Still Justin pov-
"Maka, kau nikahi saja dia."jelas harry.
Aku? Menikah dengan laura? Apa harus? Bukan ini solusi yang aku inginkan. Apakah ini semua tidak bisa dipermudah?
"Aku meminta mu memberikan ku solusi. Bukan malah membuatku frustasi."ucap ku kesal.
Harry menyeringai.
"Ternyata kau tak sepintar yang orang duga, bro."ucap nya
Aku menatapnya bingung.
"Apa maksud mu?"tanya ku.
"Laura hamil bukan? Lantas, apa yang akan dia keluarkan setelah 9 bulan?"tanya harry.
Apa dia fikir aku sebodoh itu? Tentu saja aku mengerti itu.
"Aku tidak sebodoh itu, tolol. Dia akan mengeluarkan bayi."ucap ku kesal.
"Dan biasanya apa yang para pengusaha di dunia ini ingin kan saat dia sudah tua?"tanya harry.
"Memberikan perusahaan kepada anak mereka?"tanya ku.
Harry tersenyum.
"Dan apa yang akan di lahirkan laura?"tanya harry.
Ugh! Dia sudah menanyakannya bukan?
Aku berdecak sebal.
"Tentu saja seorang anak. -- tunggu, maksud mu?"
Harry mengangguk.
"Ya, kau tak mungkin sampai mati mengurus perusahaan bukan? Maka yang ku maksud dengan nikahi dia adalah jika kau mendapat keturunan mu, bawa bayi itu pergi meninggalkan laura. Itu akan menjadi kesedihan yang dua kali lipat."jelas harry.
Jenius! Harry benar benar sangat pintar untuk menyelesaikan sebuah masalah dengan cara licik.
"Kau benar benar jenius!"jelas ku kagum.
"Jelas, aku bukan bieber yang bertingkah seperti orang bodoh saat menghamili anak orang."ucap harry sambil tersenyum sinis.
Aku mengangguk pasrah dengan sindirannya.
"Itu semua benar benar brilian! Itu sangat mudah ku lakukan."jelas ku sambil menyesap minuman ku.
Harry mengangguk menyetujui ucapan ku.
"Tapi, tetap semua rencana, pasti ada konsekuensi nya."jawab harry.
"Ya aku tahu, konsekuensi nya tak akan membuat ku mati kan?"ucap ku.
Harry menggeleng.
"Kenapa kau menggeleng? Apa ada yanh salah?"tanya ku.
"Aku tak yakin bieber bisa melakukan konsekuensi itu dengan benar."ucap harry.
Hell yeah!
Apa dia meragukan ku? Apa ada di dunia ini yang tidak bisa ku lakukan? Bahkan aku bisa membuat orang bertekuk lutut kepada ku saat kami pertama bertemu.
"Kau meragukan ku?"ujar ku.
Harry mengangguk.
"Memangnya apa konsekuensi nya?"tanya ku.
"Kau yakin akan tetap melakukannya?"tanya harry pelan.
"tentu saja. Apapun itu. Aku ingin dia merasakan apa yang aku rasakan."jelas ku.
"Tapi dia tak tahu apa apa justin, dia bukan mom mu yang selalu menyuruh mu ini itu. Memukul mu, menghina mu, bahkan memperlakukan mu seperti binatang. Dia hanya laura, gadis polos yang tak tahu apa apa."gumam harry.
Seketika kepala ku memperlihatkan memori yang seharusnya tak perlu lagi ku ingat. Memori dimana aku diperlakukan seperti tidak ada.
Flashback ON-
Justin bieber 6yo-
Mereka berdua bertengkar lagi. Di depan ku. Memperlihatkan ku adegan yang seharusnya tidak dilihat oleh anak berumur 6 tahun seperti ku. Seharusnya, aku bisa merasaka apa yang teman teman ku rasakan. Keluarga yang lengkap dan kebahagiaan.
Tapi apa yang ku dapatkan? Hanya pertengkaran yang dilakukan hampir setiap hari. Dan aku sama sekali tidak mengetahui apa masalah awalnya. Mereka juga selalu mengucapkan kata kata kasar.
Dan apa yang bisa aku lakukan? Aku hanya seorang anak lelaki 6 tahun yang tak bisa melakukan apapun. Yang bisa aku lakukan adalah percaya jika nantinya tuhan akan memberikan ku kebahagiaan.
***
Justin bieber 7yo-
Mereka akhirnya memutuskan untuk bercerai. Aku ingin sekali ikut dengan dad. Tapi mom melarang ku, dia bilang, aku tak akan bahagia jika pergi bersama dad.
Apa yang bisa aku lakukan? Tentu saja pasrah.
***
Justin bieber 9yo-
Mom berbohong pada ku. Mom bilang aku tak akan bahagia dengan dad dan lebih baik aku bersama dirinya.
Tapi apa yang dia lakukan? Dia menganggap ku seperti binatang. Setiap hari, dia selalu membawa pria yang berbeda dan mengurung ku di kamar. Dia bilang, dia tak ingin prianya melihat anak sialan seperti ku. Mom seperti tak menganggap ku ada.
Dia selalu memukul ku dengan sapu setiap aku melakukan kesalahan. Walau hanya kesalahan kecil. Seperti aku memecahkan vas bunganya saat aku akan menyambutny pulang. Dia mengurungku dan tak membiarkan ku pergi bahkan makan selama 3 hari.
***
Justin bieber 14yo-
Mom meninggal. Perempuan yang selama ini tak pernah menganggap ku ada akhirnya mendapatkan hukuman yang setimpal. Dia meninggal karena overdosis. Aku tak menangis saat dia di kuburkan. Biarkan saja jika orang orang menganggap ku anak tak tahu diri.
Tapi apa mereka tahu? Kekerasan yang sudah wanita itu lakukan 7 tahun ini? Jadi, untuk apa aku menangisinya?.
Flashback Off-
Itulah alasannya kenapa aku membenci wanita. Karena perlakuan wanita biadab yang dulu memperlakukanku semena mena.
Semenjak itulah aku bangkit dan menjadi justin bieber yang tak punya perasaan. Aku tahu ini benar benar kelewat batas. Tapi apa peduli ku? Mereka semua harus merasakan apa yang aku rasakan.
"Kau melamun? Cih, pasti memikirkan masa lalu mu? Lupakan itu justin"ucap harry.
Aku memutar bola mataku.
"Kau sendiri yang membuat ku mengingat nya. Sekarang kau harus memberitahu ku apa konsekuensi nya."ucap ku.
Dia mendekat ke arah ku.
"Kau harus bersikap manis dengannya."
-skip-
Laura Pov-
Kring...kring...kring..
Ponsel ku berbunyi dan tertera nama jaybee disana. Aku menginggit bibir ku gugup lantas mengangkatnya.
"Halo?"ucap ku parau.
"Halo, sayang. Kau baik baik saja?"tanyanya dengan nada seperti khawatir.
"Tidak."jawab ku.
"Baiklah, bisa kita bertemu?"tanya nya.
"Baiklah, dimana?"tanya ku.
"Di rumah ku. Cepatlah, aku merindukan mu. Love you."ucapnya.
Aku tidak membalasnya melainkan langsung mematikan telefonnya.
Ini dia, mungkin inilah jawaban tuhan. Memberikan ku justin bieber yang manis dan perhatian.
Sambil tersenyum, aku segera bangkit dari ruang kerjaku dan melangkah pergi.
A/n : jelek ya? Sorry kalo lauranya dikit. But next part bakal ada jaura kok!
next minimal 15votes and 5 comment ok? Love u so much guysss!
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO LOVE (Justin Bieber) (Barbara Palvin)
FanfictionJustin Bieber, seorang psycho CEO yang memiliki masa lalu yang kelam, atau bahkan tak pernah mengetahui arti cinta yang sesungguhnya. sampai akhirnya datang Laura Emergreen yang mencoba untuk membuatnya jatuh cinta. tapi apa jadinya jika Justin hany...