08

6 4 0
                                    

Setelah mengobrol cukup lama wira berpamitan kepada bulan dan juga vania bunda bulan

"Bulan, vania aku pulang dulu yah besok aku akan kesini lagi menjenguk Hendra"

"Iya om Terima kasih banyak sudah banyak membantu kami"sahut bulan

"Iya bulan sama-sama, sampaikan salam om sama ayah kamu yah, om gatega kalo harus berpamitan dan mengganggu istirahat nya"

"Iya om nanti bulan sampaikan ke ayah"

Setelah menitipkan salam, wira segera meninggalkan rumah sakit , kini hanya bulan dan bundanya saja yang berada dirumah sakit untuk menemani ayahnya.
Keesokan harinya wira menjenguk ke rumah sakit lagi tapi kali ini dia berkunjung bersama istrinya (Rasty) ,
Melihat mereka berdua datang menjenguk bulan dan bundanya nampak sangat senang

"Rasty apa kabar kamu?? " Tanpa basa basi vania langsung menyapa

"Baik vania kamu apa kabar, oh iya ini bulan anak kamu kan?? Kata mas wira bulan tumbuh jadi gadis yang cantik"

Bulan yang mendengar pujian tante rasty langsung tersipu malu, pipinya merah merona tidak bisa menyembunyikan rasa malunya itu.
Rasty yang melihat bulan langsung menghampirinya

"Bulan, kamu yang sabar yah nak, tante ikut sedih atas apa yang menimpa ayah kamu"

"Iya tante Terima kasih" Bulan memeluk Rasty layaknya ibundanya sendiri, Rasty tersenyum saat dipeluk bulan sejak lama dirinya mendambakan anak perempuan dan sudah mengganggap bulan seperti putrinya sendiri.

Satu minggu berlalu, kondisi ayah bulan masih tak kunjung membaik kanker nya sudah sangat parah dokter juga sudah melakukan yang terbaik namun hasilnya nihil semakin hari kondisinya semakin memburuk nafas yang mulai tersengal dan selalu merasakan sesak yang luar biasa sakitnya

Hari ini wira berkunjung seperti biasa, bertepatan  hari ini bintang akan kembali ke indonesia penerbangannya hanya memakan waktu 1,5 jam dari Singapura ke Indonesia dan pesawatnya akan tiba  jam 4 sore. Masih ada waktu sebelum menjemput bintang wira menyempatkan mengunjungi rumah sakit.

Dirumah sakit bulan dan bundanya pulang ke rumah sebentar untuk beres-beres karena sudah satu minggu lebih mereka tidak pulang pasti rumah sudah penuh dengan debu dan kotoran, vania menitipkan Hendra kepada wira.

Hanya ada wira dan Hendra diruangan, mereka saling berbicara menceritakan pengalaman masing-masing rasa sakit yang diderita hendra sedikit berkurang saat dirinya berbincang dengan sahabat lamanya wira.

"Wira, aku tidak tau berapa lama lagi aku akan bertahan hidup penyakit ku sudah semakin ganas" Hendra tiba-tiba melontarkan kalimat yang membuat wira tersentak kaget

"Kamu ngomong apasih hen, kamu bakal sehat jangan ngomong aneh-aneh"

"Wira, aku tidak aneh aku hanya merasa sebentar lagi aku akan oergi, kalau aku pergi aku titip anak dan istriku tolong jaga mereka layaknya keluarga" Wira hanya terdiam mendengar ucapan Hendra

"Satu lagi wira aku ingin melihat putriku bulan menikah sebelum aku pergi, aku ingin melihatnya memakai gaun pengantin" Sebagai seorang ayah impian terbesar Hendra adalah ingin melihat putrinya bulan menikah dengan sosok laki-laki yang baik.

"Tapi apakah bulan akan setuju dengan permintaanmu itu hen, dan juga apa bulan sudah memiliki kekasih?? Kalau belum akan sulit mencari pasangan dengan waktu dekat ini" Jawaban wira membuat Hendra terdiam apakah dirinya akan pergi sebelum melihat putrinya menikah.

.
.
.
.
Setelah berfikir cukup lama wira menawarkan putranya bintang untuk menikahi bulan toh putranya itu sudah lulus kuliah dan akan mengurus perusahaannya nanti dan wira sangat menyukai bulan karena gadis itu adalah gadis yang sopan dan juga baik.

"Hendra, bagaimana kalo kita jodohkan bintang putraku dengan bulan putrimu"

Mata Hendra berbinar senyuman dibibirnya terlukis, dia akan menjadi besan jadi sahabatnya ini. Selama ini Hendra mengenal bintang cukup baik ia percaya kalau bintang akan membahagiakan putrinya dan akan mempererat hubungan kedua keluarga ini dengan adanya pernikahan bulan dan bintang.
" Iya wira aku setuju, nanti aku memberitahu bulan pasti dia tidak akan melonak apalagi bulan sudah mengenal bintang sejak mereka masih kecil tidak akan sudah jika mereka harus beradaptasi "

"Aku juga akan memberitahu putraku, kalau dia akan menikah dengan teman kecilnya dulu"

Hendra dan wira berjabat tangan menandakan mereka setuju untuk menikahkan putra putri mereka.

Next part??
.
.
.
.

Bersambung........
Bantu vote, komen, dan follow yah makasi^_^



Bintang Membenci Bulan [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang