05

21 7 0
                                    

Matahari mulai menunjukkan diri,  cahaya matahari masuk melalui cela-cela jendela dan gorden berwarna krem membuat ruangan yang ditempati ayah, ibu dan anak ini merasakan kehangatan alam.

"Permisi, maaf yah saya ingin mengganti selang infus pasien" Suara seorang suster tengah membawa peralatan infus pasien tiba-tiba membangunkan tidur bulan

Dengan mata masih buram dia mengusap  matanya menggunakan kedua tangan
"Oh iya Sus silahkan" Sembari mempersilahkan suster untuk mengganti
Selang infus.

Bulan kebingungan mencari bundanya pergi kemana sejak dia bangun, dia tidak melihat bundanya diruangan segera dia pergi keluar untuk mencarinya.

Dengan seksama celingak celinguk akhirnya bulan melihat ke arah resepsionis berdiri seorang wanita paruh baya memandangi selembar kertas raut wajahnya terlihat bingung.

"Bunda kenapa ada disini, eh kertas apa nih bun" Bulan penasaran dengan kertas yang dipegang bundanya.

"Ini tagihan rumah sakit yang harus kita bayar sayang untuk perawatan ayah kamu"

Dikertas itu tertulis nominal  lumayan banyak untuk keluarga bulan yang hidup seadanya

"Bunda gausah pikirin biaya yah nanti bulan yang akan carikan uang untuk bayar rumah sakit ayah" Padahal dalam hatinya bulan juga tidak tau harus mencari uang kemana dengan nominal yang lumayan banyak dalam waktu singkat, pikirannya buntu apa yang harus dia lakukan sekarang.

"Bunda jaga ayah yah sekarang, bulan mau keluar mencari pinjaman uang"

"Kamu mau mencari pinjaman kemana sayang? "

"Udah bunda gausah pikirin itu yah nanti bulan akan coba meminjam kepada bos, do'ain yah bun semoga ada orang baik yang membantu kita"

"Yaudah ati-ati yah sayang, kamu cepet kembali kesini"

Bulan berpamitan dengan bundanya dan segera melangkahkan kaki meninggalkan rumah sakit, pikirannya kacau tidak bisa berfikir dari mana dia harus meminjam uang sebanyak itu apakah bos nya mau meminjamkan uang dengan nominal yang sangat banyak kepada karyawannya, meskipun bos nya selalu baik tapi bulan tetap ragu untuk meminjam uang kepadanya.

Pikirannya melayang tidak fokus melihat jalanan sampai-sampai
Brugggg bulan menabrak seseorang di hadapannya dia tersentak kaget,

"Maaf Pak saya tidak sengaja, saya tidak fokus memperhatikan jalan" Bulan mengucap permintaan maaf kepada orang yang tidak sengaja dia tabrak.

"Iya tidak apa-apa kamu gapapa kan?? "

Bulan memperhatikan seksama orang itu sepertinya wajah nya tidak asing. Semakin dia memperhatikan laki-laki paruh baya di hadapannya ingatan bulan kembali muncul.

"Om wira kan??dulunya tinggal di desa asri teman dekat ayah"

Laki-laki paruh baya itu terkejut dan kebingungan bagaimana gadis yang di hadapannya menyebut kampung lama yang sudah dia tinggali bersama keluarga nya dulu.

"Iya benar, tapi maaf kamu siapa yah?? Dan kamu bilang saya teman dekat ayah kamu"

"Om ini bulan sahabat nya bintang dulu, om masih ingat kan"

Sembari mengingat dan akhirnya menemukan memory mengingat dulunya ada gadis kecil yang bersahabat dengan anak laki-laki yang sewaktu kecil.

"Bulan, ini kamu nak?? Om senang sekali bisa ketemu kamu lagi"

"Iya om ini bulan" Mata bulan berkaca kaca bertemu dengan orang yang dulu sering membantu keluarganya sekaligus menjadi keluarga kedua untuknya.

"Kamu udah besar yah sekarang bulan, udah jadi gadis cantik lagi"

Pertemuan keduanya berlanjut dikala mereka memutuskan untuk duduk santai di sebuah kursi taman.

"Gimana kabar ayah kamu? "

"Ayah sakit kanker paru-paru om semenjak 3 tahun lalu dan sekarang lagi dirawat dirumah sakit, bulan tadi berniat mau mencari pinjaman uang untuk membayar rumah sakit ayah" Bulan menceritakan apa yang menimpa ayahnya dengan mata yang berkaca kaca

Mendengar cerita dari bulan ayah bintang merasa iba , selama ini setelah kepindahan keluarga teman dekatnya mengalami masa-masa sulit bahkan dirinya tidak mengetahuinya.

"Setelah ini om mau jenguk ayah kamu, masalah biaya kamu gausah pikirin lagi"

Mereka berdua bergegas menuju rumah sakit dimana ayah bulan dirawat, setelah sampai di rumah sakit wira alias ayahnya bintang menuju resepsionis untuk membayar tagihan rumah sakit ayah hulan selesai melunasi pembayaran bulan dan ayahnya bintang bergegas menuju kamar perawatan dimana ayah bulan dirawat. Terlihat seseorang yang sangat dia kenal semasa dulu dimana mereka berdua saling bercerita wira hanya manatap sendu seorang Hendra yang terbaring lemah berasa diatas nakas.

Next part??
Komen vote dan follow yah
.
.
.
.
.

Ini belum apa-apa

Akan ada banyak konflik yang terjadi didalam cerita ini , author mau bikin bulan tersiksa disini hehe:)

Bersambung......



Bintang Membenci Bulan [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang