Bab 10

97 12 0
                                    

Kaeya hanya berdiri diam dari tempat persembunyiannya selagi melihat Diluc dan Donna melangkah pergi. Dia masih tidak menyangka bahwa Diluc akan setuju untuk pergi bersama Donna. Ternyata yang dia pikirkan selama ini benar, dia tidak ada kesempatan untuk bersama orang yang dia sukai itu. Kenapa dia pernah berpikir bahwa ada kemungkinan Diluc menyukainya? Selama ini pria itu hanya menunjukan sikap bermusuhan dengan Kaeya, hanya sang cavalry captain saja yang terus-terusan tanpa lelah mendekati Diluc.

Kaeya menghela nafas kemudian melangkah pergi, menahan air mata yang ingin keluar. Sudah saatnya dia menjauh untuk sementara. Persetan dengan apa yang dipikirkan Diluc, dia sudah mengirimkan coklat untuk Diluc tadi pagi dengan sepucuk surat ucapan.

Dia bertekad akan fokus dengan pekerjaannya selama di Sumeru. Bahkan yang dia bawa bukan ponsel pribadinya, akan tetapi ponsel kerjanya di mana tidak ada kontak Diluc. Dan dia sudah meminta pada Jean untuk tidak memberikan nomornya pada siapapun. Dia tidak ingin diganggu selama kerjanya di Sumeru.

Jean tidak bertanya lebih lanjut, itulah yang Kaeya sukai tentang Jean. Jika dia bisa memberikan alasan yang masih masuk akal kepada atasannya itu, Jean akan setuju dan menepati kata-katanya.

Lagipula, Diluc tidak mungkin meminta nomor ponsel kerjanya bukan?

Kaeya kembali ke apartemennya untuk mengambil kopernya. Langkahnya menuju pintu terhenti saat tatapannya jatuh pada vas bunga yang ada di mejanya. Dalam vas bunga itu terdapat bunga lamp grass yang merupakan bunga kesukaan Diluc.

Dia menghampiri vas bunga itu dan mengambil bunga biru itu. Memandangnya dengan tatapan nanar sebelum meletakkannya kembali dan melangkah keluar pintu.

Liebe Am ValentinstagTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang