Bab 19

29 3 2
                                    

"Aku tahu kamu tidak mau ada orang lain melihat kita duduk berdua di ruangan terbuka. Kalau begini tidak masalah, kan?" Laksmi hanya mengangguk tanpa ada keinginan untuk menjawab. Laksmi bersyukur laki-laki yang duduk didepannya menyadari kegelisahannya.

Laki-laki itu benar, sejujurnya Laksmi sangat khawatir akan ada yang melihat mereka dan melahirkan gosip baru dalam hidupnya. Sejak menetap di rumah orang tuanya beberapa hari ini saja sudah membuat banyak bibir nyinyir membicarakannya.

"Ternyata cuma kuat berapa bulan sudah dikembalikan suaminya!" Bisik Suparti tetangganya yang paling nyinyir.  Laksmi diam, pura-pura tidak mendengar. Perempuan itu berjalan santai membawa belanjaannya dari pasar.
"Iya, suaminya gak pernah datang lagi. Hanya sekali aku lihat." Laksmi menoleh mencari sumber suara. Di teras rumah Suparti ada dua perempuan lain yang tengah menatapnya. Mereka langsung pura-pura ngobrol melihat tatapan Laksmi.

Sejenak Laksmi hanya diam melihat mereka, lalu beranjak pergi. Tidak ada gunanya mengurusi orang kurang kerjaan itu. Hidupnya bukan urusan tetangga nya yang tidak tahu apa-apa.

Beruntung ibunya juga cuek  menanggapi gosip-gosip miring itu. Sang ibu malah pasang badan membelanya, ketika suara tidak menyenangkan itu melintas. Laksmi pernah melihat sang Ibu menantang Suparti yang bergosip tentangnya.

Ibunya tidak pernah memaksanya menceritakan masalahnya dengan Laksana. Laksmi tahu ibunya curiga tetapi memilih diam, memberinya banyak waktu untuk berpikir   diri.

Ibunya juga tidak bertanya panjang lebar ketika Laksmi pamit ke Kabupaten hari ini. Perempuan paruh baya itu hanya berpesan agar dirinya berhati-hati. Laksmi lega, tidak harus berbohong demi mendapatkan izin dari sang ibu. Laksmi tidak tahu harus bilang apa kalau Ibunya bertanya-tanya tentang kepergiaannya setelah beberapa hari hanya mendekam di dalam rumah.

Bertemu laki-laki yang paling ingin dihindarinya itu harus dilakukan demi menjalankan rencananya. Di sinilah Laksmi sekarang, duduk berhadap-hadapan dengan laki-laki matang yang sejak tadi terus mengurai senyuman. Laksmi muak, tapi harus menahan diri untuk tetap diam bersama laki-laki itu.

Usaha mereka untuk mencari tempat yang jauh dari keramaian, menghindari jam sibuk waktu di mana orang-orang mencari makan siang, nyaris sia-sia. Laksmi malah bertemu anak mantan bos nya, yang menurutnya perempuan itu sedikit lebih cerewet dari biasanya. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan membuat Laksmi harus selalu waspada. Beruntung, lawan bicara Laksmi itu segera pergi sebelum teman janjinya datang.

Laksmi sempat menyesali keputusannya, duduk berdua dengan laki-laki yang bukan suaminya di ruang privat membuatnya tidak nyaman.
Laksmi mengakui antisipasi laki laki didepannya itu luar biasa. Mungkin dia sudah terbiasa bertemu perempuan selain istrinya di tempat ini atau tempat lain. Laksmi bisa menebak itu hanya dengan  melihat dari interaksi akrab laki-laki itu dengan pemilik resto yang dengan senang hati menyerahkan ruang pribadinya untuk sang tamu.

Ruangan privat itu bukan seperti yang ada di restoran-restoran perkotaan, ini hanya ruang kerja pemilik restoran. Ruangannya tidak terlalu luas, didalamnya hanya ada meja kerja lengkap dengan 1 kursi di belakang dan  2 kursi di depan. Di belakang kursi ada lemari, penuh dengan file dan buku-buku. Ada seperangkat sofa empuk berwarna abu-abu, dengan bantalan kotak dengan warna senada, sedikit lebih tua.

Di situlah mereka duduk, meja kaca pendek disulap menjadi meja saji. Menu makanan lengkap terhidang di atas meja. Tampilannya menggugah selera siapa pun yang melihatnya, begitu juga dengan Laksmi.  Seandainya bukan laki-laki itu temannya di sini, Laksmi akan dengan bersemangat melahap menu mewah itu.

"Kita makan dulu ya, saya lapar. Dari rapat saya langsung ke sini, takut kamu menunggu terlalu lama," ajak laki-laki itu dengan senyum hangat di wajahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dendam LaksmiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang