Bab 18 - Tanda tangan.

98 19 31
                                    

Setelah menerima laporan bahwa Gilles datang menerobos masuk dan memintanya untuk segera menemuinya, Seraphina datang untuk memenuhi permintaannya.

Gilles menunggu di ruang tamu. Dia menyeringai saat melihat kedatangan Seraphina.

"Dugaanku tentang kau berselingkuh dengan Pangeran Pertama saat perjamuan debutante Tuan Putri ternyata benar."

"Melihatmu datang secara tiba-tiba tanpa membuat janji pertemuan terlebih dahulu, membuatku bertanya-tanya apa kau benar-benar mempelajari tata krama?"

Seraphina berkata padanya dengan ekspresi tegas. Ekspresi tidak senang muncul di wajah Gilles.

"Jangan mengalihkan pembicaraan. Sejak kapan kau berselingkuh dengan Pangeran Pertama?"

"Sejak kau tertangkap basah olehku sedang bercinta dengan Rosette. Aku hanya menerapkan hukum mata dibalas dengan mata dalam kehidupanku."

Seraphina menjawabnya dengan kebohongan yang telah disepakati bersama Ash di hari sebelumnya.

Jawaban acuh tak acuh itu membuat kemarahan melintas di wajah Gilles. Namun, dia segera kembali mengingat niat kedatangannya bukan untuk bertengkar, melainkan berdamai. Oleh karena itu, dia menghela nafas untuk menahan amarahnya.

"Huh, Raphie... Aku sudah meminta maaf berkali-kali padamu dengan mengirimkan ratusan surat ataupun bertemu secara langsung denganmu. Tidak bisakah aku mendapatkan kesempatan kedua? Aku sudah berjanji padamu untuk tidak mengulangi perbuatan itu lagi."

Kemarahan yang tenang itu bisa dirasakan dalam suara Gilles. Namun, setelah beberapa saat, kehangatan segera memenuhi suaranya seolah kemarahan itu tidak pernah ada.

"Gilles, kita sudah bersama selama delapan tahun dan bertunangan selama enam tahun, apakah kau tidak mengenal sifatku yang tidak akan pernah memaafkan siapapun orang yang mengkhianatiku?"

Gilles menutup mulutnya dengan erat, dia tidak bisa menjawab pertanyaan Seraphina dan sebagai gantinya dia meraih tangan lembutnya, menatapnya dengan mata yang tampak meneteskan penyesalan.

"Raphie... aku mohon... tolong maafkan aku."

Sebelum pembunuhan keluarganya yang dilakukan Yang Mulia Duke Beaumont dan perselingkuhan yang dilakukan Gilles, kontak ringan yang menyatukan kulit telanjang mereka itu mampu membuat Seraphina menyebarkan senyuman hangat disekitar mulutnya dan membuat hatinya rileks.

Namun, keadaan yang telah berubah ini membuatnya sadar bahwa itu hanyalah kenangan manis masa lalu yang tak akan pernah terulang lagi.

"Mengapa kau sangat bersikeras ingin kita kembali ke hubungan kita seperti semula sedangkan orang yang kau cintai adalah Rosette?"

"Aku tidak mencintainya, Raphie."

Seraphina menatap lurus ke mata Gilles. Kebohongan yang terdapat dalam perkataannya membuatnya kembali mengingat bagaimana mata hijau itu diliputi kecemasan saat melihat Rosette yang berpura-pura jatuh di malam perjamuan debutante Tuan Putri.

Terjadi keheningan sesaat. Sebuah pertanyaan keluar dari mulut Seraphina.

"Apa kau melakukan ini karena Yang Mulia Duke?"

Untuk sesaat Gilles terdiam. Pertanyaan diluar dugannya itu membuatnya tidak bisa memberikan penjelasan dengan kata-kata yang tepat.

Melihat mata Gilles yang bergetar membuat Seraphina berhasil menemukan jawaban dari pertanyaannya.

"Ah, ternyata benar."

Seraphina menarik tangannya dari genggaman Gilles. Sekarang dia mengetahui satu kebenaran lagi bahwa Gilles mungkin tidak pernah mencintainya atau bahkan sekadar menyukainya, dia hanya melakukan apa yang diperintahkan Yang Mulia Duke.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SERAPHINA : When Fate Finds UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang