Bab 15

115 12 2
                                    

"Ah iya, selamat white day, untukmu," Diluc mengurai pelukannya dan mengambil kotak coklat berbentuk hati berwarna merah yang tergeletak begitu saja di kursi taman. "Kau tidak seharusnya membelikanku ini, pasti harganya mahal," Kaeya menerimanya dengan enggan.

"Apapun untukmu," jawab Diluc membuat kedua pipi Kaeya menghangat lagi. "Bagaimana kau tahu bahwa aku ada di sini, Luc?" tanya Kaeya.

"Sungguh aku tidak tahu," Diluc mengangkat kedua tangannya. "Aku mendengar dari salah satu pelanggan bahwa hari ini white day, kemudian setelah selesai dari bar aku pergi membeli coklat itu, lalu baru teringat bahwa kau ada di Sumeru. Aku tidak tahu kapan kau kembali, Jean tidak mau memberitahuku, bahkan menolak memberikan nomormu. Lalu entah mengapa langkahku membawaku ke sini dan begitulah aku menemukanmu," urai Diluc.

Kaeya menganga mendengar penjelasan Diluc. "Kau bertanya pada Jean tentang diriku?" tanyanya. "Tentu saja, apalagi yang bisa aku lakukan ketika kau menghilang begitu saja dan aku tidak bisa menghubungi dirimu? Tentu saja aku mendatangi Jean," seru Diluc tertahan, frustasi.

"Aku yang meminta Jean untuk tidak memberikan nomorku pada siapa siapa, tapi aku tidak memintanya merahasiakan jadwalku," jawab Kaeya. "Kau ini benar-benar," Diluc mendengus kesal. "Kau tidak tahu bagaimana khawatirnya diriku."

"Mana aku tahu kau akan mencari diriku?" Kaeya membela diri. "Ah sudahlah, kau baru kembali kan?" Diluc melirik koper Kaeya yang berada di sebelahnya. "Biar kuantar kau pulang, kau pasti lelah," dia meraih koper Kaeya dan menariknya.

"Ah tidak apa-apa, kau pasti juga lelah setelah bekerja," Kaeya merasa tidak enak. "Tidak, kau pasti lebih lelah daripada diriku, ayolah," Diluc menarik tangan Kaeya dan menggenggamnya sepanjang jalan.

Mereka berdua berbincang panjang, meluapkan rasa rindu yang mereka tanggung diam-diam selama ini. Kaeya menceritakan bagaimana Sumeru dan perjalanannya. Diluc mendengarkan dengan seksama tanpa berkomentar, sudah merasa senang dapat mendengarkan suara Kaeya dan melihat senyumannya. 

Liebe Am ValentinstagTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang