8

580 33 0
                                    


                                    °
                                    °
                                    °
                                    °

shani membawa gracia dengan cara menarik lengan bajunya dengan sedikit kasar, membuat gracia sedikit sebal dengan perlakuan shani padanya.

"duuh, lepas ah!."
ucap gracia yang menarik paksa tangannya.

mereka kini berada di dalam kamar mandi. shani hanya diam hening. ia  hanya memutar bola matanya dan mencuci tangannya pada wastafel. gracia memandang shani dengan tatapan tak senang dan memutuskan untuk beranjak meninggalkan. Namun shani menghentikannya.

"ck. apa?!" ucap gracia dengus.

gracia bingung, shani menatapnya dengan tatapan sendu dan sedih. gracia tetap menatapnya dengus dan sini. tiba tiba saja shani memeluk gracia dalam dekapnya. ia menangis dalam peluknya. gracia hanya diam dan mendengarkan tangisan gadis yang tlah menundukkan kepala dan terisak risak menangis di pundaknya.

"kenapa nangis." ucap gracia melemah.

"ge, aku cape." ucap shani yang semakin erat memeluknya.

DEG

gracia berucap sumpah pada tuhan ia tak menyukai shani dalam hubungan lebih dari teman. tapi mendengar dan melihat shani yang putus asa membuatnya gelisah. mungkin ia hanya mengkhawatirkan shani, sebagai teman baiknya. gracia hanya menenangkan shani dengan berpelukan dan kissing, ia tau. dengan itu shani akan tenang.

"cape kenapa? mau cerita?" ucap gracia sambil mengusap sisa sisa bulir bening pada kelopak mata shani.

shani tak menjawab pertanyaan gracia, tangisnya mereda. hanya menatap gracia dengan tatapan horor bagi gracia. sendu dan pasrah.
tatapan itu seolah olah shani ingin meneriaki sesuatu pada gracia tetapi tak bisa ia ungkapkan. tatapan penuh harapan dan memohon.

---

"akkkhhhhh!! bangsat!!!!!."
ucap perempuan dengan rok span dengan emosi yang sudah mencapai ubun ubunnya. ia feni.

"anjj!! bangsat!! bisa bisanya si manusia jalang itu mempermalukan gw!? setan!!." ucap feni dengan suara melengking yang bisa membuat gendang telinga pecah.

feni menatap kasar kearah sampingnya, penglihatannya beralih pada lelaki yang sedang menertawakannya dengan tatapan tengil.

"apa lo?!." ucapnya yang hendak melemparkan tasnya kearah wajah lelaki dengan kalung putih itu.

"haha, santai dong..."
ucapnya menahan dan mendorong tangan feni yang hendak melemparinya dengan tas itu.

"lo sebenci itu ya? sama.. shani avlon natio??." ucapnya dan menampilkan deretan gigi rapihnya.

"apa mau lo?! kalo iya emang kenapa!." ucap feni yang kini menatap lelaki itu dengan sinis

"berarti.. kita sama dong?? hahaha." ucap pria topi abu abu tersebut.

"hah?." reflek feni. ia berharap ia tak salah mendengar kalimat pria itu

pria itu hanya menyunggingkan ujung bibir kanannya dan menunjukkan tatapan kelicikan..











SHANI POV

pagi pagi sekali aku sudah terbangun dari mimpiku. aku mendapat kabar bahwa ayahku (keynan) akan pergi kekantornya hari ini. aku kembali bergegas pergi kekantornya untuk meminta berkas kantor yang akan aku kerjakan. sebenarnya aku bisa saja memintanya untuk mengirim berkas itu dengan cara mengirim kan lewat paket atau meminta anak buahnya mengantarkannya. Tetapi aku mempunyai sisi lain untuk menemuinya. aku mendapat kabar dari frans bahwa keynan menyimpan sesuatu di lemarinya, dan beruntungnya, aku mempunyai kunci gandanya. karna, keynan pernah memintaku untuk mengambil dokumen yang berada di lemari itu dan memberikan kunci ganda padaku.
namun ia lupa memintanya kembali dikarenakan rapat yang secara mendadak.

Atma trangganaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang