerit tak percaya.
Jeff mendekatkan mikrofon ke mulutnya dengan tatapan pada Kwan, "Kim Kwan, sudah beberapa tahun sejak kau masuk ke hidupku. Kau memberikan inspirasi, motivasi, dan keberanian untuk berdiri di panggung sebesar ini.." ucapnya memulai, ia melirik para penonton yang memperhatikan dengan seksama, tidak sedikit yang mengarahkan kamera ke arah mereka. Lalu kembali memandang Kwan, "Hari ini, di depan semua orang yang menjadi saksi perjalanan kita melalui lagu-laguku..." ucapnya lagi, "Aku ingin bertanya.." ia menggantung ucapannya sejenak, satu tangannya terulur untuk memegang tangan Kwan. "Kim Kwan, maukah kau menikah denganku?"
Kwan tidak bisa menahan perasaannya, kedua matanya mulai digenangi air.
Jeff tersenyum lebar menunggu jawaban Kwan.
"TERIMA! TERIMA!" ucap para penonton menyemangati.
Kwan memandang sekitar, lalu kembali memandang Jeff.
Jeff masih menunggu dengan senyuman di wajahnya.
Kwan tersenyum penuh haru, akhirnya ia mengangguk pada Jeff.
Jeff bergerak bangkit untuk memasangkan cincin ke jari manis Kwan, lalu memeluk tubuh kekasihnya erat.
Kwan memejamkan matanya menahan tangis walaupun bulir air haru sudah mengalir dari satu matanya.
Sorak sorai penonton yang ikut terharu atas lamaran itu memenuhi ruangan.
jeff melonggarkan pelukannya, menatap kedua mata Kwan dalam. Ia memajukan wajahnya dan mencium bibir Kwan di depan semua penggemarnya.
==Hold You Tight in This Night END==
—————————
Terima kasih sudah membaca tulisanku, jika kamu suka silahkan simpan ceritaku ke list-mu agar mendapatkan notifikasi ketika ceritanya update dan jangan lupa vote & komen.Love, Wednesday Hwang ♥️
—————————
YOU ARE READING
The Song I Wrote about you
RomanceBagi seorang musisi, sumber inspirasi bisa datang darimana saja. Bagi Jeff Lim, pasangan adalah sumber inspirasi favoritnya. Suatu hari, setelah pindah ke Asrama kampus, ia jadi bersahabat dengan teman sekamarnya. Setelah berpisah dari kekasihnya...