Laura Pov-
Apa yang mereka maksud dengan kebahagiaan? Kebahagiaan? Apa itu? Apa itu bersifat permanen, atau hanya sementara. Atau bahkan, kalian tak akan pernah tahu bagaimana caranya.
Sometimes, all the things you want in this world can not be yours because a lot of people want what you want too. And it's call happiness.
"Lau?"panggil justin. Aku sedang berada di rumahnya sekarang.
"Ya?"panggil ku.
"Apa yang kau fikirkan?"tanya justin sambil fokus dengan korannya.
Aku takut. Apa yang harus aku katakan?
"Tidak ada."jawabku..... berbohong.
"Aku hafal dengan raut muka mu, laura. Ceritalah. Jangan membuat ku kesal karena rahasia mu itu!"geram Justin.
Akhir akhir ini justin memang menjadi seorang tempramental. Dia cepat sekali terbawa emosi walau masalah sepele pun. Itu yang membuat ku takut untuk mengatakannya.
Dan mungkin sekarang aku harus menyembunyikannya. Aku tak akan memberitahunya disaat sifatnya seperti ini.
"Tidak ada. Aku hanya memikirkan tentang rapat besok sore, ya rapat nya benar benar tak ku mengerti."jawab ku sambil berusaha untuk tenang.
Well, kau pembohong yang handal laura. Kau sangat cocok untuk berakting di opera sabun.
justin menaikkan alisnya sebelah dan kemudian mengangkat bahunya acuh.
Lalu, dengan siapa aku harus bercerita? Sampai kapan? Oh laura. Kenapa kau sekarang menjadi wanita yang lemah? Kemana laura 2 tahun yang lalu? Laura yang pintar menyembunyikan segalanya.
-skip-
"Jadi apa yang ingin kau bicarakan, hijau?"tanya niall sambil memakan croissant nya.
"Kau tahu.. aku dan justin sudah pernah melakukan 'itu'"ujar ku.
Niall mengangguk.
"Lalu?"tanyanya.
"Dan apa yang biasanya terjadi selanjutnya?"tanya ku.
"Tergantung. Jika dia memakai pengaman. Itu akan baik baik saja."jelasnya lagi.
"Bagaimana jika tidak?"gumam ku.
"Tentu saja kau akan Ha--- WHAT?! ARE U KIDDING ME? JANGAN BILANG KE KALO KAU HAMIL LAU!"teriak niall.
Huh! Dia benar benar menyebalkan. Bisa tidak sih menanggapinya dengan tenang?!
"Apa kau bisa tenang, koran?"tanya ku kesal.
"Tapi apa kau gila? Kau hamil? Bilang kepada ku jika ini adalah april fools."ujarnya.
"Memangnya sekarang bulan apa?"tanya ku sambil meminum frappucino ku.
"Agustus."ucapnya santai.
"Memangnya ada agustus fools?!"ujar ku kesal.
Dia tersedak croissant nya.
"Jadi itu benar?! Bukan mimpi?"tanya nya tak percaya.
"AWWW"ringisnya.
Aku mencubitnya dengam sangat kencang.
"Apakah kau bermimpi mr horan?"ujarku datar.
Dia menggeleng.
"Kenapa? Kenapa dia tidak menggunakannya?"tanya niall.
Aku menggelengkan kepala ku.
"Dia bilang. Kita melakukannya karena cinta. Tapi tetap saja, aku takut."ujar ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO LOVE (Justin Bieber) (Barbara Palvin)
FanfictionJustin Bieber, seorang psycho CEO yang memiliki masa lalu yang kelam, atau bahkan tak pernah mengetahui arti cinta yang sesungguhnya. sampai akhirnya datang Laura Emergreen yang mencoba untuk membuatnya jatuh cinta. tapi apa jadinya jika Justin hany...