31-Janji?

2.5K 229 28
                                    

♡ H A P P Y R E A D I N G ♡
Jangan kecewa sama part ini

Pagi ini mereka sudah berberes untuk pergi berangkat ke Bali. "Udah semua fan??" Devi mengecek baju baju yang ia ingin bawa dengan baju Afan.

"Udah, ayok kerumah bunda dulu. Katanya mereka ngumpul disana dev" ucap Afan

Devi mengangguk dan ber oh saja.

Mereka pun pergi berangkat kerumah Leni untuk berpamitan ingin pergi. Beberapa menit kemudian mereka sampai di kediaman Daniswara.

"Bundaa" panggil Devi dan memeluk wanita yang tengah duduk berbincang dengan mami Afan.

"Heyy, sayang. Kalian mau berangkat sekarang kan??"

"Iya bunda,"

"Tapi bunda sama mami ga bisa ngantar kalian kebandara gapapakan?? Karena kami masih ada urusan gapapakan sayang??"

Devi tersenyum dan mengangguk "gapapa" gadis itu menggantung kalimatnya.

"Bunda, abang mana??"

"Abang kamu pergi ke kantor papa, mau ngurusin berkas berkas sama dokumen disana" jelas Leni.

"Owwhhh, kalau gitu Afan sama Devi pergi dulu yah bunda, mami. Titip salam sama papa dan papi" Devi menyalimi mereka begitupun dengan Afan.

"Bunda, sama mami jaga diri baik baik yahh. DeFan sayang kaliaann" ucap Afan memeluk maminya.

"Iya sayang, kalian juga baik baik disana yah"

"Oke mamii, dadahh" Devi melambaikan tangannya dan pergi dari sana.

"Ada apa ini?? Kok aku ga bisa melepaskan mereka?" Leni dan Cyntia mempunyai feeling yang sama, yaitu sama sama berat.

Supir yang membawa telah siap membawa mereka menuju bandara. Di perjalanan, Devi terus menuliskan sesuatu didalam Kertas, entah apa yang ditulis oleh gadis itu.

Setelahnya, dia memasukkan kedalam botol  plastik dan memeluk botol itu. Afan menggenggam tangan Devi dengan erat.

Mereka berada dijok belakang. "Janji terus bersama??" Devi menarik kelingkingnya begitupun dengan Afan.

"Janji" ucapnya.

Dari ujung sana, terlihat mobil truk yang sedang ugal ugalan, supir tak sempat mengalihkan kendalinya.

TIIIINNNNN....

klakson panjang dari mobik yang ditumpangi Devi dan Afan. Dan..

Bruukkk..

"AAAA" teriak Devi.

🦋🦋🦋

Prangg...

Satu foto yang berada dikantor Daniswara terjahut dari atas. Foto yang tergantung sempurna itu entah kenapa bisa terjatuh.

"Astagfirullah.." Dani yang berada disana pergi menuju pecahan kaca dari foto itu. Pria itu menatap nanar foto yang terjatuh itu.

"Devi? Afan?" Gumamnya. Pasalnya foto pernikahan itu baru saja ia pajang didinding ruangan miliknya.

"Ya Allahh, ada apa ini?"  Dani berusaha menghubungi nomor Devi maupun Afan, tapi tak ada satupun dari mereka yang aktif.

"Bang Mamat, iya mamat" Dani kembali menelpon nomor mang Mamat yang mengandarai mobil Devi dan Afan.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak dapat menerima panggilan. Silahkan coba lagi" bukannya mang Mamat yang menjawab melainkan call center yang menjawab.

Mereka DeFan❗️End❗️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang