"Angkat gelas kalian! Kita harus bersulang sekali lagi untuk Nyonya!"
"Mari kita nikmati malam ini sepuasnya!"
Seraphina dan para ksatria berkumpul di salah satu bar di pesisir pantai yang telah disewa. Suara dentingan gelas bir yang beradu bergema di seluruh ruangan. Mereka membuat keributan saat meminum bir yang telah disajikan oleh para pelayan.
"Aku merasa sangat lega karena kapten tidak terluka sama sekali!"
Perkataan yang dikeluarkan Duncan membuat salah satu ksatria yang duduk di sampingnya bertanya padanya.
"Apa katamu? Kapten? Siapa kapten kita?"
"Tentu saja Nyonya!"
Para ksatria bersorak. Seraphina hampir menyemburkan bir yang ada di mulutnya, kemudian dia berkata pada Duncan.
"Wah, Sir Forest, kau tidak bisa menggunakan gelar itu untuk orang biasa yang bukan ksatria sepertiku."
"Kapten, anda tidak perlu rendah diri seperti itu. Anda lah orang yang memimpin kapal, bertanggung jawab atas keseluruhan pengoperasian dan keselamatan kapal, serta awak dan penumpangnya. Anda layak mendapat gelar itu."
"Apa yang dikatakan Duncan benar!"
Salah satu penyumbang besar kemenangan melawan monster kali ini adalah Seraphina. Tidak ada satupun dari para ksatria yang berada di sekitar meja itu menyangkal fakta tersebut.
Ruangan bar dipenuhi sorak gembira para ksatria. Tidak ada yang lebih berisik dari pada pria mabuk yang bersemangat. Seraphina pun tidak tahu bagaimana dia harus menyela diantara suara-suara keras yang terdengar.
Seraphina menyimpan gelasnya dan tersenyum sambil menutup mata. Dia cukup mabuk sekarang, tapi itu bukan masalah. Kehangatan dalam dirinya menyebar dan dia merasa senang telah mendapatkan kepercayaan dari para ksatria. Tujuannya telah tercapai.
Kemudian Seraphina melirik Sir Robin yang duduk di sampingnya dengan sedikit memiringkan kepalanya. Dia hanya menunduk dan melihat gelas bir dengan tatapan kosong.
Sejak perjalanan pulang, Sir Robin hanya berkata seperlunya, padahal biasanya dia adalah orang paling berisik saat berbicara dan bercanda. Seraphina berpikir bahwa Sir Robin masih tenggelam dalam kejadian melawan monster laut beberapa waktu lalu. Meski dirinya dan para ksatria sudah berusaha untuk menghiburnya, hal itu tidak berjalan sempurna.
"Sir Robin, apakah anda tidak menikmatinya?"
Sir Robin tersentak oleh perkataan Seraphina. Seraphina berbicara terlebih dahulu sebelum dia sempat menjawab.
"Jangan terlalu memikirkan hal itu. Lupakan dan nikmati minumannya."
Seraphina mengangkat gelas dan memberi sinyal pada Sir Robin untuk melakukan hal yang sama. Suara dentingan gelas kembali memenuhi ruangan. Saat hendak menyesap minumannya, suara pintu yang terbuka mengalihkan perhatiannya.
Itu adalah Sir Luther, dia berjalan menghampirinya dengan membawa kain hitam di tangannya. Kemudian salah satu ksatria berteriak padanya.
"Ketua! Apakah anda datang untuk bergabung? Ayo kita bersulang bersama!"
Sir Luther menggeleng, menyangkal pertanyaan itu.
"Aku datang untuk menjemput, Nyonya. Ini sudah lewat tengah malam."
Sir Luther memakaikan jubah pada tubuh Seraphina, menarik tudungnya hingga menutupi kepalanya.
"Nyonya, mari kita kembali ke manor. Dokter tidak akan senang jika mengetahui anda minum sampai pagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
SERAPHINA : When Fate Finds Us
FantasySeraphina Seymour adalah wanita muda yang cantik, ceria dan penuh percaya diri. Kulit putih pucat, rambut perak yang lurus bersinar dengan indah, mata biru yang cerah seperti langit di musim gugur, dan lekuk tubuh yang feminin dan cantik selalu mena...