Anxiety is a dizziness of freedom

67 8 0
                                    


Anxiety is a dizziness of freedom - Søren Aabye Kierkegaard

Anyelir, 16 tahun


Anxiety (n): a feeling of worry, nervousness, or unease, typically about an imminent event or something with an uncertain outcome.

***


"Dek, kamu kenapa menghindar dari Kelana?" Angkasa melirik ke arahnya sambil berjalan di koridor kelas pada jam istirahat siang ini.

Anyelir mendengar jelas pertanyaan tersebut, namun dia memilih untuk bungkam dan memindahkan pandangannya ke arah lapangan sekolah.

"Dia bikin kamu sedih? Bilang sama gue apa masalahnya biar gue selesaikan sama Kelana."

"Nggak perlu." Hanya itu tanggapannya.

Angkasa sudah lama menjaga jarak dengan keluarga Sastrowilogo. Terutama sejak peristiwa pemanggilan mereka ke rumah Kelana oleh Tante Rahayu. Angkasa tipikal cowok yang akan sulit melupakan dan lebih sulit lagi memaafkan.

Kini kakaknya menyadari perubahan signifikan tingkahnya kepada Kelana. Jika cowok itu datang ke rumah kakeknya, Anyelir pasti kabur lewat pintu belakang dan memilih untuk pergi berkeliling di taman dekat rumah besar ini, atau sekalian menghilang dengan menyusuri pusat perbelanjaan tanpa membeli apapun.

Jika cara itu tidak berhasil, maka Anyelir akan menyibukkan diri di dalam kamar dan enggan keluar paviliun.

"Lilia, kamu nggak perlu terlalu gamblang gitu menolakku. Aku tahu ini sudah setahun sejak aku pertama kali nembak kamu, but c'mon! I mean, I know you don't like me–yet. Tapi bisa nggak sih kamu nggak kabur-kaburan kalau aku mau ngobrol sama kamu?"

Itu adalah pertanyaan mengejutkan yang Kelana lontarkan kepadanya sekali waktu di perpustakaan sekolah.

"Aku nggak kabur, kok." Awalnya Anyelir menolak tuduhan Kelana.

Tapi cowok itu jelas tidak percaya seratus persen. Dia berdecak seraya menggelengkan kepalanya gemas.

"Kamu tuh nggak bisa bohong sama aku, I can read you like an open book," ujar Kelana sambil mencubit pipi Anyelir.

"Hey!" Anyelir menghindar dan menepis tangan Kelana dengan kesal.

"Setiap kutembak, jawaban kamu selalu 'maaf aku nggak bisa.' Setelah itu kamu kabur, itu gimana maksudnya?" Kelana mengkonfrontasinya tanpa kenal lelah.

Meskipun, sekali lagi, suara Kelana tetap lembut dan tenang kepadanya.

Kelana yang mengikutinya hingga ke perpustakaan berbicara dengan lantang, dan Anyelir sontak mencoba membungkam mulut Kelana agar tak mengutarakan hal aneh-aneh yang membuatnya semakin dibenci oleh anak-anak seantero sekolah.

"Kamu nggak usah ngomong yang aneh-aneh, deh!" sembur Anyelir dengan nada marah yang tertahan.

Di balik bekapan tangannya, Kelana tersenyum lebar. Tak lama kedua tangan Kelana menurunkan jemari Anyelir dengan lembut. Membebaskannya dari bungkaman tangan Anyelir. Tak lupa Kelana menambahkan kekehan geli atas sikap spontan Anyelir tadi.

"Kamu tuh sengaja bikin aku dimusuhin anak-anak sini ya?" Saking kesalnya, Anyelir terlihat seperti ingin menangis.

Padahal ini bentuk luapan kemarahannya.

Sketsa AnyelirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang