"Dia sudah tiba, dia disini."
Laura Pov -
Holy shit.
Dia sudah disini. Apa yang harus aku lakukan?
'Tentu saja kau harus membunuhnya. Tak ingatkah kau apa yang sudah dia lakukan pada mu?'batin gadis jahat ku.
Ya, aku harus membunuhnya. Harus.
'Tidak laura, jangan lakukan itu. Tidakkah kau ingat cinta dan kebahagiaan yang sudah ia berikan kepada mu? Tidak kah kau ingat tentang chloe? Dia adalah buah hatimu dan justin laura. Apakah kau tidak kasihan jika dia akan hidup tanpa ayah?'batin gadis baik ku.
Ya, chloe! Apa yang kau fikirkan laura? Bagaimana kau bisa melupakannya?
"Sampai kapan kau mau disana laura? Dia sudah tiba."ujar niall.
"Apa yang harus ku lakukan, niall?"tanya ku.
Niall mendekat ke arahku sambil menatap ku bingung.
"Apa maksud mu?"tanyanya balik.
Aku mengacak rambut ku kesal.
"Tidakkah kau lihat niall?! Dia sudah ada disini! Dan apa yanh harus aku lakukan sekarang!"geram ku.
"Bukankah kau ingin membunuhnya?"tanya niall yang membuatku terdiam.
Aku menunduk sambil memainkan jari jari ku.
Niall menatap jari ku lalu melihat ku.
"Tunggu. Jangan bilang pada ku jika kau masih mencintainya?"tanya niall.
Aku menatapnya kaget sambil menggigit bibirku pelan, gugup.
"Jadi benar kau masih mencintainya?"tanyanya.
Aku menatapnya ragu.
"Argh! Kau benar benar gila laura! Tingkah mu seperti remaja yang baru saja diputuskan kekasihnya."ujar niall.
"Kumohon. Bantu aku niall, bukan memberikan ku pernyataan yang justru malah menyindir ku."keluhku.
"Lalu apa yang akan kau lakukan sekarang?"tanyanya.
Dia itu bodoh atau apa sih? Aku yang meminta pendapatnya, tapi kenapa sekarang dia yang bertanya pada ku?
"Justru aku yang tadi bertanya pada mu, bodoh!"geram ku.
Niall terkekeh sambik menggaruk rambutnya malu.
"Aha! Aku tahu!"ucapnya.
"Kau membuatku kaget, bodoh!"ujar ku.
"Maaf. Jadi sekarang kau ingin tahu atau tidak?"tanyanya.
Aku mengangguk.
"Jika kau mencintainya, kembalilah bersamanya, karena jika kau membunuhnya, itu tidak akan membahagiakan mu laura, itu justru akan membuat mu sedih. Karena kehilangan orang yang kau cintai itu menyakitkan bukan?"tanya niall.
Aku mengangguk.
"Tapi itu semua tetap keputusan mu laura. Yang jelas, aku hanya menginginkan kau bahagia."ucap niall lalu menepuk bahu ku pelan.
"Ayo, kita mulai acaranya, biarkan dia mengetahui siapa itu bloody gangs yang sebenarnya, laura."ucap niall.
Ya, semua keputusan ada di tangan ku. Yang terpenting sekarang, dia harus tau siapa aku, dan Emergreen yang sebenarnya. Dia harus tahu bahwa tidak semua wanita selemah yang dia fikirkan. Aku mau dia berfikir kalau terkadang, wanita juga bisa menjadi orang yang tidak bisa ditebak.
Aku segera mengambil jaketku dan keluar dari kamar, tak lupa aku memakai topeng untuk menyamari identitas ku.
louis menatap ku seakan meminta respon ku.
"Bawa dia masuk, tempat rahasia."ujarku tanpa menatapnya
Louis mengangguk.
"Aku tahu jika kau mencintainya,laura."ujar valerie saat aku sedang meminum air putih ku.
"Diamlah gadis kecil."gerutu ku
"Aku tahu kau tak akan membunuhnya, tak akan."ujarnya yakin.
Aku menatapnya bertanya tanya
"Darimana kau seyakin itu? Memangnya setelah aku tidak membunuhnya aku akan kembali kepadanya?"tanyaku yang dijawab anggukan olehnya.
"Hell yeah, kisah cintaku tak semanis diri mu dan harry kau tahu? Aku dan dia saling mengincar satu sama lain, kisah cinta kami bukan kisah cinta manis seperti kisah yang ada di novel roman picisan. Kisah cintaku bukan seperti romeo dan juliet. Kisah cinta ku adalah kisah cinta yang kejam, kisah cinta yang harus mengalah satu sama lain, kisah cinta yang mengerikan, dan kisah cinta manis yang kau impikan tidak akan pernah terjadi. Setidaknya kepada diriku."ucap ku.
"Setidaknya berusaha tak ada salahnya, kan?"ucap laura lalu pergi meninggalkan ku.
**
Justin Bieber Pov
Mati atau tidak,
Yang terpenting adalah kau melakukan ini semua untuk laura, hanya untuk cintanya.
Aku memang tidak akan pernah menjadi pangeran berkuda putih atau romeo sekalipun.
Aku adalah aku, seorang justin bieber yang kadang bisa menjadi psikopat.
Aku bisa menjadi pembunuh, atau bahkan membuat wanita mengemis cinta dari ku.
Tapi kali ini, aku bukanlah justin bieber yang seperti itu.
Kali ini, aku adalah justin bieber yang rela mengorbankan nyawanya untuk wanita yang dicintainya, wanita yang membuat matanya terbuka untuk cinta.
wanita yang segalanya baginya.
Tiba tiba, pintu markas bloody gangs terbuka, terlihatlah seorang pria yang seharusnya nampak tak asing bagi ku. tapi entahlah, mungkin aku melupakannya.
"selamat datang kembali, justin bieber. Aku senang kau datang dengan kemauan mu sendiri."ujarnya
"Cepatlah, aku tak punya banyak waktu, jika aku harus mati, ya buatlah aku mati sekarang, disini."ucapku. Kenapa? karena memperlambat segalanya hanya akan membuat ku menyesal akan sikap ku sekarang ini.
"Hei hei.. jangan terburu buru. Bukan aku yang akan menentukan kematian mu. Tapi dia."ujarnya.
"Dia? Siapa yang kau maksud?"tanya ku.
"penyelamat mu,"
"Kau bisa memanggilnya G."ujarnya sambil tersenyum sinis.
Dan sekarang kenyatannya, yang akan membunuhku adalah penyelamat ku sendiri.
Ada apa sebenarnya? Apa hubungan laura dengan mereka semua?
THE END
an:
boong koq
pa kabs? anj gue sibuk banget. tadi ulangan agama, besok ulangan kimia, senin ulangan inggris, rabu biologi.
Gitu aja terus sampe rambut gue botak :') gue tau makin absurd. biz berbi gaada ide.
TAU GA? GUE MALES NAMATIN CERITA INI, SAYANG AJA GITU SM CERITA INI. JADI YG HARUSNYA TAMAT DI CERITA INI MALAH GATAMAT TAMAT. EH TP ABIS INI THE END YANG REALNYA DENG MAKANYA VOTE TERUS YAA.
ah bodo ah 100 vote sm 50 comment klo mau lanjuttt
Satu orang dua komen gitu deh. :p
Love,
Berbihnya syahrini
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO LOVE (Justin Bieber) (Barbara Palvin)
FanfictionJustin Bieber, seorang psycho CEO yang memiliki masa lalu yang kelam, atau bahkan tak pernah mengetahui arti cinta yang sesungguhnya. sampai akhirnya datang Laura Emergreen yang mencoba untuk membuatnya jatuh cinta. tapi apa jadinya jika Justin hany...