13. Bermain peran

39 6 0
                                    

Disaat semua teman-temannya sudah kembali memasuki mobil setelah mereka singgah di salah satu restoran seafood. Nashwa yang memang kebetulan berjalan paling belakang bersama Friden sedikit melirik kearah mobil silver yang ada dipinggir jalan ketika merasa ada yang memperhatikannya. Matanya membola saat sadar bahwa didalam mobil tersebut ada Farhan yang tampak tengah mengawasinya.

Nashwa mengambil tissue dari dalam tasnya, berinisiatif mengelap keringat didahi Friden. Farhan harus tetap berpikir bahwa saat ini dia telah hidup bahagia bersama pria lain.

" Apa yang kamu lakukan?" Friden berusaha menghindar, tentu Nashwa langsung membisikkan sesuatu...

" Mas Farhan lagi merhatiin kita berdua, tolong kerjasamanya setidaknya untuk yang terakhir kali"

Friden tak menjawab tetapi dia tidak lagi banyak tingkah. laki-laki itu membiarkan Nashwa mengelap keringatnya.

" Akan lebih menyakinkan jika kamu mencium saya didepan mantan suamimu itu!"

Dih!

Nashwa sedikit termenung, memikirkan kenapa Farhan mengikutinya terus menerus? Apa belum puas rasa sakit yang dia berikan hingga membuatnya trauma menjalin hubungan dengan laki-laki?

" Dia akan tetap disana, selama kamu masih disini" Setelah cukup lama terdiam suara berinton pria disampingnya terdengar.

" Saya harus bagaimana sekarang?"

" Kamu bisa kontrak saya?"

" Kontrak?"

" Iya" Friden melipat kedua tangannya didada. Pria yang kini mengenakan kemeja berwarna hitam itu menatap lurus netra Nashwa."Saya akan menjadi suami pura-puramu sekarang ataupun nanti, asal ada bayaran" Lanjutnya.

" Berapa?" Tanya Nashwa langsung, sebab tidak mudah mencari pria lain untuk menggantikan perannya, nanti Farhan dan Marsha malah akan menilai dirinya negatif karena suka gonta-ganti pria.

" Lima puluh ribu sehari"

" Semurah itu?" Tanya Nashwa tak percaya.

" Saya nggak lagi jual diri! Hanya menyewakan skill, tapi kalo nanti skill ciuman dibutuhkan maka nambah lima puluh lagi, jadi seratus ribu"

" Jangan sembarangan ya!" Nashwa mengarahkan jari telunjuknya kearah wajah Friden dengan jengkel.

Sadar bahwa mereka sedang diawasi oleh Farhan, akhirnya Nashwa menurunkan acungan jari telunjuknya. Mencoba mengontrol emosi terhadap pria yang ucapannya selalu fulgar tersebut.

" Hal seperti itu tidak mungkin terjadi jangan berpikir aneh-aneh tentang saya, saya bukan wanita seperti yang kamu pikirkan!" Tegasnya

" Jangan merasa paling bisa membaca pikiran saya" Friden bicara pelan."Emang kamu tau apa yang saya pikirkan sekarang?"

" Hal mesum kan?"

" Enggak!"

Nashwa memilih mengabaikan jawaban Friden, ia kembali melanjutkan langkahnya menuju mobil terparkir.

" Ngomong-ngomong saya masih perjaka" Bisik Friden singkat sebelum memasuki mobil dan duduk dikursi kemudi.

Ck. Kenapa dia mengatakan seperti itu? Tidak penting sama sekali.

Selang beberapa saat, Anneth mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil."Woi Uwa! Lo mau masuk apa ngelamun disitu? Kita udah mau berangkat nih" Serunya

Buru-buru Nashwa masuk kedalam mobil karena sudah ditunggu yang lainnya.

🏝️🏝️🏝️

Mengenakan masker bersama seraya menonton Drakor di laptop adalah ide dari Charisa yang katanya ingin girls time. Ketiga perempuan itu kini dalam mode tidak ingin diganggu mereka mengunci diri di kamar pertama dimana tempat para perempuan itu bergosip membicarakan berbagai hal termasuk ngomongin para teman lelakinya.

MAS MANTAN [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang