Deep Talk

2K 112 9
                                    

                                     ~💞~

Tit...tit...tit
Garis lurus nampak di layar patient monitor menandakan denyut jantung telah berhenti

Dokter yang telah menangani pasien tertunduk lesu kemudian keluar dari ruangan ICU tersebut untuk bertemu keluarga pasien

" mohon maaf kami tidak bisa menyelamatkan pasien karna peluru yang tertancap di dada kirinya ternyata beracun"

" TIDAK... apa yang kau katakan HAH,hiks tad..tadi pagi dia masih sempat pamit ke sekolah, ke-kenapa bisa begini hikss" rancau orang tuanya

Sang ibu dari pasien yang baru saja meninggal tersebut menghampiri seorang remaja lelaki yang tadi membawa anak mereka

PLAKK

" ini semua karena kamu" sambil menunjuk ke arah muka lelaki itu "kenapa kamu selalu menyusahkan anak saya, dan sekarang kamu membuatnya celaka hingga meninggal seperti ini, benar-benar biadap ku"

Remaja lelaki itu hanya tertunduk dan meremat kedua tangannya

" TIDAKKK" teriak bobby dengan tiba-tiba membuat semua orang kaget

" APA SIH BOB, UDAH MULAI GILA LO" teriak arlo dengan emosi ia mengusap-usap telinganya yang terasa panas

" emang udah gila kali, udah dari lama malah" mulut lemes kai mendapat tatapan tajam dari Bobby

Garvin dan Lio turut menutup telinga mereka yang berdengung, sungguh teriakan Bobby tidak main-main, sementara nagi hanya menatap jengah, pasalnya ini bukan pertama kali namun memang selalu seperti ini jika mereka menonton film bersama-sama, bahkan film Frozen pun mampu membuat Bobby nangis tersedu-sedu

" apasih namanya juga sedih Ar, kasian banget tau ceweknya mati karena nolongin cowoknya yang di keroyok, eh tau-taunya cowoknya udah tunangan sahabatnya kan anjing yah" Bobby memukul mukul bantal yang ada di pangkuannya, ia terbawa suasana dari drakor yang iyya tonton

" Cuman film itu " Nagi menimpali, dari tadi ia tidak bisa menonton dengan tenang karena Bobby dan kai yang heboh memaki pemain utama pria dalam drama tersebut sembari menunjuk- nunjuk tv besar di hadapannya bahkan beberapa kali mereka ditegur karna berdiri tepat di depan tv membuat layar besar itu tertutup sebagian

" EMANG BERHATI BATU LO, JELEK HATI LO" kai kini berdiri berkacak pinggang sembari menunjuk nagi

" cuman orang-orang berhati suci tanpa noda yang bisa merasakan kesedihan dari film ini... nggak kayak Lo yang hatinya hitam pekat" Bobby kembali ber-drama

Ingin rasanya garvin mengusir mereka semua sungguh suka membuat drama tengah malam seperti ini untunglah orang tuanya sedang tidak di rumah, ia menoleh menatap Lio yang matanya sembab karna memang sedari tadi Lio menangis saat menonton

" udah ngantuk?" Tanya Garvin sembari mengelus rambut lebat hitam itu dan dijawab anggukan dari sang pemilik

" iya ayo tidur gapin" Lio memegang lengan garvin untuk beranjak dari sofa yang Iyya duduki

" ayokk semuanya tidur udah malem banget ini" perintah Arlo sembari mematikan tv

" lah cepet banget tidur " protes kai

" yaudah Lo nonton sendiri" mereka semuapun memasuki kamar tidur dimana kai sekamar dengan Bobby, Nagi dengan Arlo, serta garvin dengan Lio

" heii keterlaluan ya Lo semua tega ninggalin gue" kai menghentak-hentakkan kakinya sambil masuk ke dalam kamar, mau tidak mau Iyya ikut masuk ke kamar karena takut juga kalau nonton sendiri di rumah sebesar ini

Kini Garvin dan Lio tengah rebahan di kasur sambil menatap langit-langit kamar
Mereka hanya diam tanpa ada yang memulai pembicaraan, karena merasa canggung maka dengan satu tarikan nafas panjang Lio memberanikan diri memulai pembicaraan

Ehheemm

" gapin Lio mau nanya boleh Ndak?" Lio memiringkan tubuhnya menghadap garvin

" nanya apa" garvin ikut memiringkan tubuhnya agar bisa berhadapan langsung dengan Lio

" anu... itu tadi lio liat di foto di atas meja gapin itu siapa?" Tanya Lio dengan raut wajah penasaran

" Abang ku" garvin terus menatap mata bulan itu

" tap-tapi kata kai garvin anak tunggal kok punya Abang" ohh lihatlah kerutan dahi Lio karena penasaran sungguh menggemaskan

" mau denger cerita?" Tanya garvin yang di angguki Lio, " sini" garvin menepuk lengannya agar Lio memindahkan kepalanya dan menjadi gan lengan garvin bantal, garvin mengelus-elus rambut hingga pipi yang memerah itu

" dulu aku punya Abang namanya arvan, dia lebih tua 3 tahun dari aku, tapi waktu umurku menginjak 4 tahun abangku meninggal karena kecelakaan mobil, waktu itu mama ku nyuruh adik sepupunya yaitu tanteku buat jemput abangku di sekolah , terus pas mereka dalam perjalanan pulang terjadi kecelakaan beruntun dan salah satu mobil yang kecelakaan ya mobil tanteku" garvin menarik nafas dalam-dalam matanya mulai berembun

Lio mengelus telapak tangan garvin yang sedari tadi memainkan telinganya

" setelah umurku menginjak 12 tahun aku mulai sadar ada yang mengganjal dari kematian Abang dan tanteku makanya aku sering nanya ke papa tapi papa malah marah karena setiap aku tanya tentang abangku mama selalu nangis makanya papa ngirim aku ke Australia buat tinggal sama Oma dan opa juga lanjut sekolah disana" garvin menutup matanya rapat-rapat agar cairan bening itu tidak keluar

" gapin kuat banget" jawab Lio berusaha tersenyum lalu mengelus rahang tegas di hadapannya " maaf Lio udah buat gapin sedih dan inget abang gapin lagi" Lio merasa tidak enak hati

" gapapa, sekarang tidur" ketika garvin ingin tidur telentang dia dikagetkan dengan Lio yang tiba-tiba memeluknya dan menyembunyikan wajah bulat anak itu di perpotongan lehernya

" Lio sambil peluk Ndak apa-apa kan?" Tanya Lio dengan suara yang kecil

" iya..." garvin diam tidak tau harus bagaimana namun beberapa saat kemudian itu ikut membalas pelukan hangat Lio
Iyya berharap ini akan menjadi malam yang panjang

Di kamar Bobby dan kai

" Lio kalau di liat- liat cantik ya" celetuk kai
Mereka saat ini tengah bermain catur bukannya tidur,

" iya juga sih mana imut lagi, pengen gue pites rasanya" kai menatap ngeri ke arah bobby

" tapi bentar deh" kai mengetuk-ngetuk dagunya seakan berpikir " Lio mirip garvin tau waktu garvin SD, pas masih imut-imut gitu"

Bobby ikut berpikir " lah iya yah, jangan-jangan jodoh lagi hahaha" Bobby tertawa sendiri kai hanya menghela nafas melihatnya

" iyakali jodoh orang Lio cowok gimanasih"

" sekarang banyak kali pasangan gay begitu, udah biasa mah itu" Bobby kembali memindahkan catur putihnya

" heh Lo kira om Hendra dan Tante Monic biarin gituh garvin jadi gay, iyakali" Hendra dan Monic adalah kedua orang tua  garvin namun mereka jarang berada di rumah seperti saat ini

" susah yah jadi anak tunggal, hidupnya diatur-atur Mulu" ungkap Bobby yang di angguki kai

Sementara di kamar yang ditempati Arlo dan nagi sudah senyi senyap dikarenakan penghuninya sudah tidur

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hayy semuanya sorry nih baru up lagi
Jangan lupa vote dan comment biar aku semangat buat update lagi 😘

Sama Garvin Aja!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang