Apartemen

2.9K 171 20
                                    

                                   -💞-

ung…” lio mulai membuka mata, kemudian menatap tempatnya kini berada. Kamar yang luas bernuansa abu-abu serta kasur king size membuat kesan mewah.

“ ini dimana?” batin lio
Lio memandang ke arah sekitar kemudian melihat jendela yang cukup besar serta menampakkan gedung-gedung tinggi di kota ini, saat hendak bangun menuju jendela tersebut lio merasakan amat sakit dibagian perutnya sehingga ia tidak bisa menjaga keseimbangan kemudian terjatuh.

“ aduhh, perutnya sakit banget, hikss “ lio memegangi perutnya, kemudian ia melihat ke arah tangannya karna merasa ngilu dan ternyata ia baru sadar terdapat selang infus di tangannya dan saat jatuh tadi jarum infus sedikit mengoyak kulitnya makanya dia merasa ngilu.

Ceklek

Pintu kamar tersebut terbuka dan menampakkan arlo yang membawa nampan, arlo yang melihat lio tergeletak di pinggir kasur buru-buru menaruh nampan diatas meja kemudian membantu lio bangun,

“ loh kok bisa jatuh” arlo kawatir melihat lio yang menangis

“ ta-tadi mau berdiri hikss tapi perutnya sakit”. Arlo membantu lio untuk berdiri kemudian menuntun anak itu untuk kembali ke kasur

“ tuh kan tangannya jadi berdarah” arlo kemudian memperbaiki selang infus tersebut

Lio memandang takut-takut ke arah arlo, pasalnya pemuda itu mengenakan baju tanpa lengan serta celana sobek-sobek sehingga terlihat sangat galak
Arlo yang sadar tengah di perhatikan oleh lio menatap balik

“ kenapa?” Tanya arlo

“ mmm anu… itu “   lio ragu untuk bertanya  “ ga-garvin mana?” cicitnya dengan sangat pelan bahkan hampir tidak terdengar

“ada di luar, kenapa nanyain garvin?” arlo memasang muka yang sangat tidak enak di pandang serta nada datar dan cuek membuat lio tambah ciut

“bol-boleh panggilin ndak?” Tanya lio ragu-ragu karna arlo terus menghujani dirinya dengan tatapan intimidasi
“ siapa lo main suruh-suruh” balas arlo lebih datar lagi

“ an-anu itu” suara lio bergetar karna menahan tangis, ia benar-benar takut sekarang bahkan ia melupakan sakit di perutnya. Matanya sudah berembun karna genangan air di pelupuk matanya yang siap tumpah

Arlo yang melihat itu menggigit pipi bagian dalamnya, sungguh gemas pikirnya  ia sebenarnya hanya ingin mengerjai lio dengan berpura-pura bersikap dingin namun reaksi anak itu begitu menggemaskan, bagaimana tidak mata bulat dengan genangan air di pelupuknya, pipi yang memerah serta hidungnya kembang-kempis karna menahan tangis

Brakkk

Pintu terbuka dengan sangat keras hingga air mata lio pun jatuh, menampakkan bobby dan garvin dengan cengiran bobby serta tangan yang membentuk tanda V karna pelaku pendobrakan pintu tadi adalah dia

“gapin hiks” garvin berjalan menuju ke sisi kasur

“ kenapa?” Tanya garvin lembut kemudian menghapus air mata di pipi tembam lio
“apanya yang sakit hm”

“ gapin ini di-mana?”

“ ini di apartment aku, kenapa nangis?” garvin menyingkap poni lio ke belakang pasalnya rambutnya basah karna keringat

“ ta-tadi jatuh hiks terus tangannya bedarah” adunya sambil memperlihatkan tangannya yang membengkak

Garvin mandang lio, entah kenapa hatinya menghangat ketika mendengar lio mengadu padan

“tahan ya kalau cairannya udah habis jarumnya di cabut” garvin melihat bubur di atas meja kemudian mengambilnya
“makan yah habis itu minum obat”
Lio memandang bubur tersebut kemudian menatap garvin

Sama Garvin Aja!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang