-still Laura Pov-
Aku berlari meninggalkan mereka berdua, bahkan melupakan justin yang mengejar ku.
"Kau jalang"
Ucapan itu sepertinya benar benar memengaruhi ku.
Aku tak percaya jika seorang Laura Emergreen pertahanannya bisa runtuh hanya karena gadis yang baru di kenalnya.
Gadis yang dia kira adalah gadis manis.
Tapi ternyata, dialah jalangnya.
Aku tak percaya jika gadis yang ku fikir manis dan baik adalah salah satu jalang justin.
Cukup!
Aku lelah, lupakan laura.
Ingat! Bukan kau jalangnya, tapi dia.
Dia hanya mencoba untuk merendahkan dirimu.
Setelah aku merasa lelah.
Aku menghentikan langkah ku. Aku berada di taman sekarang. Taman yang benar benar sepi, bahkan tak ada siapapun disini.
Aku mengedarkan pandangan ku. Pandangan ku jatuh pada sebuah pohon rindanh yang cukup sejuk.
Oke laura! Lupakan ucapan gadis itu.
Karena dialah jalangnya.
Aku berjalan sedikit ke arah pohon itu.
Duduk disana dan menekuk lutut ku lalu menaruh tangan dan menenggelamkan wajah ku di sana.
Aku benar benar butuh waktu untuk melupakan segalanya.
"Laura?"panggil seseorang lembut menghentikan fikiran ku tentang gadis itu.
Aku melihat ke arah orang itu.
Dia adalah Justin Bieber.
Dia menghampiri ku dan ikut duduk di hadapan ku.
Aku tetap menunduk, aku tak mau melihatnya. Wajah ku pasti benar benar memalukan sekarang. Apa yang akan dia katakan jika seoranh CEO muda seperti ku bisa mempermalukan dirinya dalam riasan wajah?
Justin menaruh tangannya di dagu ku dan berusaha untuk mengangkat wajah ku. Aku sekeras tenaga mencoba tak berkutik atas kelakuannya.
"Look at me laura."ucapnya lembut. Benar benar lembut, tak ada nada usil dan menggoda dalam ucapannya.
Tiba tiba dia mengangkat dagu ku secara paksa dan berhasil membuat ku menatap wajahnya.
Aku menatap wajah nya, tidak!
Bahkan aku menatap matanya, mata hazelnya yang benar benar teduh dan bisa menenangkan ku sesaat.
Sungguh, jika setiap hari dia bisa berlaku seperti ini, aku pasti bisa terhanyut dalam dekapannya. Maksud ku jatuh cinta.
Tunggu!
Apa yang kau fikirkan Laura? Kau tak boleh jatuh cinta padanya.
Pada pria yang suka merayu wanita.
Lagipula kau milik luke dan akan selalu seperti itu.
"Sorry laura but look.at.me"tegasnya.
"Am i slut justin?"tanya ku pelan.
Dia menarik nafas nya dan menghembuskan nya lembut. Setelah itu, dia tersenyum lembut.
Ya tuhan!
Aku baru sadar jika senyumannya benar benar menggoda.
Tidak laura, berhenti! Kau tak boleh seperti itu.
Justin tetaplah justin brengsek bieber si perayu wanita.
"No laura, you're not a slut but she is."jelasnya.
Benar laura you're not a slut. But she is.
"Are you serious?"tanya ku lagi.
"Listen laura, forget all the words she say to you. Just forget it, because i will always beside you. Always."ucapnya yang berhasil membuat ku melupakan gadis itu.
"Thank you justin."ucap ku sambil tersenyum.
"My pleasure."jawab justin lembut.
Aku serasa terbuai dengan ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO LOVE (Justin Bieber) (Barbara Palvin)
FanfictionJustin Bieber, seorang psycho CEO yang memiliki masa lalu yang kelam, atau bahkan tak pernah mengetahui arti cinta yang sesungguhnya. sampai akhirnya datang Laura Emergreen yang mencoba untuk membuatnya jatuh cinta. tapi apa jadinya jika Justin hany...