SHA

39 12 2
                                    

.
.
.

Jika dunia damai pasti segalanya akan selalu bahagia. Namun itu hanya ada dalam sebuah cerita yang ditulis tanpa sebuah masalah. Karena pada kenyataannya kata damai itu hanya untuk sementara. Itu pun terjadi dalam hubungan Dilan dan Mela. Dua sejoli itu kembali dalam hubungan tegang. Bukan tanpa disengaja, karena tiba tiba saja ada masalah lagi.

Hubungan mereka memang mulai semakin dekat, bahkan sudah ke tahap Mela memiliki rasa ke Dilan. Tapi tetap saja itu semua tak mudah, nyatanya Dilan memang harus menekan dirinya untuk lebih sabar. Walaupun begitu Dilan tetap saja tak akan pernah pergi dari sosok Mela. Dirinya memang sudah terlanjur mencintai Mela jadi dalam segala kondisi apapun Dilan akan menerima.

"Mel, jangan diem mulu." Dilan mencoba membujuk sang tunangan yang sedang mode cemburu.

"Mel, iya aku salah, aku belum cerita semuanya ke kamu. Tapi benaran aku cintanya sama kamu. Ngga ada yang lain." Dilan agak frustasi melihat Mela diam selama dua hari ini. Mereka tetap selalu kemana mana bersama, tapi Mela lebih diam dan sangat dingin dengannya.

"Sayang, lihat aku, aku minta maaf ya. Mela jangan begini yaa." Dilan sudah memohon sejak dua hari lalu. Tapi belum ada hasil juga.

"Di, aku pengen sendiri dulu." Mela benar benar kecewa dengan Dilan. Dirinya sudah mulai sayang tapi ternyata Dilan masih terlibat kisah masa lalu.

"Jangan begini Mel, aku ngga bisa. Aku ngga mau jauh darimu. Aku janji ngga ada lagi kaya gini, beneran. Kamu bisa putusin aku jika terulang lagi." Dilan benar benar tak bisa jika Mela menjauhinya.

"Lalu kalo sekarang aku minta putus darimu bisa." Mela tak pernah merasakan sakit hati. Baru kali ini dia merasakan itu, jadi dirinya engan mengulang itu.

"Mela, jangan begini sayang. Aku bisa gila tanpa mu." Dilan mulai menangis, dirinya takut sekali saat ini. Dirinya tak akan pernah melepas Mela.

"Lalu aku yang lihat kamu dicium dan dipeluk wanita lain rasanya sakit Di. Aku ngga pernah merasakan hal seperti ini. Ternyata cinta memang menyakitkan, aku ngga mau lagi." Mela tak suka merasakan sakit itu.

"Bukan seperti itu, aku ngga lakuin itu. Itu kesalahan wanita itu, aku juga hanya korban Mel." Dilan dijebak seseorang hingga terjadi tragedi itu. Sialnya, wanita lain itu pernah dekat dengan Dilan juga.

Mungkin untuk sebagian orang keadaan seperti ini adalah masalah sederhana. Hanya perlu menjelaskan dan memberi balasan pada orang yang menjebak Dilan. Tapi sayangnya hal ini tak bisa semudah itu. Mela yang belum pernah merasakan cinta, dan baru kali ini merasakan tapi sudah tersakiti. Jadi Mela trauma, dan itu karena Dilan.

Flashback on

Malam minggu adalah hal yang menyenangkan karena biasanya dua sejoli akan melakukan rutinitas kencan. Kali ini Dilan dan Mela ingin menikmati waktu bersama teman teman Dilan di salah satu bar. Sejujurnya Mela tak begitu ingin ke tempat itu, tapi karena Hoba yang punya acara jadi mau tak mau Mela datang.

Hoba sedang merayakan ulang tahunnya di bar itu. Jadi sedikit lebih ramai dari biasanya. Mereka berdua begandengan tangan masuk ke bar. Tentu saja bar sudah dibooking Hoba secara khusus jadi sebagian yang disana Mela tentu tahu.

"Akhirnya datang juga kalian. Lama sekali." Hoba menyabut dua sejoli itu.

"Ini masih sore Hob. Lagian yang punya acara kan lo, mulai dulu aja." Dilan memang sedikit terlambat karena ada tes dadakan dari papa mertua.

"Ngga lengkap tanpa lo Di. Asyek." Jimi mulai bersuara.

"Udah duduk sana, pilih apa aja. Semua ada." Hoba sebagai tuan rumah tentu menyediakan segalanya.

SHADOW (✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang