Bagian 9

613 53 4
                                    


Gimana puasanya hari ini?? Masih aman dan lancar kan?? Sambil nunggu buka puasa yuk baca dulu!♡

•••

Happy Reading♡

•••

Sudah hampir setengah jam mereka berada di toko tersebut dan terus mencari barang yang Asya butuhkan, namun tak kunjung ketemu.

Perasaan Aksa mulai was-was, beberapa kali Ia terus melihat ke arah jam yang ada di lengan kirinya. Setengah jam lagi mau tak mau Ia harus sudah sampai di rumah.

"Aksa yang ini kayanya mirip deh," ucap Asya memberitahu barang yang baginya sangat mirip dengan punya Rio yang Ia rusak.

"Kamu yakin?" tanya Aksa.

"Yakin! ini ada penarinya, warnanya juga sama," jelas Asya seraya kembali mengingat-ingat benda tersebut.

"Yaudah kalo Kamu yakin itu mirip, sekarang kita ke kasir,"

Asya mengambil benda itu dan mereka berjalan ke arah kasir. Setelah membayar mereka keluar dari toko itu.

"Kalo gitu Kamu hati-hati ya Sya, Saya duluan," ucap Aksa dengan sedikit wajah yang panik.

"Kenapa ga bareng aja? kita bareng aja yah? Asya udah pesen taxi kok bentar lagi dateng,"

"Saya naik angkot aja, hati-hati Sya," ucap Aksa yang langsung menaiki angkot yang Ia berhentikan.

"Apa bedanya sih, angkot sama taxi? sama-sama mobil," gumamnya.

"Terus, harus banget tepat waktu pulangnya? lewat sedikit aja, gaboleh? Ininih yang bikin Aku penasaran banget sama Aksa," lanjutnya.

Tak lama taxi yang Asya pesan datang. Gadis itu segera menaikinya.

•••

Aksa sampai rumah tepat waktu. Ia segera mengganti pakaiannya dengan pakaian rumah dan bersiap untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Rumahnya hari ini sangat berantakan sekali. Biasanya tak pernah seberantakan ini, karena Bi ema selalu membantunya untuk merapihkan beberapa ruangan. Namun, hari ini Bi Ema sakit dan tidak bisa masuk untuk bekerja di rumahnya. Dan mau tak mau Ia harus membersihkan semuanya sendiri sebelum Ayahnya pulang.

Mulai dari setiap sudut ruangan Aksa bersihkan. Barang-barang yang berserakan mulai Aksa tata kembali ke tempatnya. Sisa-sisa botol minuman Ayahnya Ia buang ketempat sampah. Hal ini sebenarnya sudah biasa Ia kerjakan, jadi Ia tak kaget bila harus mengerjakan ini semua sendiri.

Pekerjaan rumah sudah Aksa selesaikan. Tak terasa langit yang semula masih cerah kini sudah mulai gelap. Namun Ayahnya belum juga memberi tanda-tanda kalau Ia sudah kembali ke rumah.

Setelah menyelesaikan pekerjaan rumah, Aksa lanjut untuk membuat makan malam. Bahan-bahan di kulkasnya kali ini cukup lengkap. Dengan menghiraukan rasa lelahnya, Ia mulai menyiapkan perbumbuan dan memotong dan membersihn seluruh bahan-bahan untuk di masak, seperti sayur kangkung dan udang. Kali ini Ia akan membuat makanan kesukasaan Ayahnya. Cah kangkung dan udang saus asam manis. Ayahnya sangat suka dengan kedua makanan itu, Aksa sendiri pernah melihatnya Ia selalu memakanya dengan lahap ketika memakan dua menu itu. Dengan sangat penuh harap Ayahnya akan menyukai masakannya.

Tak butuh waktu lama untuk Aksa menyelesaikan semua itu. Ia mencicipi seluruh masakannya, dan rasanya sangat pas dengan kriteria Ayahnya, tidak terlalu pedas dan rasanya dominan manis. Ia mulai menata makanannya di meja makan. Setelah tertata Ia tersenyum melihat hidangan yang tersaji dan terlihat nikmat itu.

Namun, entah kenapa tiba-tiba kepalanya terasa sangat sakit. Aksa berusaha menahan tubuhnya agar tidak jatuh.

"Sakit sekali Tuhan.....," lirihnya dan terus memegang kepalanya dengan sebelah tangannya.

BentalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang