Bandara
.
.
.
.
Wira dan Rasty segera menuju ke dalam bandara untuk menjemput putra semata wayang mereka bintang, selama ini bintang dan orang tua nya hanya berkomunikasi melalui telfon.
Sesosok pria kira-kira tingginya 175 cm berpawakan ideal menggunakan kemeja hitam lengan panjang, celana jeans dan mengenakan sepatu berwarna putih keluar dari bandara menghampiri wira dan Rasty.Bintang memang tumbuh menjadi pria yang sangat tampan dan menawan, postur tubuhnya yang tinggi, berkulit putih, berhidung mancung dan juga memiliki wajah simetris membuat dirinya terlihat begitu tampan.
"Bunda, ayah " Panggil bintang dan berlari memeluk bunda dan juga ayahnya
"Bintang sayang bunda kangen banget sama kamu nak" Tangis haru Rasty menyertai kepulangan anaknya dari Singapura.
"Bintang juga kangen sama bunda dan ayah, sekarang kita bisa kumpul sama-sama lagi bun yah" Senyuman terukir dan membentuk lekukan dibibir Bintang menambahkan kesan nanis.
Setelah melepas rindu bintang, Rasty dan wira segera masuk ke mobil dan menuju apartemen mereka. Mereka tinggal di apartemen sementara karena kontrak mereka diluar kota sudah habis sehingga memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya. Rumah yang mereka tinggal selama bertahun-tahun pasti sangat amat tidak terawat bukan jadi sebelum pindah ke rumah lamanya wira menyewa tukang untuk merenovasi rumahnya yang lama, karena itu wira,istri dan anaknya akan tinggal diapartemen sementara waktu sampai rumah mereka selesai direnovasi.
Bintang sangat menikmati perjalanan selama di dalam mobil, dia rindu dengan tanah air tempat dia dilahirkan, 5 tahun sudah semenjak kelulusan sma dia merantau dinegeri orang meninggalkan kedua orang tuanya dan sahabatnya bulan teman masa kecilnya.
Apartemen
Perjalanan sudah usai, tibalah mereka di sebuah apartemen mewah tempat tinggal mereka yang sekarang, wira menyuruh bintang masuk Bersih-bersih dan istirahat karena sebentar lagi waktunya makan malam, dan ada hal penting yang harus wira sampaikan kepada bintang.
"Kamu masuk Bersih-bersih terus istirahat yah"
Bintang menggangguk tanda setuju mendengar perintah ayahnya. Wira dan Rasty hanya tersenyum mereka akan mengira perjodohan ini akan membuat bintang bahagia.
Setelah Bersih-bersih diri dan beristirahat terdengar suara dari luar kamar bintang
"Bintang waktunya makan malam cepat turun sayang, nih bunda udah masakin spesial buat kamu"
Malam ini Bunda bintang sudah menyiapkan masakan spesial untuk putra kesayangannya itu, bermacam macam menu makanan sudah dihidangkan diatas meja nampak lejat dan bergiji.
Mendengar panggilan bundanya bintang segera keluar kamar menuju ruang makan, disana ayah dan bundanya sudah menunggunya.
"Bunda masak apa, aku kangen dimasakin sama bunda"
"Bunda masak makanan kesukaan kamu bintang ada opor ayam, gulai dan juga sayur sop" Jelas Rasty
Bintang segera mengambil posisi tempat duduk disamping ayahnya, kebersamaan seperti ini yang bintang rindukan sejak lama setelah kepergiaannya ke Singapura. Bintang makan dengan lahap masakan bundanya sementara wira membuka obrolan dengan Bintang
"Bintang, ada yang ingin ayah bicarakan sama kamu"
"Iya ayah ngomong aja" Sahut Bintang sembari makan masih terlihat santai
"Bintang, kamu masih ingat dengan bulan sahabat kecil kamu dulu?? "
"Bulan, bulan anak perempuan tetangga kita dulu yang sering menangis kan ayah" Bintang terkekeh mengingat masa kecilnya dengan bulan yang ia kenal suka menangis sewaktu kecil.
"Iya Bintang, beberapa hari yang lalu ayah bertemu dengan bulan dan kamu tau ayah bulan om Hendra?? Dia sedang sakit keras dia menderita kanker paru-paru akut"
Mendengar itu Bintang menghentikan kegiatan makannya, dia tidak menyangka om Hendra yang dulunya dia kenal sangat baik sekarang harus mengalami masa-masa sulit.
"Om Hendra punya keinginan, sebelum dia pergi dia ingin melihat bulan menikah dan ayah sudah mengambil keputusan untuk menjodohkan kamu dengan bulan"
Mendengar perkataan ayahnya kali ini Bintang benar-benar terkejut, ia tidak habis pikir kenapa ayahnya mengambil keputusan tanpa bertanya kepadanya
terlebih dahulu . Meskipun bulan sahabat Bintang sejak kecil tapi bukan berarti Bintang punya perasaan terhadapnya, selama ini bintang mengganggap bulan hanya sebagai sahabat dekatnya saja tidak lebih.Brakkkk
suara dari gebrakan meja membuat wira dan Rasty terkejut selama ini mereka tidak pernah melihat bintang semarah ini mereka pikir bintang akan senang dengan perjodohan ini."Kenapa ayah mengambil keputusan tanpa bertanya terlebih dahulu,ayah gapunya hak untuk mengambil keputusan seperti ini ?? " Bintang berbicara dengan nada tinggi didepan orang tuanya entah kesambet apa bocah ini.
"Bintanggggg jaga bicaramu , kamu sedang berbicara dengan orang tua kamu." Tidak kalah wira berbicara nada tinggi kepada bintang
"Bintang tidak mau dijodohkan dengan bulan ayah, Bintang tidak pernah mencintainya selama ini bintang hanya mengganggap bulan sebagai sahabat tidak lebih. Dan ayah perlu tau bintang mencintai perempuan lain ayah" Penjelasan bintang membuat wira dan Rasty tersentak kaget.
"Perempuan lain?? Siapapun yang kamu cintai ayah tidak akan setuju kecuali kamu menikah dengan bulan paham"
Melengos hendak meninggalkan ruang makan namun kemudian wira kembali berbalik badan dan mengucapkan
"Mau tidak mau kamu harus menikah dengan bulan, kalo kamu tidak mau maka konsekuensinya kamu ayah hapus dari daftar pewaris perusahaan ayah"
Bintang hanya terduduk dan mengacak-acak rambutnya dia bingung dengan pikiran ayahnya yang memaksa dirinya untuk menikah dengan bulan. Rasty yang melihat pertengkaran suami dan anaknya hanya bisa terdiam, Rasty kecewa karena menaruh harapan kepada bintang untuk menikah dengan bulan tapi justru bintang menolak mentah-mentah perjodohan ini.
Next part?? 😾
Follow Vote dan komen dulu ini baru konflik awal 😼
.
.
.
.
.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Membenci Bulan [On Going]
Novela JuvenilBintang dan bulan adalah benda langit yang selalu berdampingan, bintang dan bulan bersatu di langit, menciptakan tarian cahaya yang memperdalam makna kebersamaan dan harapan. Bintang-bintang mewakili impian yang terpendam, sementara bulan adalah pel...