10. Cacao Tea

151 45 11
                                    

Bakso yang hangat sudah menari-nari di kepala Felix. Keinginan anak itu untuk makan bakso di warung langganan sudah tak dapat dibendung lagi. Jadi, di hari Sabtu yang cerah, Felix minta izin cabut dua jam ke manajer rasa temannya.

"Mentang-mentang teman, jadi seenaknya kamu," gerutu Juan. Meski begitu, pada akhirnya izin tetap dikantongi. Jadilah Felix membawa skuternya ke warung idaman.

Dari luar, gerobak bakso dan tenda biru yang terbentang di bawah pohon rindang itu sama sekali tidak terlihat seperti warung yang proper. Ramai pula, hingga nyaris setiap sudutnya terisi. Felix, yang sudah hafal setiap inci tempatnya, langsung mencari pintu bawah tanah yang tersembunyi setelah mengamankan semangkok bakso dalam genggaman.

Tidak banyak yang tahu kalau ada kafe teh enak di bawah warung bakso populer satu itu. Teh melatinya yang Felix puja-puja, suplainya dari sana. Konsepnya memang mirip Kafe Rahasia: hanya orang beruntung yang bisa mengetahui aksesnya. Untung Felix sudah tahu dari lama.

Hari ini, lelaki dengan tubuh atletis itu ingin sesuatu yang sedikit berbeda. Alih-alih teh melati seperti biasa, ia memesan teh coklat hangat. Mumpung ada stoknya, karena jarang-jarang tea sommelier—setingkat dengan barista di dunia kopi—di kafe itu mau menyeduh teh coklat. Sekalian saja.

Sembari menunggu sommelier meracik pesanan, Felix mengambil tempat dekat meja kasir. Tidak ada jendela, namanya juga ruangan bawah tanah. Saat hendak menyendok suapan pertama baksonya, seseorang yang baru datang menarik perhatian. Sesosok gadis dengan semangkok bakso di tangan. Rasanya rupa orang itu familiar di mata si lelaki.

Jarang sekali yang tahu tempat ini. Tidak seperti Kafe Rahasia yang menangani lebih banyak jenis rahasia, kafe ini punya spesialisasi untuk hati yang kehilangan. Dapat dipastikan mereka yang bisa datang ke tempat ini punya orang yang mereka rindukan dan tak lagi bisa ditemui. Felix mengamati lagi dan mulai mengenali. Itu wanita yang ditinggal mati pacarnya beberapa waktu lalu. Siapa kemarin namanya, Ela?

Rambut panjang dikepang dua, kulit pucat, mata sendu. Benar, itu orang yang sama dengan kenalan adiknya Juan. Felix mendekat, tapi gadis itu sudah lebih dulu menyadari presensi Felix.

Mereka hanya saling bertukar tatap beberapa saat, sebelum Ela berpaling menjauh.

Ada sesuatu dalam diri Ela yang mengingatkannya pada Liz. Kenapa Felix jadi ingin mendekat dan makan bakso bersama?


Tema: ambil buku fiksi terdekat. Buka hlm 6. Ambil dua kata pertama untuk jadi tema.

Kebetulan yang paling deket buku sendiri, TERUS BAHAS BAKSO LAGI YA ALLAH WKKWWK CAPEK 🤣 kalau penasaran sama ceritanya bisa checkout Seven Days Before, yaa (malah promosi)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kebetulan yang paling deket buku sendiri, TERUS BAHAS BAKSO LAGI YA ALLAH WKKWWK CAPEK 🤣 kalau penasaran sama ceritanya bisa checkout Seven Days Before, yaa (malah promosi)

Btw lagi .... Teh coklat itu BENERAN ADA! Aku masang ini gara-gara lihat influencer teh di Twitter bahas teh itu. Semoga one day bisa nyicipin beneran 😆

Tea Time Stories - Daily Writing Challenge NPC 2024Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang