[15] escape plan

293 54 0
                                    


.
.
.

“Bos, pulang sana.”

Jeno mendongak dan mendapati seorang pria muda sedang berdiri di hadapannya. Taeyong sudah pulang -- Jeno mengusirnya dengan dalih butuh waktu sendiri -- dan sekarang siapa lagi yang mencoba mengganggunya?

Pria muda itu tampak memakai kemeja abu-abu kusut yang lengannya telah digulung sampai siku.

Pria muda yang membuat kening Jeno spontan mengerut heran, “Kamu ngapain di sini?”

“Niatnya mau pacaran sama my fiance, tapi dia lebih peduli sama temennya yang lagi di ICU and I'm totally okay with that actually,” ujar pria itu.

Then he asked me buat nyuruh kamu pulang,” sambungnya lagi. “Katanya dia sepet lihat kamu lama-lama di sini.”

“Dan kamu turutin?”

“Jaemin will do everything for Renjun,” jawabnya sambil memamerkan deretan gigi putih kebanggaannya. “Lagian wajahmu emang sepet banget sih. Bet you belum pulang sama sekali dari tadi siang?”

Jeno menggelengkan kepalanya sebelum kembali menunduk, membuat Jaemin berdecak pelan, “Ya udah sih, pulang dulu sana. Bersih-bersih, biar wangi, biar seger. Toh juga kamu cuma bisa duduk di sini, kan nggak boleh masuk.”

Ucapan Jaemin memang benar. Namun Jeno tak punya keberanian untuk meninggalkan rumah sakit ini, ketika dia belum tahu kapan kira-kira Haechan akan dinyatakan stabil.

Jeno tadi sekilas melihat kala Haechan dibawa ke ruang ICU. Banyak perban dibebatkan di tubuhnya, matanya pun terpejam erat.

Karena itulah Jeno menggeleng, “Masih mau di sini.”

Jaemin sontak berdecak. Tanpa permisi Jaemin duduk di sebelah Jeno, lalu mulai berceloteh meskipun sang vampir sudah membuang napas lelah.

“Renjun bilang, Haechan will be in ICU selama setidaknya 24 jam ke depan, dan selama periode itu juga kamu nggak boleh masuk. Kan mending kamu pulang bentar, bersih-bersih, istirahat, makan, terus balik ke sini dengan kondisi lebih seger. Jadi kamu bisa lebih berkepala dingin kalau harus ambil keputusan apapun buat Haechan, gimanapun kondisinya masih belum stabil and everything can be happened, right?”

Seratus persen tepat.

Sebenarnya apa yang Jaemin sampaikan benar, tetapi Jeno tidak berani melakukannya. Bagaimana kalau nanti Haechan kenapa-kenapa ketika dia sedang tak di rumah sakit?

Jadi Jeno kembali berkilah, “Apartemen saya jauh dari sini.”

Memang fakta, bahkan harus ditempuh melalui tol dalam kota yang nahasnya menjadi tempat Haechan terlibat kecelakaan.

Yang lagi-lagi dijawab dengan decakan kesal oleh Jaemin, “Jangan akting kayak orang susah deh, Bos. Our hotel, your hotel actually, deket banget loh dari sini, just 5-10 ten minutes by car. Just book a room, pakai privilese sebagai COO hotel dong, saya yang cuma tukang masak aja suka pakai fasilitasnya kok.”

Lagi-lagi fakta.

Sejumlah pejabat hotel jelas memiliki privilese untuk menginap gratis, tak terkecuali Jaemin dan Jeno. Walau Jaemin bilang dia tukang masak, sebenarnya dialah Executive Chef alias orang nomor satu di dapur, sementaea Jeno duduk di kursi direktur.

Namun kembali lagi pada privilese tadi, sepertinya Jeno memang jarang memakainya. Mungkin karena faktor Haechan yang lebih suka berada di apartemen mereka sendiri sehingga Jeno cuma mengikuti.

saudade - a nohyuck fanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang