°
°
°
°malam itu mereka selamat sampai tujuan. shani dan gracia terpaksa membangunkan regan dan viana yang masih terlelap dalam mimpinya dan membawa mereka untuk masuk kedalam hotel.
shani mengurus kamar mereka di resepsionis sedangkan ketiga insan yang kini berusaha keras menyerang rasa kantuk mereka, hanya duduk santai di lobby menunggu shani datang. shani seperti mamah pada saat ini.
shani datang dengan pria berseragam jas hitam di samping shani untuk membantu mereka membawakan tas dan menunjukkan kamarnya.
shani memesan 2 ruangan VIP sekaligus, ia memasangkan regan sekamar dengan viana. meski regan menentang karna ia tak ingin sekamar dengan perempuan shani semakin menghiraukannya dan mengancam akan membuangnya di trotoar jika membantah kembali. mau tak mau regan mengiyakan permintaan shani. karna jujur saja ia sudah tak memiliki energi untuk sekedar berjalan apalagi menyetir.
"gee, kamu ngantuk? kalo ngantuk mandinya besok aja. tapi ganti baju dulu gih, kan baru dari luar." tanya shani pada gadis di depannya yang kini bersandar pada Headboard.
gracia mengangguk lemah. dan langsung menuruti apa yang kekasihnya minta. ia menganti bajunya di depan shani tanpa peduli sudah berapa level terkejut shani melihat aksi yang membuatnya terkadang geleng geleng kepala.
gracia tak punya energi untuk berjalan kekamar mandi dan mengganti pakaiannya karna terkalahkan oleh rasa kantuk yang hebat. ia mengenakan T-shirt oversize berwarna ungu dan celana short pants berwarna putih. setelah berganti pakaian ia langsung merebahkan tubuhnya diatas ranjang tanpa menatap kearah shani sedikit pun.
shani menggelengkan kepalanya, dan mengganti pakaiannya di tempat yang sama. sesaat ia akan membuka kancing bajunya tiba tiba saja gracia memanggilnya
"shan, sini cepett" ucap gracia. meski memanggil shani kedua matanya tetap terpejam sempurna tanpa celah sedikitpun
shani berusaha mendiami gracia dan fokus membuka satu persatu kancing baju kemejanya. Namun semakin ia diam semakin besar gracia merengek sampai berguling guling kekanan kekiri. shani menghelang nafasnya dan mau tak mau ia kini hanya mengenakan bra hitam dan celana short pants.
"kenapa sayang" ucap shani.
"kamu kok gapake baju, kita lagi sama temen temen kamu loh." tanya gracia.
"yeuh kan kamu yang manggil manggil aku" ucap shani dan mencubit gemas hidung gracia
"hehehehee" cengir gracia.
gracia memandangi perut putih shani yang terbentuk indah, lekukan badan shani yang membuatnya mabuk kepayang. leher jenjang dengan samar samar terlihat bekas kissmark tentu saja itu ulah gracia. gracia mengelus lembut perut sang kekasih. shani sedikit melenguh dan mendorong perlahan gracia agar memberhentikan aktivitasnya, takut kebeberan.
shani mencondongkan tubuhnya dan menempelkan sempurna benda kenyal mereka. shani melumat dan mengabsen deretan gigi gracia secara berulang ulang. gracia sesekali mengigit bibir bawah shani karna terbawa suasana. shani melepaskan perlahan ciuman panas itu dan menempelkan kedua ujung hidung mancung mereka lalu menggesek gemas. shani memunculkan senyumannya, begitupun gracia.
mereka bahagia.
"bobo ya sayang" ucap shani
shani beranjak dari ranjang itu bertujuan untuk memakai bajunya dan mematikan lampu, Namun. pergerakannya terhenti karna gracia tiba iba saja naik kepangkuannya. shani hanya pasrah dan menggendongnya ala koala dan melangkahkan kaki jenjangnya meraih tombol saklar. merasa lampu sudah sedikit redup ia kembali ke ranjang dan membaringkan gracia di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atma tranggana
Mystery / Thrillersinoptis ~ kehidupan mampu membutakan penglihatan manusia, kehidupan berwarna biru akan terlihat jika mereka mengetahui mu, dan kehidupan hitam, akan terlihat jika mereka mengkhawatirkan mu. shani seorang wanita yang hidup bersama jutaan prasaan kel...