O

139 21 3
                                    

...
..
.
..
...

Bagian yang paling berpengaruh dalam hidup adalah kebahagiaan orang terdekat. Alasan seseorang berubah menjadi baik terkadang juga karena itu. Hal yang umum, tapi hidup memang seperti itu, dijalani apa adanya.

Dilan sedang dalam fase galau, perasaanya bimbang antara maju, diam ditempat atau mundur, tapi dirinya mengakui cemburu melihat Mela bersama pria lain. Dilan sedang berusaha memberikan kenyamanan bagi Mela saat dirinya ada.

Sejak kejadian dimana Dilan memaksa Mela pulang, hubungan mereka masih sama. Dilan masih bertugas menjemput, mengantar dan menemani Mela. Sudah menjadi kebiasaan Dilan berada disisi Mela, dan mungkin semakin besar rasa yang tumbuh dalam hatinya.

Hari ini, turnamen futsal babak final antar Semaga dan Semansa. Pertandingan kali ini seperti tahun kemarin, Semansa sudah menjadi musuh bebuyutan Semaga, dan hasil pertandingan dapat dipastikan selalu seri atau adu sengit tendangan pinalti.

Dilan dan Mela sudah berada di sekolah, seperti biasa berpisah di parkiran. Tapi hari ini Dilan sangat ingin mengantar gadis itu ke ruang latihan dance.

"Mel." Dilan menahan tangan Mela saat ingin keluar.

"Iya." Mela menatap Dilan penuh tanya.

"Dukung aku ya." Dilan hanya ingin Mela datang, memberikan senyuman di tribun paling depan.

"Tentu, tanpa kamu minta. Semangat ya, harus menang." Mela memberikan dukungan penuh. Gadis ini terlihat manis memang, apalagi kalo ngga buat masalah. Tapi sejak bersama Dilan, Mela jarang keluar malam sekarang.

"Makasih, aku antar ke ruang dance ya." Dilan bahagia, senyum Mela adalah obat paling ampuh. Dilan mulai turun, berjalan berputar dan membuka pintu untuk Mela.

"Aku mau nemenin kamu aja hari ini." Mela sejujurnya tak ada kegiatan di sekolah. Dirinya juga tak memiliki kesibukan khusus hari ini. Selain datang ke tempat project nanti malam, kali ini Dilan tak tahu, karena rahasia.

Bolehkah Dilan berharap, jika Mela bisa semanis ini. Tak baik bagi jantungnya, apalagi saat ini Mela sudah menerima keberadaan dirinya secara hangat.

"Oke, ayo ikut aku sayang." Dilan semangat empat lima kalo begini.

"Di, jangan sok manis deh." Mela jadi ngeri sendiri karena tingkah Dilan.

Dilan dan Mela sudah berada di lapangan. Ramai sekali, ya siswa dari luar dan dalam Semaga mulai berdatangan. Para pemain futsal Semaga juga sudah berkumpul, melakukan pemanasan dan diskusi formasi.

"Di, baru dateng." Tiko sejujurnya menyindir, tapi sepertinya Dilan tak paham.

"Iya." Dilan hanya menjawab seadanya, sedang tak ingin berpikir terlalu rumit.

"Aku ganti baju dulu, kamu duduk aja disitu. Aku nitip tas ya." Dilan menyerahkan tas, sedikit memberi usapan di rambut Mela juga.

Semua siswa yang berada disana tentu kaget, mereka tak pernah melihat Dilan dekat dengan seorang siswi. Apalagi siswi itu termasuk salah satu gadis terkenal dan banyak pengemar. Jadi hubungan Dilan dan Mela tak terdeteksi, itu sangat mengejutkan, siap siap patah hati jika begini.

"Mel." Tiko mendekati gadis itu. Sebagai sahabat Dilan, dirinya mendukung saja.

"Iya, ada apa ?" Mela sudah kenal, mereka kan pernah ketemu juga.

"Udah nyaman ?" Tiko hanya bertanya.

"Sebagai temen, iya." Mela tak ingin terburu buru. Apalagi dirinya baru mengenal Dilan. Walaupun cowo itu sudah banyak menunjukan perhatian dan berkorban perasaan juga.

SHADOW (✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang