23

309 15 0
                                    

                                    °
                                    °
                                    °
                                    °

suatu perjalanan pulang menuju tempat peninggalan. dua dara dalam satu kendaraan beroda empat kini asik dengan urusannya masing masing. ah benar saja, kacamata frame bulat itu pasti sudah banyak yang mendengarnya, ya itu shani, dan tentu bersama kekasihnya.

dirinya kelewat fokus untuk menyetir
sampai ia terus membunyikan jarinya hingga mengekuarkan suara 'krek' yang cukup berderet karna adanya gesekan pada sendi. ia menyandarkan tubuhnya pada Headrest seraya menunggu rambu lalulintas berubah warna, tak lupa ia juga bermain dengan wanita di sampingnya yang kini hanya asik memainkan kucing di pangkuannya itu.

"kyo~ ck ck pussh, liat sini dong"

shani tak kuasa menahan senyum gemasnya pada gracia, wanita itu sangat berusaha menggambil potret batsu. namun nihil mahkluk berbulu itu sama sekali tak meresponnya dan malah memberi ekornya. astaga, lucu sekali pemandangan ini? air wajah gracia menjadi sebal dan kelelahan, shani yang melihat itu hanya mampu mengulum bibirnya dalam dalam karna gemasnya yang sudah melampaui batas.

perlahan, shani mengulurkan lengannya berusaha menyentuh tubuh makhluk berbulu itu. ia elus bagian bawah dagu, menuju pipi pada daerah cambang, dan berakhir di belakang telinganya. gracia memerhatikan gerak lengan shani yang lihai mengelus kucing pada pangkuannya itu. tatapannya memang tertuju pada jalan, namun tangannya sibuk mengelus kyobatsu.

setelah melakukan beberapa usapan kecil, shani mengangkat lengannya dan beralih pada tombol Volume audio di sampingnya. ia putar sedikit lebih ke kanan.

Oh, ey

You don't know, babe
When you hold me
And kiss me slowly
It's the sweetest thing
And it don't change
If I had it my way
You would know that you are


"shan, aku juga mau dong" gracia mengeluarkan suaranya setelah shani membesarkan volume music. shani meliriknya sekilas, namun tiba tiba saja lampu sudah berkilau hijau. ia menjalankan mobilnya sebelum menjawab gracia, bertujuan agar tidak terkena semprot oleh pengendara lainnya.

"mau apa ge.?"

"itu kayak tadi kamu ke kyo."

"gitu gimana.?"

"ih, diginiin nih liat deh"

shani memelankan laju mobilnya dan beralih sebentar untuk menatap kekasihnya, ah gemas banget gila! gracia menaruh jari jemarinya di bawah dagunya sembari memperagakan gerakan shani saat mengelus dagu kyobatsu, apakah ia ini spesies kucing baru.?

shani menggelengkan pelan kepalanya, terdengar samar suara gelak tawa dari gracia yang melihat wajah pasrah shani. tak menunggu untuk di paksa, shani mengulurkan lengannya ke samping dan menaruh jari jemarinya di bawa dagu kekasihnya itu. tak lupa ia gerakkan seperti apa yang gracia pinta.

You're the coffee that I need in the morning
You're my sunshine in the rain when it's pouring
Won't you give yourself to me
Give it all, oh..

"ih kurang enak, ini di sini." ucap gracia memprotes cara kinerja gerak jadi shani sembari mengarahkan jarinya pada tempat yang ia maksud lebih 'enak'

"dasar." lemah shani

setelah kurang lebih 15 menit shani mengelus dagu gracia, tiba tiba, jari jemari lentiknya di genggam perlahan olehnya.

I just wanna see
I just wanna see how beautiful you are
You know that I see it
I know you're a star
Where you go I follow
No matter how far
If life is a movie
Oh you're the best part, oh oh oh
You're the best part, oh oh oh
Best part.

"udah?"

"belum."

"lah terus?"

"kamu lagi nyetir, aku gamau kamu keram gara gara aku."

ucapan gracia langsung mengundang gelak tawa shani. untung saja gracia mempunyai pikiran seperti itu. kalau tidak, mungkin shani hanya bisa pasrah dan terus mengelus dagu gracia sampai tangannya terasa kebas.

"yaudah bobo"

"gamau ah mau nemenin kamu nyetir"

"pake di temenin segala, alay deh."

"ih yaudah kalau gamau, bye! aku tinggalin kamu di dalam mimpi."

lagi lagi shani mengedarkan senyumannya karna tingkah gracia yang menurutnya sangat menggemaskan. kini gadis itu memejamkan matanya dengan ekspresi cemberut, namun tak melepaskan genggaman tangannya pada shani.

---

If you love me won't you say something
If you love me won't you
If you love me won't you say something
If  you love me won't you
Love me, won't you.

shani kini sampai di depan rumahnya, ia memarkirkan mobilnya sembari menatap kedepan layar agar tak menabrak sesuatu dari arah mana pun. perjalanan yang lumayan cukup jauh sampai sampai lagu yang berjudul 'best part' yang shani mainkan itu terulang 3x.
merasa penglihatannya yang gelap gulita, ia nyalakan lampu kabin bertujuan agar menerangi di dalam sana.

"sayang, ayo kita udah sampe."

akhirnya pertahanan tidur sang empu  runtuh setelah beberapa kali shani menggoyangkan pelan pundaknya.
merasa kehadiran gracia tlah buyar, shani melepas seatbealt nya dan beranjak keluar mobil. shani menarik handle pintu gracia dan menundukkan tubuhnya, ia raih seatbelt gracia bertujuan membukakannya karna melihat gracia yang masih mengumpulkan sisa sisa nyawanya.

---

ah, hari yang melelahkan. satu hari ini mereka habiskan untuk bermain di luar bersama angin pagi dan malam. sepanjang langkah kaki gracia ia sama sekali tak berniat mengeluarkan suaranya dan hanya fokus berjalan sembari mengandeng lengan shani. sedangkan gadis di sebelahnya ikut bungkam melihat gracia yang masih terbawa efek mimpinya. lengan kanan shani kini bekerja untuk memapah gracia, sedangkan lengan sebelahnya kian sibuk membawa tas bermotif pilot yang diisi oleh sang penghuni berbulu, yaitu kyobatsu.

"eh non shan!-

belum selesai wanita itu berucap, ia sudah di pasangkan dengan gerak jari yang tertempel pada ujung hidung dan permukaan shani, mengisyaratkan agar wanita itu melemahkan suara melengkingnya.
lain tak bukan, wanita itu adalah bi ani. dengan sigap ia beri ruang agar shani dapat berjalan sembari memapah gadis di sampingnya.

"eugh.. bi ani.." lirih gracia sesaat ia melewati wanita itu bersama shani, wanita paruh bayu itu hanya membalas lirihan gracia dengan sepasang senyuman kemudian menundukkan sedikit tegak kepalanya.

---

shani mendudukkan gracia di ranjang besarnya. ia juga tak keberatan untuk melepas sepatu gracia tanpa menunggu atensi suruhan dari sang gadis, karna ia tau apa yang harus ia lakukan sekarang. shani melepaskan jam silver gracia, shani meluruskan kaki sang kekasih agar ia tak merasa keram, shani membuka 3 kancing gracia agar tak merasa kegerahan.

"ganti baju dulu ya?" lemah shani sembari mengelus setiap sela helai rambut gracia.

shani mendapat anggukkan lemah dari sang narasumber. shani tak sengaja menarik ujung bibirnya, gemas rasanya. shani melepas kancing demi kancing kemeja flanel merah gracia, kini gadis itu hanya menyisakan bra hitam pada tubuh polosnya. shani meraih baju yang akan gracia gunakan dan ia pasangkan kembali pada tubuh gracia.

setelah selesai, shani tak lupa merapihkan anak rambut gracia yang sedikit berantakan.

Cup

"good night gre"

                                  TBC.

hi ges.

baru balik dari bandungz makanya agak telat telat sedep gini, mau dobel up chap biar di sayang kalian.

shaniee ini sweet banget banget banget guys kalo sama gracianya weweeeew

terima kasih untuk supportnya dan jangan lupa votee agar totor semangat berkaryanya wkwkke

seeeee uuuuuuuuuu

Atma trangganaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang