19. Noon Chai

123 40 4
                                    

"Hai, Felix! Ketemu lagi kita~"

Sejujurnya, Felix mulai bertanya-tanya apakah semua cermin bisa dipakai sebagai portal antargalaksi. Habisnya, Scopus muncul lagi, dan kali ini lokasinya ada di cermin lantai dua Dapur Ajaib!

"Ini ceritanya kamu menghidupi dongeng putri di kaca?" Am, yang sedang berbaring di atas tatami, mengerutkan dahi melihat sahabatnya berbincang dengan cermin.

"Anggap saja begitu." Felix sudah terlalu lelah mencerna hal-hal ajaib yang mendatangi hidupnya beberapa hari ini. "Apa kabar, Scopus?"

Scopus mengangguk penuh semangat. Kali ini dia menggunakan baju slim fit merah jambu. Lebih ke arah fuchsia sih, dan warnanya neon. Ngejreng. Melihat sosok yang mirip dengan diri sendiri dalam balutan baju aneh yang tidak akan pernah dipakai seumur hidup adalah kombinasi yang bikin bergidik.

"Baik, baik!" Senyum lebar terpampang di muka Scopus. Matanya, seperti biasa, membuat observasi. "Cairan pink apa yang ada di sana?"

Ah, ya. Felix dan Am baru saja membuat eksperimen noon chai. Warna merah muda lembut yang hadir dari pertemuan baking soda dan air es memang menawan mata. Ia terdiri atas bubuk teh hijau, pekak, kapulaga, susu, baking soda, dan garam. Wanginya gurih, beda dengan ekspektasi orang yang suka mengasosiasikan warna merah muda dengan manis. Yah, warnanya memang mirip gulali, sih.

Ada pelanggan khusus yang baru putus cinta dan Am ingin membuat menu ini, tapi ia butuh manusia yang sedang tidak bucin untuk mencicipi—patah hati lebih baik. Ansel jelas tidak bisa diharapkan, Aya sedang pacaran dengan orang luar negeri (Felix harus minta detailnya nanti), Ester dan Canary terlalu pure untuk percobaan ini. Jadilah Felix mengajukan diri saat Am curhat masalah itu.

"Patah hati sama siapa kamu?" Itu pertanyaan Am waktu Felix bilang bisa. Hanya dijawab senyum, tentu. Kalau dijawab karena Liz, runyam dunia.

"Noon chai? Apa rasanya?" Pertanyaan berderet Scopus menerjang.

"Creamy, gurih. Di sini Am juga kasih rempah, jadi makin maknyus." Felix menunjuk Am yang tengah berbaring. "Am itu temanku. Cuma kayaknya kalau dari cermin nggak kelihatan, ya "

"Wah ... Terdengar enak." Muka Scopus jelas meneriakkan rasa penasaran. "Jadi ingin ke Bumi!"

Sebaiknya jangan! Felix meringis.


Tema: buatlah tokoh di hari ke-3 dan 15 bertemu.

I'm officially settling in Bekasi! Tepar juga sepekan kemarin chaotic tapi alhamdulilah sejauh ini masih bisa nulis dgn tema2 absurd di mari tiap hari 😭🤏

Tea Time Stories - Daily Writing Challenge NPC 2024Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang