Episode 33

663 39 0
                                    

Yoona memegangi kepalanya yang berdenyut, rasa pusing yang tadi menghampiri kepalanya perlahan menghilang, Yoona melihat ke sekitar, tak ada apapun, hanya ada hanya ada lantai putih berbulu yang lembut.

Yoona menyentuh lantai itu, rasanya empuk sekali, Yoona baru menyadari bahwa dirinya kini bukan di bumi lagi saat melihat ke arah matahari yang jarak nya cukup dekat dengan dirinya sekarang, namun pancaran panas nya tidak dapat di rasakan oleh Yoona.

Yoona mengingat ingat kembali apa yang terjadi dengan nya, saat dirinya mulai mengingat tentang kejadian tadi, air mata di pelupuk kelopak matanya akhirnya turun begitu saja.

Tiba tiba sepasang tangan dengan lembut menyentuh pipinya, Yoona lantas mendongak dan betapa terkejutnya dia saat melihat siapa yang berada di depannya sekarang.

Seorang perempuan cantik dengan bibir mungil dan rambut nya yang terkesan bule karena berwarna kuning dengan panjang sampai ke pantat nya, tengah memandangi Yoona dengan netra biru muda nya itu.

"Akhirnya kau mengetahui itu semua, anakku" ucap perempuan itu sambil memandangi Yoona dengan mata sayu.

"S...siapa kau?" Ucap Yoona memberanikan diri.

"Aku..... Aku adalah Adriana, dewi reinkernasi dan transmigrasi, aku yang bertanggung jawab atas dirimu nak..." Ucap Adriana.

Yoona tidak menyangka bahwa perempuan di depannya adalah Adriana, dirinya kira kalau semua Dewi akan berbentuk anak kecil seperti N, namun dia salah.

"Maafkan aku karena telah menyembunyikan semua kenyataan ini... Aku.... Hanya tidak ingin kau bersedih.... Aku ingin kau menjalani hidup mu dengan baik" ucap Adriana lagi.

"Apa maksudmu.... Adriana?" Tanya Yoona.

"Ingatan mu tadi, itu bukan halusinasi mu, ingatan itu sebenarnya sempat aku hapus saat kau bereinkarnasi, namun sepertinya ada pemicu yang membuat ingatan itu datang kembali, maafkan aku..." Ucap Adriana sekarang dengan wajah yang merasa sangat bersalah.

Yoona sebenernya ingin marah, bisa bisanya Dewi di depannya itu menghilang kan ingatan nya tanpa meminta persetujuan dari dirinya, namun akhirnya dirinya memaklumi hal tersebut karena ia sadar bahwa yang di lakukan Adriana ini adalah demi dirinya.

"Ah... Waktuku tidak banyak, aku harus segera pergi, sampai jumpa lagi Meliara..." Ucap Adriana.

Seketika Adriana menjadi sebuah cahaya yang perlahan lahan menghilang, setelah itu Yoona merasa bahwa kepalanya pusing sekali, dan akhirnya dia pingsan.

==========================

"Lala..." Ucap seorang anak kecil sambil mencoba membangunkan Yoona.

'lala? Apa setelah ini akan ada puh sepuh?' batin Yoona saat mendengar suara itu.

Akhirnya Yoona terbangun dan saat dirinya membuka mata, pemandangan pertama yang dilihat nya adalah pemandangan seorang anak kecil berambut merah muda dan sebuah kuda, kedua makhluk beda jenis itu sedang menatap ke arah Yoona.

Yoona menyipitkan matanya mencoba mencari tahu siapa makhluk makhluk di depan nya ini.

'kok kayak kenal yah?' batin Yoona.

Saat akhirnya mata Yoona terbuka lebar, kedua makhluk di depannya itu langsung bersorak senang, bahkan kuda yang tadinya sangat tenang menjadi tantrum seketika.

"Melilala!! Kau akhirnya bangun juga!!" Ucap gadis dengan rambut merah mudanya sambil memeluk Yoona.

Kuda yang semula tantrum seketika ikut memeluk Yoona membuat Yoona seketika sesak nafas.

"Aku.... Tidak... Bisa... Belnapas!!!! Apa... Apaan.... Ini!!!" Ucap Yoona.

Seketika dua makhluk itu melepaskan pelukan erat nya dari Yoona, mereka kemudian duduk di samping Yoona.

'apa apaan ini? Kenapa ada Azul? Dan.... Kenapa aku cadel lagi!!! Jangan jangan, Meliara itu bukan mimpi ataupun halusinasi ku!!' batin Yoona.

Ah.... Sekarang bukan Yoona lagi, tapi Meliara.

"Acu benal bena khawatil cekali dengan mu!!" Ucap Azul.

"Aku juga" ucap sang kuda.

Tanpa sadar air mata jatuh dari kedua makhluk hidup di samping Meliara, mereka tak kuasa jika Meliara mati, Azul takut kalau Meliara mati maka dirinya akan kehilangan teman seperjuangan nya yang baru dia temui, sang kuda takut jika Meliara mati maka janji Meliara kepada sang kuda tidak bisa terpenuhi.

Jika kalian lupa, Janji yang di maksud adalah janji bahwa Meliara akan memberikan makanan enak kepada sang kuda.

"Ada apa?" Tanya Meliara.

Saat ini Meliara mulai ikhlas dengan keadaan nya, dia sekarang mempunyai kehidupan baru yang sangat berbeda dengan kehidupan lama nya.

Ia mulai mengikhlaskan Rhea, namun dirinya tetap berdoa agar mayat Rhea bisa ditemukan dan dikubur kan dengan layak.

Dia juga sadar bahwa stalker nya, yang bahkan Meliara sendiri tidak tahu namanya itu tidak bersalah.

Jika bukan karena stalker nya, maka Meliara mungkin akan berakhir seperti Rhea, Meliara sekarang sudah memaafkan stalker nya itu dengan lapang dada. (Tapi masih sedikit marah).

"Tadi.... hiks... tadi kamu menangic caat pingcan, jadi aku dan dia.... Hiks.... Kawatil!!!" Ucap Azul sambil terus menangis dan sesekali sesenggukan.

"Kalo kau mati, maka aku juga mati" ucap sang kuda dengan nada menangisi yang di buat buat.

Menangis? Apa maksudnya ini? Apa Meliara tanpa sadar menangis saat dirinya pingsan tadi? Entahlah.... Meliara sedang pusing memikirkan semua ini.

"Bagaimana kalau kita Cali tempat bel istirahat dahulu? Di sini sudah tidak aman" ucap Meliara sambil menenangkan Azul tanpa mempedulikan tangisan sang kuda yang di buat buat itu.

"Oke... Hiks...." Ucap Azul.

Mereka berdua menaiki punggung kuda nya, dengan posisi Meliara di depan dan Azul di belakang nya sambil memeluk Meliara dari belakang agar tidak terjatuh.

"Siap!" Tanya Meliara.

"Iya Siap!!!!" Ujar Azul.

Kuda itu langsung melesat pergi dari rumah kumuh itu menuju ke dalam hutan dengan kecepatan sedang agar Meliara dan Azul tidak terjatuh.

Sudah sekitar 15 menit mereka berdua menunggangi kuda itu sampai akhirnya sang Kuda itu berhenti di depan sebuah goa besar, pintu masuk goa itu di tutupi oleh tanaman tanaman.

"Sepeltinya ini pas, kita akan bel istilahat di sini" ucap Meliara.

Azul kemudian turun terlebih dahulu saat mendengar ucapan Meliara, Azul kemudian menjulurkan tangan nya berupaya untuk membantu mereka turun.

Meliara memegang tangan kecil Azul, kemudian dirinya turun, posisi mereka saat ini sudah seperti seorang yang membantu kekasihnya untuk turun dari kereta kuda.

Meliara mendarat ke tanah dengan selamat, dia kemudian berucap " terimakasih Azul".

"Cama cama!! Cenang dapat membantu Lala!!" Ucap Azul.

"Lala?" Tanya Meliara saat mendengar ucapan 'lala' yang keluar dari mulut kecil Azul.

"Itu nama panggilan cepecial untuk kamu" Ucap Azul sambil malu malu kucing.

Meliara hanya bisa terkekeh kecil menanggapi perkataan polos yang keluar dari mulut Azul, mereka bertiga pun akhirnya memasuki goa tersebut.

Saat di dalam, entah kenapa Meliara merasa Dejavu, dirinya bahkan sudah siap sambil memasang ancang ancang seolah takut kalau ada orang yang mau menyerang nya.

'entah mengapa aku takut kalau tiba tiba ada naga yang tinggal di sini' batin Meliara.

Namun sepertinya ketakutan itu sia sia, mereka sudah masuk sangat dalam di goa itu, bahkan mereka sampai mendapatkan jalan buntung.

'untung tak ada naga' batin Meliara saat melihat jalan di depannya yang tertutupi oleh bebatuan.

"kita bisa tinggal di sini sementala.... lihat, bahkan ada buah buahan di sini!! Sepeltinya Dewi foltuna belada di pihak kita!" Ucap Meliara saat melihat sekumpulan semak semak yang berisikan buah buahan beda jenis di depannya.

[BERSAMBUNG]

I become A Little Devil And A royal Family [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang