1

2.8K 137 6
                                    

"Taufan, Bisakah kau lebih cepat?" Ucap seorang pria bermanik merah Ruby, bisa di panggil Halilintar. Kepada orang di depan nya.

"Bisa sabar nggak?" Ucap pria yang tadi di bentak oleh manik Merah Ruby itu.

"Jadwal ku padat kau tau bukan?" Tanya Halilintar kepada sang Manik Sapphire, atau Taufan lebih tepat nya.

"Tsk, ini makanan mu." ucap Taufan seraya menyodorkan piring berisi makanan kepada Halilintar.

"Ya, ya. aku tidak peduli" kata Halilintar dengan memutarkan bola mata nya itu.

"Cepet makan, aku harus berangkat lebih awal." Suruh Taufan kepada Halilintar.

"Terserah." jawab Halilintar tidak peduli.

Taufan pun duduk di sebelah Halilintar dan memakan makanan nya itu.

-Skip selesai makan-

"Siniin," Taufan ingin mengambil piring Halilintar.

"Hm." Halilintar memajukan piring nya itu.

Taufan pun mencuci kedua piring kotor yang tadi di pakai, sedangkan Halilintar dia sedang membaca sebuah berkas yang pasti Taufan tidak tau berkas apa itu.

Tok tok

Terdengar suara ketukan pintu, sontak Taufan langsung mengeringkan tangan nya lalu berlari ke arah depan untuk membuka kan pintu. Ketika di buka ternyata itu adalah Gempa!

"Ehh kak Gempa, silahkan masuk." ucap Taufan sembari mempersilahkan Gempa masuk.

(Taufan memanggil Gempa dengan iming² kakak memang sudah biasa)

"Terimakasih Taufan" jawab Gempa yang di balas anggukan oleh Taufan. Lalu, Gempa berjalan menuju Halilintar yang sedang mengurus berkas berkas nya, sedangkan Taufan? Ia sedang membuat sebuah teh untuk Gempa.

"Kak Gempa, silahkan di minum.." Taufan memberikan se-cangkir Teh kepada Gempa.

"Ah, terima kasih Taufan."

"Sama sama kak. kak Gempa, kak Hali aku pergi dulu." ucap Taufan sambil berjalan menuju sofa, lalu mengambil tas yang tergeletak di sofa itu.

"Tunggu," Taufan langsung menoleh ke arah Halilintar yang menatap nya.

"Kenapa?" Tanya Taufan dengan heran.

"Di antar Gempa." suruh Halilintar.

"Tak apa, aku bisa naik bus." tolak Taufan.

"Yasudah, hati-hati."

"Iya kak." Taufan heran dengan Halilintar, sifat nya terlalu mudah berubah.

-halte bus-

"Ni bus lama banget sih, kalau gua telat kan yang ada harus adep adep an ama dosen gila cabul itu-" umpat Taufan terpotong karena ada seseorang yang menepuk pundak nya.

"SETAN!" Latah Taufan karena di kejutkan.

"Napa lu anjir dari tadi ngomong-Ngomong ga jelas," tanya seorang lelaki bermanik orange.

"Ga, males aja nunggu bus dari tadi ga nyampe nyampe Blaze." ya orang yang bertanya kepada Taufan ialah Blaze, sahabat Taufan.

"Bentar... Tumben lu ga bareng tu bendul ijo" yang Taufan maksud ialah Thorn, adik—Sepupu— dari Blaze.

"Udah duluan dia" jawab Blaze.

"Ih, nggak setia kawan"
Terlalu asik mengobrol Taufan dan Blaze tidak sadar sudah ada bus di depan nya.

"Ehh, CEPET NAIK ZE!" Suruh Taufan kepada Blaze.

"BENTAR ANJ-" Blaze tergesa-Gesa menaiki Tangga bus itu.

He Is An Idol?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang