Aku tidak menyangka. Sebentar lagi, aku akan menyandang gelar Mrs Bieber. Yang menandakan bahwa justin bieber adalah milik ku.
Justin bieber yang sama saat 2 tahun yang lalu. Tapi maaf, aku tak bisa menceritakannya. Mungkin, saat waktunya tiba. Atau bahkan tidak sama sekali.
"Kau siap honey?"tanya dad.
Aku mengangguk.
"Aku tak menyangka, anak ku sudah jadi tanggung jawab orang lain sekarang."ucap dad parau.
Aku mengusap bahunya pelan.
"Tapi kau harus ingat, dad. Aku tetaplah laura mu. Rasa sayang ku tak akan berkurang sedikit pun. Kau adalah pria yang paling ku cintai."ujar ku.
Dad tersenyum bahagia lalu mencium kening ku.
-skip-
Aku berjalan ke arah altar. Sudah ada justin disana dengan senyum yang menggembang.
Tak usah kalian tanyakan apakah dia tampan. Karena, walaupun tak menikah. Dia tetap tampan.
Sesampainya di depan altar, justin memberikan sebelah tangannya kepada Ku dan memberi Ku isyarat untuk menggapainya. Dengan senang hati aku melakukannya.
Aku menggapai tangannya sambil menatap dad Dan tersenyum kepadanya. Dad hanya terseyum balik.
"Baiklah, mari kita mulai pernikahan yang suci ini."ucap pemimpinnya.
"Justin drew bieber,,...................."
"I do"ucap Justin.
"Laura emergreen,......................"
"I do."jawab Ku gugup.
"Baiklah, kalian sudah sah sebagai suami Istri. Kalian di persilahkan menyematkan cincin pada pasangan kalian."ucap pastur. *benar gk? Sorry gue Muslim so gatau hehe.*
Justim mengambil cincin berlapis berlian lalu menyematkannya di jari Ku. Aku pun melakukan hal yang sama.
"You can kiss the bride."ucap pastur.
Justin menatap Ku lembut lalu mendekatkan dirinya perlahan.
*CUP*
Dia mencium Ku dengan lembut.
Terdengar suara riuh tepuk tangan di sela sela ciuman kami.
Setelah cukup lama, Justin melepaskan bibirnya Dari bibir ku.
Dia tersenyum kepada ku.
Aku menatapnya sejenak lalu mengalihkan padangan ku kepada para tamu undangan.
Mereka semua tersenyum melihat ku!
Dan itu mereka. Tamu paling istimewa. Louis, valerie, dan niall.
Banyak sekali teman teman ku yang datang disini. Tidak, teman yang ku maksud bukan teman kantor atau para relasi ku.
tapi teman yang selalu ada untuk ku 2 tahun yang lalu. Teman yang mau terbuka satu sama lain. Teman yang istimewa.
Tapi mungkin istilah teman tak cocok untuk mereka yang selalu ada untuk ku. Aku lebih suka untuk menganggap mereka keluarga
And guess what?
I'm mrs bieber now.
-skip-
Pernikahan telah usai. Sekarang, waktunya aku dan keluarga besar ku besar ku, termasuk keluarga justin sedang berkumpul untuk pesta barbeque.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO LOVE (Justin Bieber) (Barbara Palvin)
Fiksi PenggemarJustin Bieber, seorang psycho CEO yang memiliki masa lalu yang kelam, atau bahkan tak pernah mengetahui arti cinta yang sesungguhnya. sampai akhirnya datang Laura Emergreen yang mencoba untuk membuatnya jatuh cinta. tapi apa jadinya jika Justin hany...