Bab 12

133 15 2
                                    

"Aku tidak menduga kau ada di sini, aku baru saja akan ke tempatmu," ucap Diluc kikuk. "Oh ya? Kenapa? Apakah aku ada hutang di barmu?" Kaeya berusaha menutupi kegugupannya.

"Tidak, aku ingin memberikan ini," Diluc duduk di sebelah Kaeya membuat polisi itu semakin gugup. Kaeya melirik benda yang ada di tangan Diluc, matanya terbelalak ketika menyadari bahwa itu adalah coklat. Salah satu coklat mahal di Mondstadt.

"Untuk apa coklat itu?" tanyanya. "Hari ini kan white day, dan kau memberikanku coklat saat valentine," jawab Diluc. Wajah Kaeya menghangat.

"Omong-omong kau pergi ke Sumeru tanpa memberitahu diriku, menghilang begitu saja," ucap Diluc datar sambil duduk di sebelah Kaeya. "Untuk apa aku memberitahu dirimu? Tidak penting bukan," Kaeya berlagak sombong. "Omong-omong, bagaimana Donna? Kalian sudah pacaran?" tanyanya mengalihkan topik.

"Aku tidak pacaran dengannya, kami terakhir berbicara pada saat valentine," jawab Diluc membuat Kaeya tersedak jika saja dia sedang minum sesuatu.

"Kenapa?" tanyanya ragu. "Ya aku bisa melihat bahwa Donna menyukaiku, dan aku berusaha menyukai dirinya juga, tapi gagal," Diluc mengedikkan bahunya. "Perasaan memang tidak bisa dipaksakan ya?"

"Bagaimana bisa? Apakah kau menyukai orang lain?" ejek Kaeya. "Ya, aku menyukai orang lain," jawab Diluc datar. Jelas bukan jawaban itu yang Kaeya harapkan.

"Oh ya? Siapa orang yang tidak beruntung itu?" tanyanya. "Dirimu," Diluc menoleh pada Kaeya.

Mulut Kaeya menganga terbuka, tidak percaya. Dia pasti salah dengar, tidak mungkin seorang Diluc menyukai dirinya.

"Aku suka padamu, Kaeya," jelas Diluc dengan nada tegas seakan membaca keraguan di wajah Kaeya.

♡ 

Liebe Am ValentinstagTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang