Keheningan jatuh di antara mereka berdua, keduanya saling beradu pandang. "Heh," Kaeya tersenyum miring. "Kenapa baru sekarang, Luc?"
Diluc mengatupkan bibirnya rapat-rapat, merasakan nada tersakiti di suara Kaeya. "Setelah sekian lama, kenapa kau tiba-tiba menyukai diriku?" kedua mata Kaeya seketika berkaca-kaca, membuat Diluc terkejut.
"Mungkin selama ini aku menolak percaya bahwa aku memiliki perasaan kepadamu, tapi saat kau pergi begitu saja, tanpa mengabari diriku, memutus semua kontak kita. Aku tersadar, aku menyukaimu selama ini. Tidak bisa melihat dirimu, tidak bisa mendengar suaramu, membuatku kehilangan akal, aku..."
"Cukup," potong Kaeya dengan suara getir, pertahanannya hampir runtuh. "Bagaimana bisa aku percaya bahwa kau menyukai diriku jika selama ini yang kau lakukan adalah menolak keberadaan diriku dan bertindak kasar pada diriku?" ucapnya dengan terisak.
"Maafkan aku, aku benar-benar tidak tahu bagaimana harus bersikap di sekitarmu, aku takut jika kau tahu perasaanku sebenarnya, kau akan pergi meninggalkan diriku," jelas Diluc membuat Kaeya terkejut. Jadi selama ini mereka berdua memiliki ketakutan yang sama?
"Aku tidak percaya ini semua, kau..." Kaeya bingung harus berkata apa. Semua emosi bergejolak di dadanya, sedikit lagi dia akan meledak.
"Maafkan aku, Kaeya," tutur Diluc. Kaeya menggigit bibirnya, "ternyata selama ini cintaku tidak bertepuk sebelah tangan," bisiknya akan tetapi suaranya masih dapat didengar Diluc.
"Kau apa?" tanya Diluc tidak percaya. "Tidak penting," air mata menuruni pipi Kaeya, dia bangkit berdiri dan berniat melangkah pergi.
♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Liebe Am Valentinstag
RomanceHari valentine sudah dekat dan Donna meminta tolong pada Kaeya agar dia bisa mendekati Diluc. Dengan berat hati, Kaeya menolong Donna untuk mendekati Diluc, anak dari teman ayahnya sekaligus teman masa kecilnya itu. Tapi apa yang terjadi ketika tern...