Bagian 2

1K 90 15
                                    


Happy Reading♡

•••

Kringgg

Bel istirahat berbunyi. Waktu yang selalu Asya tunggu tunggu selain Bel pulang sekolah. Asya segera merapihkan buku bukunya dan di memasukannya kedalam ransel bewarna birunya. Beda halnya dengan lelaki di sampingnya. Setelah merapihkan buku bukunya yang ia letakan di bawah kolong meja, lelaki itu justru membuka novelnya kembali dan membacanya. Asya yang melihatnya berniat untuk mengajaknya ke kantin.

"Ga mau ke kantin?" tanya Asya.

"Saya ga laper,"

Asya melihat sekitar, ruangan hanya menyisakan mereka berdua. Niat ingin berkenalan dengan yang lain, tapi semuanya sudah meninggalkan kelas. Perutnya terasa lapar, tapi ia segen untuk keluar kelas, belum lagi ia tidak tau letak kantin dimana.

"Aksa gamau anter Asya ke kantin? Asya gatau loh dimana kantin, takut juga nanti Asya ketemu Kakak kelas yang galak, terus kalo Asya di bully gimana? Asya kan anak baru, butuh pengenalan lingkungan," keluh Asya.

"Ya tinggal kamu lawan," balas Aksa dengan santai.

"Asya ga seberani itu, Aksa," lirih gadis itu.

Asya membuang nafas pelan, gadis itu hanya memainkan jari jemarinya di atas meja. Apakah ia harus menahan sampai istirahat kedua nanti? rasanya ingin sekali ke kantin sendiri, tapi Asya merasa takut kalo ia harus menghadapi Kakak kelas rese yang baginya pasti akan selalu ada di setiap sekolah. Asya juga takut bertemu dengan orang baru yang menatapnya seperti tidak suka padanya, entah kenapa tatapan itu yang selalu gadis itu takutkan. Tapi kenapa dengan Aksa ia bisa langsung merasa akrab? entahlah, Asya juga tak mengerti, ia merasa Aksa orang baik.

Sya, Sya, padahal sudah jelas di awal perkenalan kalian sikap Aksa itu tidak menerima kamu dengan baik, Aneh! ya seperti itulah Asya.

Aksa yang melihat gadis di sampingnya tampak lesu seperti menahan lapar, merasa iba, Ia takut gadis itu nanti sakit karena dirinya tak mau mengantarnya ke kantin. Ia menutup novelnya dan di letakannya di kolong meja.

"Ayok kalo mau ke kantin," ajak Aksa.

"Katanya ga laper,"

"Yaudah kalo gamau," Aksa berniat untuk mengambil novelnya kembali.

"Iya iya, jangan langsung ngambek gitu dong, Asya kan bercanda, Aksa kaya orang tua, serius mulu, ayok!" oceh Asya.

Asya menarik tangan Aksa untuk keluar dari kelas dan menuju kantin. Walau sebenarnya Aksa sangat malas, ia sudah pasti bertemu dengan 3 biang onar yang selalu menggangunya itu. Aksa diam di dalam kelaspun mereka masih sering mengerjainya, apalagi Aksa harus bertemu di luar kelas?

Oh God! semoga hari ini, hari baik kamu ya Aksa~

Aksa sebenarnya sudah terbiasa akan bullyan bullyan itu, tapi Aksa tidak bisa berbuat apapun, padahal Aksa tak pernah sama sekali melakukan kesalahan. Apa karena latar belakang hidupnya ia pantas mendapatkan hal seperti itu? Aksa juga ingin hidup tentram, sejak dulu hanya itu doa yang selalu Ia panjatkan kepada Tuhan.

•••

Suasana kantin tampak ramai dan padat. Aksa sebenarnya sangat tidak nyaman berada di tempat seramai ini. Tapi tangannya terus di genggam oleh gadis yang masih terus memilih ingin duduk dimana dan membeli di kedai mana.

"Rame banget yah? kita duduk dimana yah? kamu mau makan apa?" tanya Asya yang terus memperhatikan sekitar.

Aksa sedari tadi hanya menunduk menatap lantai. Dugaannya benar saja, baru saja melangkahkan kaki lebih dalam ke kantin, banyak pasang mata yang menatapnya remeh, sinis, serta tatapan yang sulit di artikan. Rasanya tubuhnya benar benar ingin berlari dari tempat itu sekarang juga.

BentalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang