Naira, bertahan ya...

50 20 6
                                    

Bagi gadis pemilik kepribadian Introvert, kemarin merupakan hari yang paling melelahkan dan cukup menguras energinya. Alleya tak pernah menyangka kemarin ia dapat diberi kesempatan untuk hadir ke kajian itu dan bertemu dengan Hafidzah, sahabat lamanya. Meski terselip sedikit rasa cemburu pada Hafidzah.

Hari ini ia memutuskan untuk izin tak masuk kampus, ia terlalu mudah lelah jika melakukan aktivitas padat tanpa dibarengi  istirahat, di tambah saat dengan kondisi kesehatan Alleya yang terasa kurang baik. 

Sejak setelah subuh dadanya kembali lagi terasa sesak, juga mual-mual dibarengi nyeri di bagian pinggang belakang yang membuat Alleya membutuhkan waktu istirahat lebih banyak. Maka dari itu Alleya hanya menghabiskan waktu istirahatnya di kamar, rebahan, nonton tv dan bersantai, seperti itu lah rutinitas hari ini yang membuatnya sedikit jenuh.

"Huhh bosen ngapain coba?" keluh Alleya seraya memainkan rambutnya.

Alleya memutuskan untuk scroll aplikasi X agar menghilangkan sedikit rasa jenuhnya. Setelah kurang lebih sepuluh menit ia menjelajahi aplikasi X, secara tak sengaja Alleya menemukan postingan di akun Arden yang membuatnya terkejut.

"Gess mau info ini buku novel punya siapa dah!? Ada di Apartemen Luxury."

Dan sudah dilengkapi dengan foto bukunya.

Sontak Alleya yang menyadari barang itu miliknya, segera mengirim pesan pribadi kepada Arden. Tak lama setelah pesan itu terkirim, terdengarlah ketukan yang berasal dari pintu kamarnya.

"Siapa ya!?" teriak Alleya, sambil jalan tergopoh-gopoh menahan rasa sakit.

Sebetulnya ia sudah menduga bahwa itu Arden, hanya saja untuk memastikan. Alleya perlahan membuka pintunya.

"Assalamualaikum Alleya...." panggil Arden dari balik pintu apartemennya.

" Arden, buku diary aku ada di kamu ya?" 

Arden tersenyum singkat dan lantas mengangguk pelan.

"Salam gue gak dijawab?"

Alleya menyembunyikan senyumnya, pipinya nampak sedikit kemerah-merahan. Ia tersipu malu oleh pertanyaan Arden.

"Yaudah deh, ini Al bukunya. Lain kali jangan teledor kalo nyimpen buku! apalagi ada privasinya," tutur Arden sembari menyodorkan bukunya.

"Makasi Ar..."

Arden menatap cukup lama Alleya, raut wajah pucat gadis di hadapannya telah menggambarkan dengan jelas bahwa dirinya tengah tidak baik-baik saja.

"Al, lagi sakit ya?"

" Gak apa-ap_____"

Belum sempat Alleya menjawab pertanyaan Arden, ia tak kuasa lagi menahan rasa mualnya dan ingin segera memuntahkan isi perut. Lidahnya terasa pahit, Alleya berlari cepat untuk memuntahkan isi perutnya, tapi, hanya cairan bening yang terus-menerus keluar. Dadanya terasa semakin sesak dan napasnya mulai tersendat-sendat.

Alleya  tak kuasa lagi menahan rasa sakitnya. Ia berusaha meminta pertolongan pada orang terdekatnya.

"Aa-ar tolongin ss-sakit!" Alleya merintih meminta pertolongan.

"Ra, bertahan ya...."

Tanpa berpikir panjang Arden segera membopong tubuh Alleya yang lemah tak berdaya. Perasaan Arden terasa sesak ketika Alleya merintih kesakitan dibarengi dengan napas yang semakin pendek.

Alleya dan Dunia Novelnya (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang