Senja

74 32 16
                                    


"menurut kamu salah gak sih, kalo berharap mereka yang telah pergi itu bisa kembali lagi?"

-Alleya Jennaira Jasmine-







Setelah hari kemarin mengalami hujan deras, kota Bandung kembali lagi dengan sejuta keindahan yang dimilikinya ditambah dengan langit biru dan cahaya mentari pagi.

Hari ini aktivitas lagi seperti biasa, untung saja Alleya sudah siap lebih awal menghadapi perkuliahan. Memang setelah subuh ia berusaha untuk tak tidur lagi, sebab Alleya merasa trauma akan kejadian kesiangan itu, mungkin jika ibunya tahu ia akan kena marah habis-habisan. Dari kecil Alleya sudah dituntut disiplin, jadi wajar saja jika ia merasa terlambat adalah masalah besar baginya meski hanya terlambat sedikit.

"Pergi sekarang aja nanti takutnya kesiangan, kan malu" Celetuk Alleya, sembari melihat jam tangannya dan dengan langkah terburu-buru.

"Alleya pintunya belum ke kunci!" teriak Arden.

Sontak Alleya terkejut dengan teriakan Arden.

"Oo-oh iya Ar, mm-makasi ya..."ujar Alleya gugup.

Melihat Alleya dengan raut wajah gugupnya, justru Arden malah membuat Arden salah tingkah, terlihat saat ia melemparkan sebuah senyuman little puppy yang terukir sempurna di wajahnya.

"Alleya-Alleya pintu aja lupa di kunci bagaimana dengan hati?"

"Maksudnya apa Ar?" Alleya berlagak pura-pura polos.

"Hatinya dah di kunci belom? kalo belum izinin gue masuk Al..." celetuk Arden dengan sedikit menatap Alleya.

"Kuncinya bukan di kamu, Ar," timpal Alleya dan lantas pergi.

Perasaan Arden bagaikan disambar petir, setelah mendengar perkataan Alleya.

.....

Kelas berjalan lancar seperti biasa, hanya saja Alleya merasa bosan dengan suasana kampus belakangan ini, sebab, sudah tiga hari Yesa tidak ada kabar apapun. Chat ponsel atau panggilan telepon tak ada respon sama sekali. Alleya merasa khawatir dengan kondisi Yesa, ia hanya takut terjadi apa-apa dengannya.

"Kost kamu deketan sama kostnya Yesa kan? Kamu tau gak kabar atau kondisi tentang dia? " tanya Alleya pada temannya, yang kebetulan kostnya berdekatan dengan Yesa.

"Entahlah, belakangan ini aku jarang liat Yesa keluar. Gimana nanti pas pulang kita ke kostnya Yesa, aku takut ada apa-apa euy" sahutnya dengan wajah khawatir.

Alleya hanya mengangguk mengikuti apa yang temannya itu katakan. Pulang nanti ia akan mampir terlebih dahulu ke kostan Yesa, untuk memastikan kondisinya.

Setelah Alleya menunaikan salat ashar, ia bersegera untuk mengunjungi kostan Yesa, Dibarengi dengan perasaan yang sangat campur aduk. Alleya masih berusaha menepisnya, ia mencoba berpikiran baik tentang Yesa.

Alleya perlahan mengetuk pintu kamar Yesa. Perasaan mereka sama-sama semakin tak karuan.

"Assalamualaikum Yesa! Kamu di dalem kah!?"

"YESA!"

"Yesa di mana!?" teriak Alleya.

Berbagai cara telah mereka lakukan. Sampai kurang lebih satu setengah jam ia menghabiskan waktunya menunggu kabar Yesa, namun hasilnya tetap nihil. Tak ada satu tanda pun yang memperjelas tentang keadaan Yesa.

"Aku balik ya. Nanti kalo ada kabar Yesa kasih tahu ajaa...."

Alleya memutuskan untuk kembali ke apartemennya. Ia merasa telah putus asa, tak tahu lagi harus mencari sahabatnya itu kemana lagi. Meski begitu Alleya masih berusaha untuk berpikir baik tentang keadaan Yesa.

Alleya dan Dunia Novelnya (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang