"Wah memoriku..." Gumam Naretta menatap laptop di depannya sambil memegangi kening. Memorinya yang sebesar 6GB itu sudah 2,5GB terpakai hanya untuk membuat website confess nya kepada Alvindra. Total seluruh website yang selama ini ia buat sudah ada 10 website dengan sekarang, belum lagi ia mendownload modul dan ebook yang berkaitan dengan codingan. Kebanyakan memorinya terpakai untuk melampirkan file file photo atau juga gift dalam website, sedangkan sisanya untuk file code program tersebut.
Laptop baru itu ia dapatkan beserta beasiswa yang ia terima. Dulu mungkin ia bingung dengan pemakaian nya, tapi ia bertekad untuk sedikit demi sedikit belajar.
Sama seperti yang Reva pernah katakan bahwa sebenarnya ia bisa lebih pintar lagi, hanya saja selama ini ia hidup tanpa ada pemicu yang bisa membuatnya keluar dari zona nyamannya. Dan Alvindra menjadi satu satunya orang yang berhasil membuat ia perlahan keluar dari zona itu dan mencoba banyak hal tantangan baru. Alvindra menjadi 'pemicu' dalam dirinya untuk berubah menjadi lebih baik lagi agar dapat bersanding dengan lelaki itu.
Walau tahu ia tidak akan pernah ter notice oleh lelaki itu, Naretta tetap melakukannya dengan senang hati. Membuatnya dengan sepenuh hati tanpa mengenal kata lelah untuk menyampaikan perasaannya yang semakin hari semakin bertambah.
How can you do this even when you realize that you is the 'hater man' type, Naretta?
Because only the gentleman that make the 'hater man' girls forget they type, right?
Yeah, hanya lelaki Gentleman seperti seorang Alvindra yang bisa membuatnya lupa bahwa dulu ia trauma mengenal lelaki. Cara pandangnya kepada seorang lelaki menjadi berubah dengan mengenal sosok Alvindra. Membuatnya percaya, lelaki itu berbeda dari kebanyakan lelaki lainnya, masih ada lelaki seperti itu di dunia ini.
"Yang ini yang belum dikirim ya?" Gumam gadis itu sendiri di lab komputer yang terletak paling ujung lorong. Sengaja ia memilih tempat di paling pojok dekat AC dan bersisian dengan jendela luar.
Gedung lab komputer yang berada di lantai 4 itu bersisian dengan lapang basket dan gazebo berada sehingga memudahkannya untuk melihat kejadian yang ada di lapang basket.
Kepalanya tertoleh kesamping, menatap keluar jendela yang langsung menyuguhkan pemandangan di lapang basket.
Kedua matanya menyipit memastikan penglihatannya tidak salah ketika salah satu punggung yang tampak familiar itu tertangkap dalam penglihatannya.
Benar, ia tak salah liat. Ternyata sama sepertinya, Alvindra dan teman teman lelakinya yang lain belum pulang. Mereka kini tengah asyik bermain basket menggunakan kaos polos yang kemejanya masing masing sudah dilepas dan disimpan di gazebo.
Perhatiannya dari layar laptop teralihkan, ia memilih untuk bertopang dagu memperhatikan bagaimana lelaki itu tampak menarik hanya dengan memakai kaos polos hitam berlengan pendek dan bermain basket. Apalagi ketika beberapa kali lelaki itu menyisir rambutnya ke belakang menggunakan jari jarinya.
How attractive him!
Kedua bola matanya terus memperhatikan dengan seksama bagaimana lelaki itu mempesona hanya dengan gestur sederhana. Apalagi dengan melihat senyum lepas milik lelaki itu, membuatnya mengerti jika bersama teman temannya tawa lelaki itu bisa lebih lepas meski tidak mengurangi raut datarnya.
Sudut bibirnya turut terangkat melihat senyum lelaki itu yang tampak menawan. Ketampanannya jauh meningkat berkali kali lipat jika lelaki itu sudah mengenakan pakaian yang berwarna hitam. Entah atau memang karena ia menyukai warna hitam dan melihat lelaki itu yang selalu mengenakan pakaian warna hitam, membuat Naretta tambah menyukainya.
Wanna be yours~ Play song when Naretta see his eyes
Setelah lelaki itu berhasil mencetak beberapa point, tampak sekelompok anak kecil laki laki mengerubungi nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE PROGRAM
Teen Fiction"Programmer ya?" "Kenapa memang?" tanya lelaki itu sambil menaikkan sebelah alisnya meledek perempuan pendek di depannya "Pantes lancar banget ngehack hati gue nya" ucap gadis itu ketus lelaki itu tergelak mendengarnya !!!!!Plagiat jauh-jauh dari a...