Kereta kuda bergerak dengan cepat melewati kota yang ramai dan mulai memasuki hutan yang lebat dengan jalan yang tidak beraspal. Kereta berguncang karena jalanan yang tidak rata tetapi wanita muda di dalamnya tetap duduk dengan tenang.
Seraphina Seymour memandang ke luar jendela menyaksikan pemandangan bangunan kota yang mulai berganti menjadi pohon-pohon yang lebat dan tinggi. Sinar matahari yang menembus dari celah daun-daun pohon menyengat pandangannya.
Setelah dua jam perjalanan akhirnya kereta berhenti. Kusir memberhentikan kereta kuda di depan gerbang menara sihir.
"Kita telah tiba, Nyonya."
Panggilan 'Nyonya' yang ia dapatkan sejak tiga bulan lalu masih terdengar asing di telinganya.
Tiga bulan lalu, Seraphina kehilangan seluruh keluarganya karena kecelakaan kereta kuda saat pergi ke ibu kota di awal musim panas. Jenazah ayah dan ibunya di temukan di dalam kereta kuda, jenazah kusir berada di luar kereta terbaring di samping dua ekor kuda yang turut mati, namun, seolah menghilang di tempat, jenazah adik laki-lakinya tidak dapat ditemukan.
Kerajaan telah mengerahkan sejumlah besar pasukan militer untuk melakukan pencarian putra bungsu Seymour, sayangnya, pencarian itu tak membuahkan hasil. Kerajaan menarik kembali pasukan militernya setelah dua bulan pencarian dan memberikan pernyataan bahwa putra bungsu Seymour telah tiada.
Tetapi, Seraphina percaya bahwa adiknya masih hidup. Dia menyebarkan puluhan ribu selebaran potret adiknya ke seluruh kerajaan dan membayar puluhan guild bayaran untuk melakukan pencarian secara diam-diam, namun, sampai saat ini tidak ada laporan tentang adiknya.
Disinilah Seraphina berada, di menara sihir. Dia datang untuk melakukan permintaan dengan penyihir. Dia akan melakukan segala cara untuk menemukan adik yang sangat dia sayangi.
"Ini jubah anda, Nyonya."
Asta, pelayan pribadi Seraphina, menyadarkannya dari pikirannya, dia memberikan jubah berkerudung berwarna gelap pada Seraphina. Seraphina memakainya lalu menarik tudungnya untuk menutupi sebagian wajahnya.
Asta membuka pintu kereta dan turun terlebih dahulu dengan membawa tas besar dan berat yang disimpan di sebelah tempat duduknya.
Seraphina keluar beberapa saat setelah merasakan udara hangat menerpa kulit pipinya. Musim panas akan segera berakhir namun udara hangat masih menyebar disekelilingnya.
Di depan gerbang terlihat seorang penyihir wanita muda mengenakan seragam dan jubah tanpa tudung, dia hadir untuk menyambut kedatangan Seraphina.
"Selamat datang, Marchioness Seymour. Saya akan memandu Anda menuju ruangan Tuan Pemilik Menara Sihir."
Sapaan singkat tanpa basa-basi. Penyihir itu melirik ke arah Asta yang berdiri di samping Seraphina sebelum membuka bibirnya kembali.
"Orang yang tidak berkepentingan seperti ksatria atau pelayan pribadi tidak diizinkan masuk."
Asta terkejut dan membeku. Lalu dia meninggikan nada bicaranya pada penyihir.
"Apa maksud anda-"
Seraphina segera memegang tangan Asta di balik jubahnya.
"Tidak apa, Asta. Tunggulah di dalam kereta, aku akan segera kembali."
"Baik, Nyonya."
Asta mengangguk lalu menyerahkan tas yang sebelumnya dia pegang pada Seraphina.
Seraphina berjalan mendekati penyihir, secara tiba-tiba, penyihir itu menggenggam salah satu tangannya yang bebas. Sebuah lingkaran sihir muncul dibawah kaki mereka, lingkaran sihir itu bercahaya dengan sangat terang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERAPHINA : When Fate Finds Us
FantasySeraphina Seymour adalah wanita muda yang cantik, ceria dan penuh percaya diri. Kulit putih pucat, rambut perak yang lurus bersinar dengan indah, mata biru yang cerah seperti langit di musim gugur, dan lekuk tubuh yang feminin dan cantik selalu mena...