Baskara dan Devan, dua pria tampan yang cukup kekar namun masalah ilmu bela diri tak perlu diragukan lagi. Mereka terkenal di kalangan para delegasi karena memiliki serentetan prestasi. Dikatakan bahwa mereka dapat melawan 50 orang pasukan bersenjata dalam sekali tempur hanya dengan waktu tujuh menit. Hal itu tentu menjadi pusat perhatian orang-orang ketika sedang berkumpul untuk suatu pesta.
Dijuluki Duo Harimau Emas atau Two Gold Tiger, di antara para delegasi, mereka adalah yang terkenal dari yang terkenal. Belum lagi rupanya yang sangat digilai para wanita. Devan dan Baskara adalah harta karun Hinafuka yang dipertahankan meski mereka ingin resign dari pekerjaannya. Bahkan keluarga gila itu berani membayar berapa pun supaya kedua harimau emas itu tetap bersama mereka.
Omong-omong, orang yang kita bicarakan barusan sedang kehilangan kehormatannya. Mereka dibuat tunduk oleh amarah Runa yang tengah meledak-ledak. Tatapan wanita itu rasanya menusuk hingga ke tulang. Baskara dan Devan hanya mampu duduk bersimpuh di depannya dengan kepala yang tertunduk pula.
"Gak ada yang nganter apalagi jemput Dean kecuali gue selama seminggu ke depan. Paham lo bedua?!"
Runa melenggang pergi bersama katana yang beruntung masih terbungkus dalam sarungnya. Tidak lebay jika dikatakan bahwa nyawa mereka pasti menghilang seiring pantulan cahaya pedang panjang itu terlihat.
Yah, jika Bas dan Devan adalah duo harimau emas, maka Runa adalah pawangnya. Runa lah orang yang merawat mereka sejak mereka dibentuk ke dalam satu tim yang sama. Bas dan Devan memang duo mematikan yang bisa membunuh 50 musuh bersenjata sekaligus, tapi Runa bisa membunuh dalam jumlah yang sama seorang diri hanya dengan waktu 10 menit.
Ya, Runa memang sangat gila. Jauh lebih gila dari kedua pria yang kita agungkan tadi.
"Gue bilang apa?!" Tepat ketika punggung Runa menghilang di balik pintu kamar, di saat itu juga Devan menarik kerah Baskara dan berteriak di depan wajahnya persis.
"Lo kira gue yang minta mogok?! Kalo tuh mobil bisa terbang, udah gue pilot-in kali!" Baskara tak kalah nyolot dengan ikut menarik kerah Devan dan menatapnya tajam. Mana bisa ia terima disalahkan begitu saja?
Mobil BMW hitam milik Baskara memang sudah lama. Pria itu juga jarang memperhatikan kondisi mobilnya. Tapi, di antara mereka bertiga juga yang memiliki mobil hanya dia. Lalu ketika tadi dalam perjalanan, tiba-tiba mobil itu mogok dan harus diperbaiki selama tiga puluh menit lamanya. Sebenarnya masih syukur karena Baskara paham dengan dunia otomotif namun, tetap saja resikonya tak bisa terhindarkan.
"Tapi gue dah nyuruh lo buat check!"
"Mobil-mobil gue! Terserah gue mau check kapan!"
"Tapi lo buat adek gue telat sarapan, b*ngs*t!"
"Gue ga minta mogok!"
Lupakan dua orang bodoh itu. Mari beralih pada sosok remaja yang beberapa menit lalu terlelap di dekapan Runa. Baru pukul 10 pagi, dan Dean sudah kembali menyambut mimpi.
Pada dasarnya anak itu memang kurang tidur, jadi Runa putuskan untuk membuatnya tidur lebih cepat dari yang seharusnya.
Dean sudah mandi, anak itu juga langsung makan meski lagi-lagi harus sedikit dipaksa. Setelah tuntas dengan semuanya, Dean disuruh masuk kamar dan menikmati siaran talk show selagi Runa mengamuk pada dua kacungnya. Lalu beberapa menit setelah wanita itu kembali, ternyata Dean sudah terkantuk-kantuk dalam duduknya. Sekalian saja Runa keloni anak itu.
***
Tiga jam berlalu, Dean terbangun tepat waktu untuk makan siang. Di dapur, Baskara sudah menyiapkan semuanya dan Devan sendiri yang bantu menata makanan di meja. Sementara Runa yang awalnya hanya ingin menemani anak itu, malah ikut terbawa arus mimpi dan berakhir terlelap dengan nyenyak sama seperti Dean.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEANNO [Hiatus]
Teen FictionIa tak dibiarkan melihat cahaya harapan barang sedetik pun. Ia hidup dalam kegelapan yang seakan tak berujung. Bukan dia yang memilih takdir, tapi takdir yang memilihnya. [BROTHERHOOD! NOT BL]