Part 19

89 12 0
                                    

"Mengapa Kaeya tiba-tiba pergi begitu saja?" tanya Diluc geram. "Sudah kubilang masalah pekerjaan, Diluc," jawab Jean tidak acuh dengan tatapannya yang tertuju pada kertas-kertasnya.

"Paling tidak, bisakah kau memberikanku nomornya?" pinta Diluc putus asa. "Maaf, tidak bisa," Jean beradu pandang dengan Diluc. "Nomor ponsel kantor sangat confidential."

Diluc mendengus kesal, rasanya dia ingin menggebrak meja Jean. Acting Grand Master itu hanya menatap Diluc yang tengah menata emosinya itu dengan datar. Sungguh, dia sama sekali tidak menduga Diluc akan tiba-tiba mendatangi kantornya dengan emosi yang membara, seminggu setelah valentine. Dan dari semua topik yang ada, dari semua orang yang bisa dibicarakan, dia menanyakan soal Kaeya.

Jean tidak tahu ada masalah apa di antara Kaeya dan Diluc, tapi dari sikap Diluc, dia punya dugaannya sendiri. Dia memegang janjinya pada Kaeya untuk tidak memberikan nomor ponselnya pada siapapun di luar kepolisian.

"Kapan dia kembali?" tanya Diluc pasrah. "Aku tidak tahu, itu tergantung pada kepolisian Sumeru," Jean berdusta. Padahal dia menjadwalkan Kaeya kembali bulan depan, tapi dia memilih merahasiakan itu dari Diluc.

"Kenapa kau mencari-cari Kaeya, Diluc?" tanya Jean dengan tatapan tajam. "Aku... bukan apa-apa," Diluc berbalik badan dan melangkah keluar tanpa berpamitan.

"Ya ampun, apakah menurutmu...?" Lisa masuk ke kantor Jean setelah Diluc pergi dari kantor kepolisian. "Ya kurasa dia orangnya," sahut Jean menghela nafas dan bersandar pada kursinya.

"Acting-mu bagus sekali sayang, seorang Acting Grand Master yang tegas dan berwibawa," puji Lisa membuat Jean mengulum senyuman.

"Ah mereka manis sekali," ucap Lisa. Dia dan Jean semenjak tadi mengintip interaksi Kaeya dan Diluc dari belakang dinding. "Syukurlah mereka sekarang bahagia," komentar Jean.

"Tapi kapan kau akan menjemputku dengan sebuket bunga, Jean?" Lisa menghela nafas. "Aku iri sekali dengan Kaeya sekarang."

"Hey, jangan begitu," Jean cemberut dan merangkul kekasihnya yang tertawa.

Liebe Am ValentinstagTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang