𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟏𝟎

406 35 3
                                    

Tak disangka malam ini turun hujan, rintik rintik gerimis tergantikan dengan tetesan air hujan yang lebih deras. Yoshi dan haruto basah kuyup membuat badan mereka yang terluka kedinginan.

Karena sudah malam dan di tambah lagi hujan membuat penglihatan haruto menjadi sedikit kabur.

"Dek? Kamu gak papa dek?" Salah satu pengendara motor berhenti tepat disebelah mereka.

Wajah pucat haruto tersenyum sumringah, anak itu mendekati laki laki yang menanyakan keadaan mereka.

"Pak!! tolong kakak saya! Tolong bawa ke rumah sakit pak"

"Iya tolong tenang dulu karena saya bawa belanjaan jadi cuman bisa membawa 1 orang" jelas bapak pengendara motor itu.

"Bawa kakak saya saja pak! Kakak saya udah pingsan"

"Tapi kamu kan--" perkataan bapak itu terpotong karena haruto sudah meletakan Yoshi dimotornya.

"Terimakasih pak nanti saya janji saya pasti menyusul" haruto sangat bahagia melebihi apapun tuhan sepertinya mendengarkan doanya disepanjang jalan tadi.

"Nanti bapak pasti panggilan ambulance, kamu jangan kemana mana ya?"

"Saya nggak apa apa pak"

"Tunggu disini, saya bakal panggil ambulance"

Haruto hanya mengangguk lemah, menatap motor yang berjalan semakin menjauh dari pandangannya.

Anak itu segera terduduk lemas di aspal, ia membaringkan badannya dengan pelan. Membiarkan air hujan yang terus turun mengenai badan dan wajahnya. Menatap gelapnya langit yang terus menurunkan butir butir air.

"Sakit..." Lirih haruto, ia memegangi perutnya erat, merasa bahwa bekas tusukan pada perutnya itu terasa semakin menyakitkan. Ia sudah tak kuat berjalan karena luka yang ia miliki terasa semakin lebar.

Namun haruto terus menguatkan dirinya untuk tidak pingsan.

"Kak Yoshi udah baik baik aja kan?...kalau gitu gw bisa istirahat sebentar..."

Bibir pucat itu mengatup rapat, diikuti dengan mata yang perlahan tertutup membuat pandangannya semakin gelap.

Yoshi bangun dari pingsannya, sekarang ini ia berada di ruangan putih dengan beberapa bangsat disekitarnya.

"Ini dimana?" Kata Yoshi pada dirinya sendiri, kepalanya masih sangat pening.

"Alhamdulillah kamu sudah bangun, tadi kamu pingsan"

"Pingsan??" Yoshi mengingat ngingat kejadian yang menimpanya beberapasast lalu.

Lalu ia mengingat adiknya.

"Ngomong ngomong bapak siapa ya? Bapak liat orang yang bersama saya nggak pak?"

"Saya kris, kebetulan tadi saya lagi naik motor saya liat kamu sama cowok satunya lagi"

"Terus sekarang cowok itu dimana pak?" Yoshi bertanya dengan nada khawatir jantung anak itu berdetak sangat cepat, meramalkan segala doa dalam hati agar jawaban yang ia dapat adalah kabar baik.

"Ah dia..." Ucapan Kris terpotong karena ambulance datang membuat suasana di UGD menjadi sedikit riuh.

"Ayo cepat!! Suster tolong pasangkan oksigen!"

"Baik dokter"

"Pasien kekurangan banyak darah"

Ambulance itu membawa seorang remaja yang sudah pucat pasu dengan badan basah kuyup dan noda darah diseragamnya.

HARUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang