03

15 7 0
                                    

Semakin hari penyakit ayah bulan semakin parah, ayah bulan mengidap kanker paru-paru yang sudah diderita selama 3 tahun belakangan ini. Karena penyakit ayahnya itu bulan menjadi tulang punggung keluarga dengan bekerja di sebuah toko pakaian, gajinya pun pas-pas an untuk makan sehari-hari dan biaya berobat ayahnya. Bulan seringkali harus mengambil lembur untuk mendapat uang lebih ia lelah tapi juga tak tega melihat keadaan keluarga nya yang sedang terpuruk semenjak ayahnya sakit.

Setiap pagi bulan berangkat kerja dan ia akan pulang larut malam tidak ada kata istirahat untuk dirinya, tak lupa sebelum pulang bulan selalu menyempatkan membeli sebungkus nasi untuk dimakan bertiga bersama orang tua nya tak jarang dia bilang ke penjual nasi untuk memberikan porsi nasi yang lebih banyak agar bisa cukup dimakan bertiga. Begitulah kehidupan sehari-harinya.

Hari ini bulan berangkat lebih pagi karena ditoko akan kedatangan stok barang dimana bulan akan membantu membereskannya, tengah sibuk membereskan stok barang HP jadul bulan berdering, bulan meminta ijin kepada bos nya untuk mengangkat telfon sebentar.

"Halo dengan saudara Bulan?? " Ucap suara asing membuka obrolan ditelfon

"Iya saya sendiri , ini siapa yah dan kenapa menelfon saya?? " Tanya bulan keheranan

"Ini saya suster dari rumah sakit citra medika "

"Hah?? Rumah sakit?? Ada maksud apa yah "

"Saya ingin mengabarkan kalau ayah kamu lagi dirumah sakit, kesehatan beliau drop. Bunda kamu meminta agar kami mengubungi kamu untuk datang ke rumah sakit"

Memang bunda nya bulan tidak mempunyai alat komunikasi HP dan semacamnya, hanya bulan yang memiliki HP dirumah itupun model lawas, karena itu bunda nya bulan meminta tolong kepada salah satu suster untuk menghubungi bulan.

Mendengar penjelasan alasan suster itu menghubunginya bulan terkulai lemas rasanya dunianya hancur seketika, ayah yang ia sangat sayangi harus merasakan sakit. Tak sadar air mata bulan menetes membasahi pipinya dengan ketegaran dan keyakinan bulan segera menemui bos nya ingin meminta ijin pergi ke rumah sakit untuk menemui ayahnya, Untungnya bos bulan orangnya baik dan sudah mengetahui keadaan bulan.

Bulan segera pergi kerumah sakit dengan menggunakan angkutan umum. Sesampainya dirumah sakit bulan segera menuju ke resepsionis dan menanyakan dimana kamar ayahnya

"Permisi suster kamar pasien atas nama bapak Hendra dimana yah?? Bulan bertanya dengan nafas yang tidak beraturan

" Sebentar yah mbak saya cek dulu"
Setelah melihat data yang ada dilayar monitor komputer suster itu langsung memberikan informasi dimana ruangan ayah bulan dirawat

"Ruang pak Hendra ada di kamar nomer 107"

"Terima kasih Sus"

"Sama-sama mbak" Dengan tersenyum ramah

Bulan segera menuju ruangan dimana ayahnya dirawat, ia gemetar membayangkan sesuai hal buruk akan terjadi pada ayahnya. Terlihat didepan pintu kamar 107 berdiri seorang wanita paruh baya menunggu cemas.

"Bundaaaa" Bulan tidak bisa menahan air matanya seketika berlari dan memeluk bundanya dengan air mata yang berlinang membasahi pipinya.

"Bunda ayah kenapa, ayah gabakal kenapa napa kan bun?? Bulan takut"

"Engga sayang ayah kan kuat pasti ayah akan baik-baik aja, kamu tenang yah" Bunda bulan mencoba menenangkan bulan yang masih terisak.

Bunda dan bulan duduk di kursi sambil menunggu dokter yang memeriksa ayahnya keluar dari ruangan, mereka berdua berdoa demi keselamatan laki-laki yang mereka sayangi. Ditengah keheningan bulan membuka suara dan bertanya kepada bundanya

"Bunda, kenapa ayah tiba-tiba drop?? Apa ayah lupa tidak minum obatnya?? "

"Tadi ayah kamu habis makan bunda suapin seperti biasa, setelah itu bunda tinggal sebentar untuk mengambil obat pas bunda kembali ke kamar ayah kamu sudah sesak nafas, bunda panik karena dirumah tidak orang. Akhirnya bunda minta bantuan tetangga kita untuk membawa ayah kamu ke rumah sakit"

"Ayah akan baik-baik saja kan bun"

"Iya sayang pasti, ayah akan baik-saja"

Setelah menunggu beberapa saat, dokter keluar dari ruangan bulan dan bundanya segera berdiri bertanya mengenai kondisi ayahnya

"Dok dok bagaimana ayah saya, apa baik-baik saja"

"Iya alhamdulillah kondisi pasien sudah stabil, dan saat ini kami sedang memantau keadaannya, kanker paru-paru nya sudah semakin parah kami akan melakukan yang terbaik untuk ayah kamu, kalau mau masuk silahkan "

"Terima kasih dokter"

Setelah dipersilahkan dokter untuk masuk bulan dan bundanya segera bergegas masuk kedalam kamar rawat. Terlihat pria paruh baya terbaring lemah diatas nakas dengan selang yang membantu pernafasannya, Melihat kondisi ayahnya yang semakin memburuk membuat hati bulan sesak.

Next part???
.
.
.
.
.
Bersambung......

Bintang Membenci Bulan [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang