15

374 22 0
                                    

°
°
°
°

di perjalanan shani melihat seekor anak kucing terpincah pincah berjalan di tengah jalan. sontak ia menurunkan laju kecepatan mobil. shani meminta beberapa pengendara lainnya juga menurunkan laju kecepatannya. shani meminggirkan mobilnya dan berlari kecil untuk menghampiri makhluk tak berdaya itu.

tak berfikir panjang shani langsung membawanya kedalam mobil dan meletakan kucing itu di atas pahanya.

°°°

"anjir! shan lu ngapain bawa bawa koceng ke sekolah?" tanya dey selaku temannya

"nemu di jalan" jawabnya. shani terus mengelus kepada dan dagu kucing itu sehingga terdengar samar samar suara dengkuran kucing abu abu tersebut.

"terus mau lu tari mana ni kucing?" tanya dey

"ruang osis" jawab shani

"emang di izinin?" tanya dey kembali

"harus." ucap shani

shani meningalkan dey tanpa berpamitan sedikit pun, dey hanya menggelengkan kepalanya karna sudah biasa shani mengabaikannya seperti itu.

***

bunyi bel sekolah kembali berbunyi dengan nyaring dan langit sore mulai menerka menembus jendela kelas.
shani berjalan melewati koridor demi koridor bersama gadis mungil di sisinya. sesekali ia bercanda dan mengajaknya bicara.

"ge kita ke ruang osis dulu yu" ucap shani

"ngapain? kamu ada urusan?" tanya gracia

"engga, udah ah ayo nanti juga tau" ucap shani

***

"ihh lucu banget!" gracia mengendong anak kucing dengan corak warna putih abu pada bulunya.

shani tersenyum lemah melihat gracia mengayun ayunkan kucing itu bagaikan bayi.

"kamu nemu dimana?" tanya gracia

"tadi dijalan, taro di belakang gih nanti bulunya nempel di rok kamu ge" titah shani menyuruhnya agar meletakkan kucing tersebut di kursi penumpang belakang

"udah gapapa di pangku aja, tuh liat deh! anteng bangeeett" ucap gracia riang.

shani hanya mengangguk pasrah tak mau sang empu ngambek padanya.

"kamu udah kasih nama"

"belum"

"menurut kamu nama apa ya yang cocok sama si memeng"

"memeng"

"ihh jangan aneh lah namanya"

"itu, tadi kamu panggil dia memeng"

"ya kan panggilan doang sayaaang"

"batsu"

"nama cowo? memang dia cowo?"

"iya"

"sok tau kamu, memang kamu gau cara ngeceknya gimana."

"tau, coba angkat ekornya"

gracia menurut dan mengangkat ekor pendek kucing itu, benar saja. langsung menampakan kelamin yang gracia tau itu pasti kelamin pria

"tapi aku mau namanya kyo" ucap gracia

"kyo? koyo?"

"ihh bukan" gracia tertawa ringan mendengar celetukan aneh shani

"kyobatsu, namanya kyobatsu." ucap shani

gracia mengangguk dan menampilkan senyumannya, begitupun shani.

***

"assalamualaikum pah, mah. shani pulang." salam shani

Atma trangganaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang