02: Pelantikan Kadet

283 26 0
                                    

Maeve berhasil berlari mengelilingi tembok setelah satu tahun dilatih oleh Levi. Keberhasilan itu menandakan Maeve akan masuk ke tahap latihan selanjutnya, latihan menggunakan 3D manuver gear. Sebenarnya ketika dilantik nanti para kadet juga akan diberikan pelatihan ODMG. Tetapi Erwin ingin Maeve menjadi yang terbaik, maka Levi akan mencuri start.

"Kau seharusnya merasa terhormat karena meminjam ODMG milik komandan pasukan pengintai," sindir Levi saat Maeve sedang memasang peralatannya.

"Ya, komandan itu kebetulan pamanku sendiri," balas Maeve tak kalah sengit.

Satu hal yang Maeve pelajari tentang Levi adalah lelaki itu akan mengatakan apapun yang diinginkannya. Tak peduli apakah kata-katanya kejam, kasar, ataupun menyebalkan, Levi akan tetap mengatakannya.

Jadi Maeve belajar untuk membalas tak kalah sengit.

Di luar dugaan Levi, Maeve cukup cepat belajar menggunakan ODMG. Enam bulan berikutnya Maeve sudah menguasai alat itu. Gerakannya gesit, ia pandai membaca peluang. Maka Levi segera melanjutkan tahap pelatihan Maeve ke pelatihan pedang. Keahlian yang paling penting.

"Kau harus mengincar tengkuknya." Levi memegang tangan Maeve yang sedang menyerang patung objek latihan mereka. Mengarahkannya untuk mengincar bagian yang tepat. "Di sini, cepat dan dalam. Kalau meleset kesempatanmu akan hilang."

Maeve mengangguk. Setelah mencoba beberapa kali, ia berhasil memotong kepala patung itu. Jauh melampaui harapan Levi. Ketika Levi menyampaikan hasil latihan Maeve ke Erwin, pria itu mengangguk puas.

"Dia sudah siap dilantik." Erwin tersenyum kecil. "Anak itu sudah besar sekarang."

"Dia baru berlatih tiga tahun, Erwin. Usianya baru lima belas tahun," cibir Levi.

Erwin tertawa. "Kau harus tetap melatihnya bahkan setelah dia dilantik."

Levi menghela napas panjang. Ia sudah pasrah. Lagipula ia tidak mungkin menolak perintah Erwin.

Maeve dilantik menjadi angkatan kadet ke-103. Tanpa ragu gadis itu bergabung ke pasukan pengintai, mengikuti jejak orang tuanya. Bergabungnya Maeve ke pasukan pengintai menjadi topik hangat. Banyak yang tak percaya kini anak Colton dan Blanca sudah bergabung di pasukan pengintai.

"Tidak ku sangka Erwin akan membiarkan Maeve mengikuti jejak Colton dan Blanca." Hange yang duduk di samping Levi saat makan malam mulai mengoceh. "Ku kira dia akan melarang Maeve menjadi prajurit."

"Erwin hanya pamannya. Ia tak berhak menentukan jalan hidup Maeve," sahut Levi. "Tapi jadi aku yang kena getahnya."

Hange tertawa kencang. "Tapi hasilnya memuaskan. Lihat, dia bahkan menempati peringkat pertama! Tak salah lagi, anak didik Levi!"

Usai makan malam, Maeve membantu Erwin untuk merekap daftar anggota pasukan pengintai baru di ruangannya. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dan Levi masuk ke ruangan Erwin. Maeve merotasikan matanya malas.

"Oh kau sudah datang!" kata Erwin menyambut Levi.

"Ya. Kenapa kau memanggilku?" tanya Levi.

"Aku butuh kau menulis segala perlengkapan yang harus dibawa di ekspedisi kita minggu depan." Erwin menyerahkan berkas laporan ke tangan Levi. "Kerjakan sekarang, aku tinggal sebentar untuk menemui Hange."

Levi mengangguk. Ia lantas duduk di seberang Maeve dalam diam. Sibuk menulis perlengkapan yang harus dibawa pasukan pengintai dalam ekspedisi ke-55 minggu depan.

"Aku sudah dilantik." Maeve membuka pembicaraan.

"Kau pikir aku tidak tahu?"

Maeve mendecih. "Tak bisakah kau tidak jadi menyebalkan sehari saja?"

Serene [ Levi x OC ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang