.
.
.Rintik gerimis menghiasi sepanjang perjalanan mereka ke villa milik Dilan. Suasana menyenangkan tentu saja terpancar dari dalam mobil Dilan, karena disana juga ada Jeje dan seorang gadis. Belum pernah Mela merasakan perjalanan yang begitu menyenangkan seperti ini. Padahal dirinya dahulu sering kemana pun sendiri, atau bersama Daniel. Ah, apa kabar dia ? Sudah lama Mela tak berkomunikasi dengan teman terlamanya itu.
"Mela, lo mau lanjut kuliah kemana ?" Pertanyaan Jeje yang ingin memecahkan keheningan di mobil mereka.
"Ke Inggris si, balik ke rumah lama." Mela akhirnya benar benar memilih pulang kali ini.
"Rumah lama ? Lo punya disana ?" Jeje tentu terkejut karena memang hanya Dilan yang tahu darimana Mela berasal.
"Orang tua gue disana. Jadi kuliah disana artinya gue pulang ke rumah kan." Mela sejujurnya punya pilihan lain, tapi dirinya ingin bersama orang tuanya. Mela merindukan mereka, jadi cukup sudah berjauhannya.
"Terus kalian gimana ?" Jeje jadi penasaran dengan hubungan Dilan dan Mela.
"Gue ikut dia." Dilan belum cerita tentang keputusannya, karena memang belum ada pembicaraan soal mau kemana setelah masa SMA ini.
"Gue dukung kalian dimanapun itu, asal kalian bahagia dan baik baik seterusnya." Jeje akan selalu menjadi suporter garda terdepan buat Mela dan Dilan.
Tak terasa perjalanan satu jam lebih empat puluh menit itu berlalu. Tiga mobil berjajar rapi di halaman villa milik Dilan. Bagi sahabat Dilan mengunjungi villa ini menjadi kegiatan yang menyenangkan. Karena mereka dapat melepas penat, dari segala masalah dunia.
...
Mereka sudah kembali berkumpul setelah meletakan masing masing barang ke kamar. Waktu menunjukan angka tujuh malam. Saatnya mereka makan malam dan melanjutkan kegiatan mereka. Tiga puluh menit berlalu, sesi makan malam selesai. Saatnya mereka melakukan kegiatan selanjutnya.
"Ayo kita main truth and dare." Ajak Hoba dengan semangat. Semua terlihat setuju setuju saja, lagian mereka tahu pasti akan seru.
Peraturannya mereka akan memutar bantal diiringi musik, saat bantal berhenti maka teman disebelah kanan yang akan memberikan pilihan.
"Ayo kita mulai." Jimi mulai dengan memutarkan bantal sofa sambil mendengarkan musik. Hingga detik ke 10 musik berhenti, ternyata tepat ditempat Yoga.
"Asik nih, ayo gas ayo gas." Lagi lagi Jimi berseru senang. Apalagi posisinya tepat disebelah kanan pria itu.
"Truth." Yoga menatap malas Jimi yang mencoba menistakan dirinya.
"Siapa nama cewe yang saat ini lo suka ?" Nah kan sudah pasti bisa ditebak pertanyaan aneh aneh mulai muncul.
"Ngga ada." Yoga menjawab dengan sangat jujur ini.
"Tidak mungkin, anda berbohong." Lagi lagi Jimi tak percaya.
"Kita lihat lo nganteri cewe anak kelas sebelas sebelum ujian kemarin." Nah lho nah lho, Yoga melihat teman temannya sungguh sangat menyebalkan sekarang.
"Dia Hana, bukan siapa siapa gue." Yoga membuat pembelaan.
"Oh begitu." Suara kompak Jimi dan Hoba.
"Lanjut lanjut." Hoba tak akan memaksa seorang Yoga untuk mengakui itu.
Bantal mulai kembali berputar dan berhenti tepat sesuai keinginan bersama, Mela. Kapan lagi bisa merencanakan sesuatu yang berbeda kali ini.
"Melaa." Tepat sekali disamping kanan gadis itu adalah Hoba.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHADOW (✅)
Teen FictionJika rindu itu ungkapan cinta yang terhalang jarak dan waktu, maka jangan tahan, biar aku yang berjuang untuk datang.. .............. Mungkin ada revisi dan lanjutan. Start : 22 Nov 2023 End : 19 Mar 2024 Rate : Remaja 17+ Chapter : 13