Bagian 1

1.6K 107 9
                                    


Happy Reading♡

•••

Suasana pagi yang sangat menyebalkan bagi perempuan pecinta warna Biru pastel, karena ia harus menghadapi kemacatan di Ibu Kota dan persetan dengan suara klakson para pejuang subuh.

Gadis itu terus mengutuk para pengedara yang terus membunyikan klaksonya. Seraya terus melihat ke arah jam tangan yang bertengger di lengan kirinya.

" Aduh, ini sampai kapan sih macetnya? kan Asya bisa telat Mam," keluh gadis yang bernama lengkap Nastabala Asyandra.

"Sabar Asya, kalaupun telat itu wajar kok, kan kamu anak baru," ucap Naira.

"Tapi Mam, karena ini hari pertama Asya masuk, harusnya Asya ga telat," oceh gadis itu.

Naira hanya diam dan terus fokus dengan kendaraannya. Anak semata wayangnya ini memang sangat bawel dan cerewet. Semenjak menjadi single parents, dirinya harus ekstra menjaga dan merawat Asya. Bahkan sampai antar jemput sekolah pun harus dirinya yang turun tangan.

Sebenarnya bisa saja Ia menyuruh supirnya, tapi Ia selalu kecolongan karena Asya sering kali lupa meminta ijin padanya terlebih dahulu, itu membuatnya sangat khawatir.

•••

Suasana pagi yang sangat riuh di SMA Wiratama karena seluruh murid berlarian untuk melaksana upacara bendera. Hampir seluruh murid sudah memenuhi lapangan utama. Seorang lelaki yang berjalan sedikit cepat dengan pakaian lengkap tak sengaja menabrak tiga sekawan yang terkenal biang onar di sekolahnya.

"Eits, buru buru amat lo culun," ucap salah seorang dari 3 sekawan itu.

Culun. Panggilan yang sudah menjadi namanya di sekolah itu sejak awal lelaki yang bernama lengkap, Aksara Putra Bentala itu sekolah di SMA itu. Sekarang Aksa sudah duduk di bangku kelas 11. Jadi panggilan itu sudah melekat padanya sejak setahun yang lalu.

Seorang lelaki yang di tabraknya tadi, mengambil asal topi milik Aksa yang sudah terpasang rapih di kepalanya.

"Bagus ni Topi," ucap Rio.

Laskario Bumantara, biang onar yang selalu menjadikan Aksa sebagai bahan hiburannya dengan terus membully lelaki itu. Itu semua Rio lakukan karena baginya Aksa adalah lelaki yang culun dan gampang di perbudak olehnya, terlebih lagi Ia di kenal sebagai Kakak kelas yang paling di takuti. Dan sebenarnya bukan hanya itu, tetapi karena salah satu perempuan yang Rio sayangi kini lebih terlihat dekat dengan Aksa. Bukan cuma Aksa, bahkan ia juga tak segan untuk menghajar siapapun yang berani mengusiknya serta orang orang terdekatnya.

"Kak, jangan Kak," ucap Aksa yang ingin mengambil kembali topi miliknya.

Rio dan kedua temannya hanya tertawa seraya melempar lempar topi milik Aksa bergantian. Aksa mencoba terus mengambil topinya yang di lepar lempar terus menerus.

"Beneran cupu inimah, hahaha" seru Devan.

"Kan emang!" lanjut Alam.

Topi itu kini berada di tangan Rio, Rio berjalan ke pinggir lapangan dan Aksa terus mengikutinya berharap topinya di kembalikan, karena upacara akan di mulai sebentar lagi. Bila ia tidak memakai atribut lengkap ia akan di hukum.

"Kak, balikin Kak," pinta Aksa.

"Mau ini?" tanya Rio.

Bukannya memberikan topinya kepada Aksa, Rio justru melempar topi itu ke atas genting. Lalu tertawa puas dan meninggalkan Aksa yang melihat mereka dengan tatapan pasrah.

"Hahaha, ambil tu topi," ucap Devan.

Mereka semua berjalan ke arah lapangan seraya tertawa puas, karena aksinya pagi ini berjalan dengan lancar. Aksa hanya bisa pasrah melihat topinya tersangkut di atas genting, mau tak mau ia akan mendapat hukuman hari ini. Saat Aksa hendak berjalan menuju barisan, langkahnya terhenti karena seseorang yang memanggil namanya.

BentalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang