9-

1.5K 94 16
                                    

"Bukan apa-apa."

Sementara itu, di tempat Ice dan Blaze..

"Ice, lo makan mulu nggak gemuk apa?" Heran Blaze sambil menatap Ice yang sedang memakan cemilannya.

Ice menggeleng. "Gua olahraga," Jawab Ice santai lalu kembali memakan makanannya.

"Keliatan banget boongnya, JANGAN JANGAN LO GEMUK TAPI LO UMPETIN?!" Tuduh Blaze.

"Heh! Nggak percayaan banget." Ice meletakan cemilannya di meja, lalu melepas kaos yang ia pakai.

Dan tentu saja perut sispek nya di lihat oleh Blaze.

"..." Blaze terdiam dengan wajah memerah, lalu memalingkan pandangannya ke arah lain.

"J-jangan di tunjukkin sampe lepas baju juga."

Ice mengangkat bahu nya acuh tak acuh, lalu kembali memakan cemilannya. Tunggu- nggak pakai baju lagi?

Nggak, bertelanjang dada si Ice.

"Ice, pakai baju nya!" Ucap Blaze dan mendapat gelengan dari Ice.

"Nggak, males. Lagian pas nikah nanti juga liat setiap hari," Ice dengan entengnya menjawab.

Setelah berjam jam berdiam diaman, secara tiba tiba Ice memeluk pinggang Blaze dengan cukup erat.

"Ice? Kenapa?" Ice tak menjawab, dan malah semakin erat memeluk pinggang Blaze.

"Icee?" Tetap tidak ada jawaban dari Ice sama sekali.

"Icy, kenapa?" Pada akhirnya, Ice menoleh menatap Blaze. 

"Ze, lo nganggep gua apa?.." Ntah kenapa secara tiba-tiba pertanyaan itu terlintas di kepala Ice.

"Pasangan di atas kertas perjodohan, mungkin?.."

".. Oh." Ice melepaskan pelukannya dari Blaze, dan kembali memakai baju nya.

"Gua pergi ke atas." Ice bangun dari sofa dan menaiki tangga untuk ke kamar.

"Eh?.." Blaze merasa aneh dengan sikap Ice yang secara tiba tiba berubah drastis.

"Ice.." Gumam Blaze memanggil nama Ice tanpa sadar.

"aneh.." Batin Blaze.

—Skip—

"Kalian berdua ada masalah apa sih? Asem banget tuh muka." Heran Thorn melihat kedua ekspresi temannya yang cemberut.

"Lagi ada masalah." Ucap keduanya bersamaan, dan langsung saling ber-eye contact satu sama lain.

"IH NGIKUTIN!" Ucap Keduanya bersamaan lagi.

"IH BARENGAN, JODOH!" Balas Thorn sambil bertepuk tangan.

"Thorn, kodrat gua ama Aze sama. Sesama di tusuk, bukan yang nusuk." Taufan memegang kedua bahu Thorn.

Thorn terdiam mendengarkan ucapan Taufan. Jujur saja.. Ia tak mengerti, emang dasar si bendul.

"Ha? Maksudnya apa?" Heran Thorn sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Si goblok, jangan di bagi tau lah!" Blaze menampol kepala Taufan.

"Sakit anying." Taufan mengusap usap kepalanya yang di tampol Blaze.

"MAKANYA JANGAN MENCEMARI OTAK POLOS BAYIK GUA!" Blaze memeluk Thorn.

"THORN BAYIK GUA!" Taufan menarik Thorn dari pelukan Blaze.

He Is An Idol?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang