01. Green Tea

679 74 15
                                    

"Pagi ini, aku dibangunkan oleh suara gedubrakan dari dapur." Juan menyesap earl grey tea yang baru saja diseduhnya. "Kamu datang lebih pagi, Felix?"

Yang ditanya tertawa. Lantas menggeleng. "Sejak kapan aku rajin?"

Juan, si lelaki dalam balutan kemeja putih dan apron biru dongker, langsung mendengkus. "Benar juga. Salah aku bertanya padamu."

Ini pagi yang sama seperti pagi-pagi lainnya. Tidak ada yang ganjal di Kafe Rahasia kecuali Juan dan pendengarannya. Si gondrong pirang kekuningan—Felix, maksudnya—baru datang beberapa menit lalu.

"Tikus kali, Pak." Tangan kekar Felix mengambil kotak berisi teh hijau dari lemari teratas. "Mau teh? Biar tenang."

"Boleh. Tolong, ya." Juan mengangguk. "Pakai bubuk penenang."

Mata Felix langsung melotot. "Gila kamu, Juan. Teh hijau itu sudah bersifat menenangkan tanpa perlu diberi bubuk perasaan! Tidur kamu nanti."

Juan terkekeh. Pria dengan rambut cepak itu kembali menyesap tehnya yang masih penuh seraya memandang keluar jendela. Entah apa yang dilihat. Felix sendiri, alih-alih membuat teh hijau yang ia tawarkan barusan, malah mengeluarkan tepung terigu dari rak penyimpanan. Pria gondrong itu memanaskan oven, lantas membuat adonan kue scone.

Biasanya, scone muncul pada jamuan minum teh sore. Di Kafe Rahasia, kue itu sudah muncul dari pagi. Selain praktis, pilihan rasanya aman untuk mereka yang malas makan. Cocok untuk mereka yang hanya ke kafe untuk menumpang kerja.

"Muka kamu jelas-jelas teriak lagi banyak pikiran." Felix menyodorkan scone yang baru keluar dari panggangan dan mentega tawar, serta secangkir teh hijau. "Makan dulu. Aku sudah coba racik bumbu perasaan di situ biar kamu merasa lebih baik."

Senyum tipis terbit di wajah Juan. "Peka sekali. Pindahan dari Dapur Ajaib memang beda. Sudah terlatih membaca kebutuhan orang yang mau dibuatkan makanan."

"Mana ada. Aku saja jarang menangani pesanan khusus!" Felix tergelak. "Itu bagiannya Kak Aya, Am, dan Ansel. Bukan aku."

Juan memilih untuk tidak melanjutkan percakapan.


Tema: Buat cerita dengan awalan kalimat "Pagi ini, aku dibangunkan oleh ...."

Aku coba berlatih nulis dengan POV Felix di sini. Itung-itung pemanasan sebelum nulis kisah Felix—tentu setelah Mary tamat!

Tea Time Stories - Daily Writing Challenge NPC 2024Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang