12. Panggilan tak diinginkan!

42 6 2
                                    

Malam ini semua tengah bersantai di ruang tengah villa. Hanya untuk melakukan kegiatan seperti malam-malam sebelumnya sebelum musibah menimpa mereka apalagi jika bukan bermain game untuk membuang jenuh.

" Hayoloh, buruan giliran Lo! Lama banget cuman ngeluarin kartu doang" Suara Sam terdengar sewot kesekian kalinya kepada William yang masih tampak berpikir super keras dengan posisi kaki terangkat satu seperti bapak-bapak warteg.

Berkali-kali lelaki itu melihat tumpukan kartu Uno didepannya beralih pada tiga kartu ditangannya lalu menatap satu lawan berat yang tersisa. Kepala William tidak henti-hentinya berkutat. tiga menit sudah berlalu.

" Lo mikirin strategi buat rubah peradaban dunia hah?!" Deven yang sudah tidak sabar mengeluarkan kartu bagusnya lantas berdecak sebal."Lumutan gue, lama-lama nungguin Lo"

" Hihhhhh! Sabar dong tadi gue udah kalah masa sekarang kalah lagi" pekik William dramatis, mungkin kalo bukan Deven lawannya dia sudah pasti menang sejak tadi.

" Itu mah nasib, mau Lo berpikir 24 jam kali dua juga kalo takdirnya kalah ya kalah" Sahut Anneth yang mendapat hoki. Keluar sebagai pemenang pertama."Udah lah terima aja hukumannya" lanjutnya

" Kalo Lo nggak ngeluarin kartu, gue nih yang main duluan" Deven mulai mengeluarkan jurus mengancam.

" Iya-iya, nggak sabaran banget Lo" Tukas William tambah pusing karena terus didesak, masalahnya kartunya tidak ada yang bagus sama sekali, tapi mau bagaimana lagi akhirnya dia mengeluarkan dua kartu dengan tidak yakin.

Didepannya, bibir Deven melengkung tersenyum seperti Joker sebelum melempar dengan gebrakan super semangat yang tidak terbendung. Dua lembar kartu hitam bertanda +4 menimpa kartu Nashwa.

" UNO GAME!!" Teriak Deven bertepuk tangan berisik, mengalahkan kehebohan selebrasi Anneth dan Sam sebelumnya. Sangking bahagianya Deven sampai memeluk Anneth untuk modus.

" Sesuai kesepakatan awal, yang kalah wajib ikuti perintah yang menang, satu orang satu permintaan" Ujar Sam mengingatkan pada hukumannya.

Meski sangat gondok setengah mati, tapi sadar harus tetap supportif William melempar sisa dua kartunya sebelum bertanya dengan emosi tertahan."Buruan mau Lo apa? Nggak usah pake lama!"

" Es kopi hari baik aja" Jawab Sam

" Hari baik?" Kening William berkerut baru mendengar.

" Good day" Timpal Charisa yang sudah paham kamus bahasa Samuel.

" Hari baik! Hari baik! Hari buruk gue kasih sama Lo" Cerocos William disaat itu Charisa sudah ngakak sambil terus mengemil, ditik dimana gadis itu tersedak dengan lembut seperti memperlakukan bayi Nashwa memijit tengkuk Charisa.

" Woi, pasangan buaya! Lo berdua mau apa?" William melayani tidak ramah.

" Bikinin gue sama Nethi, Indomie goreng tapi harus digoreng lagi setelah direbus terus tambahin toping sosis, telur ama sayuran juga" jawab Deven mewakili.

" Anjirlah! Jatohnya gue capek dua kali"

" Memang itu tujuannya brodi"

" Bangsat Lo!" Umpat William mengacungkan jari tengah.

" I know i'm handsome thank you sayang" Tapi Deven membalasnya dengan kiss bye bibir yang manyun lima centi.

MAS MANTAN [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang