12

10 2 0
                                    

Bayangan dari cermin menampakkan seorang laki-laki tinggi semampai, berkulit putih sedang memandangi dirinya sendiri dengan tatapan sendu. Tak lupa mengenakan kemeja berwarna hitam dan jam tangan membuat penampilannya terlihat sangat tampan dan menawan.

Setelah bersiap Bintang beranjak keluar kamar menuju lantai satu dimana ayah dan ibunya pasti sudah menunggu nya dibawah.

"Kamu udah siap Bintang" Tanya wira

"Iya pah" Hanya jawaban singkat yang keluar dari mulut Bintang

Mereka bertiga keluar dari apartemen menuju parkiran mobil, tepat pukul 8 pagi mereka bergegas ke arah rumah sakit tempat dimana ayah bulan dirawat.
Hanya beberapa menit saja mereka sudah sampai di area rumah sakit. Dengan langkah gugup Bintang berjalan menuju kedalam rumah sakit sebenarnya dirinya senang karena akan bertemu dengan orang yang sudah ia anggap keluarga sejak kecil.

Sampailah mereka didepan kamar 107 dan mengetuk pintunya, keluar dari dalam pintu seorang gadis cantik menyambut kehadiran keluarga wira.

"Om wira" Sambutan hangat dari bulan disertai dengan senyuman manis

Mata bulan tertuju dengan laki-laki tampan yang ada dibelakang wira, dalam hatinya bertanya-tanya siapakah lelaki itu seolah mendengar gumaman hati bulan wira langsung menjawab

"Iya bulan ini Bintang sahabat kamu dan juga calon suami kamu"

Mendengar perkataan wira bulan tersipu malu, pipinya memerah, dia hanya tersenyum tipis menanggapi wira yang menggodanya, kini Mata bulan dan bintang saling menatap satu sama lain
Bulan menatap Bintang dengan penuh kekaguman dan ketulusan, berbeda dengan Bintang yang menatap bulan dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Silahkan masuk" Bulan mempersilahkan keluarga bintang masuk ke dalam ruangan dimana ayah bulan dirawat.

Didalam ruangan ada vania yang sedang menatap nanar suaminya, semenjak Hendra sakit vania jarang sekali tersenyum tidak seperti dulu wanita paruh baya ini sangat murah senyum kepada siapapun, tapi kini hidupnya hampa melihat kondisi sang suami yang kian hari semakin menghawatirkan.

"Vania"
Lamunan vania terbuyarkan karena sapaan dari Rasty dan kehadiran keluarganya bintang ia mencoba tersenyum dihadapan mereka meskipun hatinya sedang sakit.

Rasty berjalan menghampiri vania dan memeluknya memberikan semangat dan dukungan untuk kesembuhan suami Sahabatnya itu

"Kamu sabar yah van, Hendra pasti akan segera sembuh"

"Iya Rasty Terima kasih yah, oh iya itu?? " Vania  menunjuk bintang yang berada di ujung pintu

"Iya van dia bintang anakku, sekaligus calon mantu kamu" Rasty tersenyum tipis ke arah vania

Begitupun vania mendengar ucapan Rasty ikut tersenyum, bulan yang mendengarkan obrolan Rasty dan vania bundanya menjadi salah tingkah, bulan merasa bintang sudah tau akan perjodohan mereka berdua. Diujung pintu bintang hanya diam tak bergeming sedikitpun.

"Vania, bagaimana kondisi Hendra sekarang"?

"Masih sama seperti biasanya wira, sudah seminggu mas Hendra dirawat tapi tidak ada perkembangan" Tanpa aba-aba air mata vania luruh dengan sendirinya.

"Kamu sabar yah van, kita semua akan berdoa agar Hendra segera pulih seperti sediakala" Wira mencoba menenangkan vania.

Pandangan bulan beralih ke arah laki-laki paruh baya yang terlelap dalam tidurnya, raut wajah kesedihan tampak diwajahnya tak sadar bulutangkis bening menetes dari matanya yang lentik segera bulan mengusap air matanya agar terlihat tegar dimata bundanya ia tak ingin menambah kesedihan bundanya.

"Bulan"

"Iya om wira, ada apa"?

" Kamu tidak rindu dengan sahabat
kamu itu" Wira mencoba menggoda bulan dengan candaan yang akan membuat bulan salah tingkah

Kali ini bulan diam tak menjawab ucapan wira, ia sangat canggung apalagi bertahun tahun berpisah dan tidak pernah bertemu bintang.

"Bintang, kamu ajak bulan ngobrol diluar" Ucap wira kepada bintang memberi kode agar dirinya mulai terbiasa dengan bulan

Tanpa menjawab apapun, bintang beranjak keluar ruangan dan bulan mengikutinya dibelakang.

Bantu vote dan Komen yah Terima kasih 💕 satu vote dari kalian sangat berharga:)

Next part??

👇👇



Bintang Membenci Bulan [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang