11

6 3 0
                                    

Pikiran bintang sekarang benar-benar kacau memikirkan perkataan ayahnya yang akan menjodohkan dirinya dengan teman masa kecilnya bulan. Bagaimana dia akan menikah kalau dia sendiri tidak mencintainya.

Bintang terdiam dibalkon apartemen, dirinya saat ini dilema apakah dia harus menuruti permintaan ayahnya atau dia akan mempertahankan wanita yang sangat ia cintai selama ini. Bintang mengeluarkan ponsel miliknya dan mencari kontak seseorang yang akan dia hubungi, hanya terdengar dering ponsel yang belum terjawab tetapi tidak lama kemudian terdengar suara wanita menjawab panggilan

"Halo sayang" Suara wanita yang sedari tadi ditunggu Bintang.

" Huftttt,halo sayang bisakah besok kita bertemu aku sudah pulang ke Indonesia?"Bintang berbicara dengan menghela nafas.

"Iya sayang aku juga udah kangen banget sama kamu, besok kita ketemu dimana ? " Tanya wanita itu

"Jam 7 malam dicafe iconic"

"Oke sayang besok aku pasti datang" Sahut wanita diseberang telfon

Setelah perbincangan singkat Bintang menutup ponsel nya dan memilih untuk merebahkan dirinya diatas nakas, menatap langit-langit kamar dirinya merasa dilema. Lamunannya buyar saat ada yang mengetok pintu kamarnya

Tok.. Tok.. Tok
Bintang segera beranjak dari nakas dan membukakan pintu menatap malas siapa yang datang ke kamarnya

"Bintang, besok kita ke rumah sakit jengukin om Hendra ayahnya bulan"

Bintang hanya diam dan menggangguk pasrah, meskipun dirinya tidak mau dijodohkan dengan bulan tetapi dia sudah mengganggap Hendra seperti ayahnya sendiri. Baiklah kali ini Bintang akan menurunkan egonya.

Berbeda dengan bintang yang menolak untuk dijodohkan, disisi lain bulan bahagia dengan adanya perjodohan ini pahit yang ia rasakan selama ini akan berubah manis karena mendapatkan cinta yang ia harapkan sejak lama.

Hawa dingin merasuk ke dalam tulang, jam weker berdering menunjukkan pukul 6 pagi, Bintang terbangun dari tidur singkatnya bagaimana tidak dia hanya tidur 2 jam setelah begadang semalam, masih memakai piya Bintang menarik selimut yang melingkup ditubuhnya dan beranjak dari nakas menuju balkon apartemen dan melihat kabut masih menutupi jalanan, Bintang menghela nafas merasakan sejuknya udara pagi.

Tepukan dipundak bintang membuatnya terkejut membuatnya berbalik badan ke arah orang yang sudah menepuk pundaknya

"Mama" Ucap Bintang Dengan nada sayu

"Mama daritadi panggilin kamu dari luar, tapi tidak ada jawaban yaudah mama masuk kebetulan pintu kamar kamu tidak dikunci"

Bintang diam sejenak , mendengar ucapan mamanya

"Iya ma, kenapa"

"Kamu segera siap-siap yah nanti jam 8 kita ke rumah sakit jengukin om Hendra, jangan bikin ayah kamu marah lagi"

Bintang hanya mengangguk pasrah pertanda setuju , dengan langkah gontai rasty meninggalkan kamar putranya dan bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit.

.
.
.
.
.
Next part??

Vote dan komen makasi ^_^

Bersambung.....

Bintang Membenci Bulan [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang